Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Bawdy Vampire

diamond_rays10
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.2k
Views
Synopsis
“Aku ga tahan, kamu jangan deket-deket bisa? Tapi aku pengen peluk kamu, gimana dong?!” ujar Mike menatap frustasi ke arah sang kekasih, Lala. Lala yang merupakan candu bagi Mike. Karena semenjak ia terjangkit virus ‘Crazy Pervert’, seolah-olah Lala merupakan oksigen baginya. Virus yang Mike dapat ketika berumur 12 tahun itu menyebabkan dirinya begitu mesum dan gila akan diri Lala. Bagaimana reaksi Lala menghadapi virus yang ada di diri Mike? Apakah mereka akan bersama-sama menemukan formula untuk mengatasi virus tersebut? Bagaimana asal mula Mike terjangkit virus ‘Crazy Pervert’? Dan apakah vampire memang bisa hidup berdampingan dengan manusia? Saksikan petualangan kisah mereka hanya di The Bawdy Vampire.
VIEW MORE

Chapter 1 - Michael Ludolf Ruthven

"Paman kita mau kemana?" tanya seorang anak laki-laki dalam gendongan seorang pria dewasa.

"Kita akan ke tempat yang aman Mike."

"Tapi bagaimana dengan ayah?" tanya anak itu kembali.

"Kamu bisa diam tidak!" sentak pria dewasa membuat anak kecil tersebut tersentak kaget mendengarnya, ini pertama kalinya tangan kanan sang ayah menyentak dirinya.

Sedari tadi mereka berlari namun tak kunjung sampai membuat anak yang di panggil Mike itu bosan, andai saja mereka menggunakan kekuatannya sekarang pasti mereka akan sampai ke tempat tujuan dalam waktu yang singkat. Namun sayang paman selaku tangan kanan ayahnya tidak memberitahui dia kemana mereka akan pergi ini.

Satu jam berlari sambil menggendongnya membuat sang paman bermandi keringat, tibalah mereka di sebuah rumah yang tampak indah di bagian depan. Mereka memasuki rumah tersebut, ternyata rumah ini adalah sebuah toko karena Mike melihat beberapa pengunjung di sini.

"Kamu tunggu di sini," ujar sang paman membat Mike terdiam di kursinya.

Ia gelisah di tempat duduknya, apakah ayahnya baik-baik saja? Apakah Nicho juga tidak mati? Walaupun mereka tampak menyebalkan namun tidak bisa di pungkiri ada rasa khawatir dalam diri anak laki-laki tersebut.

Lima belas menit sudah ia menunggu, sang paman tak kunjung datang juga.

"Woo siapa anak kecil ini?" tanya seorang pria dengan kuping runcing sambil meletakan botol yang di bawanya di meja.

"Kau mengingatkanku pada tuanku, hm sedang apa kau di sini nak?"

Anak laki-laki itu masih memperhatikan orang yang sedang mengajaknya berbicara sekarang, Michael Ludolf Ruthven merupakan nama anak tersebut yang memang biasa di panggil Mike.

"Oh aku seorang elf, memang di benua ini sangat jarang sosok yang sepertiku," ujar pria itu seolah tau arti tatapan dari anak yang ada dihadapannya.

"Bisakah kau mencari pamanku?"

"Kau ternyata kesasar ya, tunggu aku di sini biar aku menyelesaikan urusanku dulu sebentar. Setelah itu baru aku akan membantumu mencari pamanmu." Pria itu pun pergi tanpa menunggu balasan darinya meninggalkan sebotol cairan aneh di meja itu.

Mike yang memang penasaran pun mengambil botol tersebut, ia membukannya dan mencium aroma manis yang menguar membuat ia yang memang haus sedari tadi pun tanpa pikir panjang menegaknya.

"Papah kok ada anak kecil di sini?" tanya seorang gadis kecil, membuat Mike menoleh ke arahnya. Ada yang aneh dengan dirinya, Mike menelan air liurnya dengan susah payah sembari melihat bibir mungil itu yang terus bergerak.

"Hei nak, kenapa kau ada di sini?" tanya pria dewasa yang bersama gadis kecil itu, belum sempat Mike membuka suara, pengunjung di sini berteriak histeris melihat gerombolan orang yang memasuki toko tersebut.

"Astaga," gumam pria dewasa itu.

"Lala tunggu di sana, kamu juga ke sanalah nak. Ingat jangan keluar, kalian harus bersembunyi hingga papah menjemput." Lala dan Mike pun langsung saja menuruti perkataannya, mereka berlari dan bersembunyi di dalam lemari.

Untungnya lemari ini agak besar jadi mereka tidak terlalu kesulitan bernafas, tangan mereka tidak sengaja bersentuhan membuat Mike tersentak kaget merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.

"Hiks huhmpp," isak Lala menutup mulutnya menahan tangis dengan badan yang bergetar. Hati Mike terasa nyeri melihatnya, tanpa sadar tangannya membawa tubuh gadis itu masuk ke dalam dekapannya.

"Hmpp, hiks hiks hmpp."

Mike mengangkat dagu gadis kecil itu, mengusap air matanya dan menempelkan tangannya ke mulut dengan pertanda diam. Mike mengecup kelopak mata itu hingga hidungnya, Mike menatap bibir mungil yang cemberut di hadapannya membuatnya mengalihkan pandangan.

"Nanti kita ketauan," gumam Mike membuat Lala mencoba menghentikan tangisnya.

"Cari sampai ketemu, kita bisa menjual dengan harga tinggi anak kecil tadi!" seru seseorang membuat mereka tersentak kaget, badan Lala bergetar hebat dengan menyembunyikan wajahnya di dada Mike.

"Wah-wah ternyata kalian sembunyi di sini, ketemu bos mereka ada di sini."

Lala sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi, gadis kecil itu manangis histeris membuat bola mata Mike berubah menjadi merah ia mengibaskan tangannya membuat pria yang membuka lemari tadi terhempas ke dinding hingga dinding itu retak.

"Wuah, kita dapet tangkapan besar! Anak itu seorang vampire ternyata," ujar pria yang di panggil bos dengan tatapan binarnya.

"Cepat tangkap mereka," perintahnya. Membuat bawahannya menyerbu mereka, namun satu persatu mereka terhempas oleh kekuatan yang Mike keluarkan, melihat celah tersebut membuat Mike menarik tangan Lala untuk lari dalam kesempatan itu namun sayang Lala yang memang sedang di landa ketakutan membuat kakinya lemas dan terjatuh membuat sang bos menangkapnya.

"Ketangkep," ujar bos puas.

"Apa? Kamu ingin mengeluarkan kekuatanmu?"

Mike menggeram dan melemaskan kepalan tangannya, mereka pun di bawa entah kemana.

"Nah kalian diam di situ, ada pertunjukkan menarik untuk kalian."

Lala meringkuk dengan keadaan yang benar-benar kacau.

"Lala," lirih Mike memanggil gadis kecil itu membuatnya mendongak.

"Papah," gumam Lala, tubuhnya bergerak dengan sendirinya mendekap Lala.

CTAR

Suara cambuk menganggetkan kedua jenis kelamin itu.

"Huwaa hiks hiks," tangis Lala histeris melihat seorang wanita dengan keadaan yang benar-benar berantakan dan luka dimana-mana sedang di cambuk di hadapannya membuat Mike menutup mata Lala tidak ingin membuat gadis itu melihat pertunjukkan yang di maksud oleh penculik.

"Ikat mereka, biarkan mereka menyaksikan pertunjukkan yang menyenangkan. Biar mereka tau dampak dari orang-orang yang tidak menurut ini."

Mike dan Lala pun di pisahkan dan di ikat sembari melihat ke arah depan, orang-orang yang di cambuk dan di setubuhi ramai-ramai bisa di lihatnya. Mike yang melihatnya pun ikut pucat, kejam sekali mereka tidak memandang apapun bahkan anak kecil pun di gilir di sana.

Mike melihat ke arah Lala yang melotot menatap ke arah depan dan langsung lemas tak sadarkan diri membuat Mike menggeram melihat gadis itu pingsan. Mike hanya menatap ke arah Lala sedari tadi membuat bawahan bos menarik dagunya dan memaksanya untuk melihat ke arah depan.

Mual, itulah yang di rasakan Mike sekarang ketika bau-bau aneh tercium bercampur aroma darah apalagi bisa ia lihat orang-orang itu di paksa minum cairan aneh.

"Kau juga minumlah."

Mike menggeleng, namun ia di paksa untuk minum membuatnya tersedak. Rasanya sungguh aneh dan amis membuat Mike pun memuntahkan isi perutnya dan Mike merasa sekelilingnya berputar dan buram.

Brak

Suara dobrakan terdengar, bisa ia lihat dan dengar namanya yang terpanggil oleh Nicho? Ah rupanya pria itu baik-baik saja syukurlah. Ia pun melihat ke arah Lala yang masih tidak sadarkan diri, ia mencoba menggapai tangannya dan memanggilnya, "La-la."

Di sisa kesadarannya Mike berharap ia dapat berjumpa lagi dengan gadis kecil itu, gadis yang membuatnya menatap dengan gairah yang ia tak tau apa itu.

To be continued