Tiga jam mengendarai mobil, Sander dan Wuri tiba di rumah Wuri di kawasan Tangerang. Sebuah desa yang agak terpencil. Letaknya jauh dari jalan utama. Sander sedikit mengeluh karena jalan yang mereka lalui membuat mobilnya kotor. Jalan becek dan berbatu. Beberapa kali ban mobilnya terperosok dalam lubang.
"Kadang aku tidak mengerti, bagaimana orang bisa bertahan hidup di tempat terpencil seperti ini," gumamnya.
"Oh ya? Kadang aku juga tidak mengerti bagaimana orang-orang kaya sepertimu bisa hidup baik-baik saja tanpa tahu kehidupan lain di luar kalian."
Tawa Sander pun pecah, gadis di sebelahnya ini memang sangat luar biasa. Selalu ada cara bagi Wuri untuk menjawab perkataan Sander dengan cara yang tepat.
"Aku bukan tidak tahu, Wuri. Hanya saja, akhir-akhir ini entah kenapa hidupku seperti berputar disekitarmu."
"Aku tidak pernah memintamu."
"Ya, Perawatku Sayang. Ini semua inginku. Menarik melihat dan masuk ke dalam kehidupan lain yang sangat berbeda."