"Kenapa rontoknya jadi semakin banyak? Jika terus begini, aku bisa benar-benar jadi botak nanti,'" keluh Vivi sambil melihat helaian rambut rontok yang memenuhi telapak tangan kirinya.
Saat ini Vivi sudah kembali ke apartemennya sendiri dan meski sudah memakai shampo pencegah kerontokan yang harganya sangat mahal, ia tetap tidak bisa menghentikan kerontokan yang membuatnya jadi frustrasi.
Namun masalah kerontokan yang merupakan efek dari penyakitnya itu bukanlah satu-satunya hal yang membuat Vivi jadi sedih. Saat melepaskan handuk yang sejak tadi membalut tubuhnya, ia jadi semakin sedih melihat tubuh telanjangnya yang terlihat sangat kurus melalui cermin yang ada di hadapannya.
Tidak ada lagi tubuh langsingnya yang indah dan selalu dipuja oleh orang-orang. Kini yang tersisa hanyalah tubuh kurus dengan tulang-tulang menonjol yang membuat tubuhnya tampak sangat ringkih dan rapuh.