Chereads / The Bawdy Vampire / Chapter 3 - Bertemu Pria Mesum

Chapter 3 - Bertemu Pria Mesum

"Makanya sebelum tidur itu biasain baca doa Lala," nasehat sang mamah pun keluar dari mulutnya yang di salah maksudkan oleh Lala. Lala kira itu adalah omelan dan teguran untuk dirinya.

"Engga abang, engga Velo sekarang mamah. Lala kan lupa, emang papah aja yang beda," ucapnya memeluk erat sang papah dan duduk di pangkuannya. Damien mengelus punggung putri satu-satunya. Membuat mamahnya hanya menghela nafas mendengar itu.

"Ale, kamu hari ini bisa bantu papah?" tanya Damien ketika melihat anak pertamanya itu memasuki ruang makan.

"Hari ini abang udah janji mau ajak Lala jalan-jalan," jawab Lala mewakili sang abang.

"Papah engga di ajak?"

"Papah kerja, mamah juga pasti bantuin papah."

"Aku ikut!" seru Velo yang sekarang sedang memakan kue kering.

"Kue Lala," protesnya menurunkan diri dari pangkuan sang papah menuju ke arah Velo dan mengambil kue yang tinggal beberapa potong lagi.

"Untung aja belum di habisin," ucap Lala penuh syukur.

"Ini punya kamu sayang," ujar Daisy, sang mamah menyerahkan setoples kue kering kepada putrinya. Walaupun ia suka mengomel namun rasa sayang itu nyata adanya. See, masing-masing orangtua emmang punya caranya sendiri dalam menyayangi anak dan mendidiknya.

"Wah." Binar bahagia muncul dalam bola mata Lala membuat mereka yang ada di ruangan tersebut tersenyum melihatnya.

"Mau lagi dong."

"Enak aja, ini punya Lala. Velo kan udah." Lala mendekap erat toples yang berisikan kue keringnya dan menuju ke arah kursi biasa ia duduk untuk sarapan.

"Dasar pelit," dengus Velo.

Mereka berjalan melihat-lihat sekitar sesampainya di pasar itu.

"Lala jangan lari-lari," teriak Velo melihat kembarannya yang berlari ketika sampai di pasar.

"Abang ayo, lama banget ih jalannya," keluh Lala, sekarang ia berada di depan toko kue membuat Velo berlari saking senangnya melihat toko tersebut.

Ale menyentil kening Velo, "Kamu nyuruh Lala jangan lari-lari tapi kamunya sendiri lari."

Velo hanya menyengir mendengar omelan sang abang.

"Selamat pagi Bibi," sapa Lala ketika memasuki toko tersebut.

"Pagi Vela."

"Bibi!" seru Velo.

"Oh halo Velo," sapa Bibi sang pemilik toko kue.

"Seperti biasa?" tanya Bibi.

"Yeah, kue kering dan bolu coklat!" jawab Lala riang.

"Aku juga," ujar Velo tak kalah riangnya, si kembar Ramsey memang kesayangan orang-orang karena sikapnya yang seperti itu.

"Oke tunggu ya, kalian bisa duduk dulu di sana."

"Kau mau pesan apa Ale?"

"Aku tidak-"

"Yeah seperti mamahmu, tidak terlalu suka yang manis. Tapi aku membuat kue jahe apakah mau?"

"Kue ini tidak terlalu manis," sambungnya.

"Baiklah bibi, boleh aku coba."

"Yah tidak manis agak pahit karena jahe, aku mau pesen ini juga boleh Bi."

"Kue kering dua bungkus, dua bolu coklat dan satu bungkkus kue jahe oke," ujar Bibi menyebutkan pesanan mereka.

Lala duduk di kursi tunggu bersama Velo, ia mengayunkan kakinya di kursi.

"Halo Lala," sapa seorang pria paruh baya yang baru saja tiba.

"Halo Paman."

"Kalian suka sekali kue ya."

"Kue Bibi sangat lezat."

"Iya kue Bibi benar-benar lezat," setuju Velo.

"Hahaha, sambil menunggu Bibi silakan menikmati kue ini gratis untuk si kembar yang menggemaskan."

"Woah, makasih banyak Paman." Melihat keantusiasan si kembaran membuat pria yang di panggil paman itu tersenyum lebar, ia adalah Sam suami dari Bibi. Mereka memakan kuen pemberian Paman Sam dengan begitu khidmat.

Lala tak sadar bahwa ada sepasang yang sedang menatapnya dalam.

"Pstt," bisik Velo.

"Apa Velo?" tanya Lala ikut berbisik.

"Lihat ke arah jam 3, pria itu sepertinya menatap kamu terus," ujarnya yang peka terhadap sekitar, memang sedari mereka masuk entah kenapa tatapan Velo langsung jatuh ke orang mencurigakan itu. Dan ia perhatikan memang sedari tadi orang itu memperhatikan kembarannya terus-menerus.

Lala pun mengikuti arah pandang Velo, dapat ia lihat seorang pria menggunakan jubah hitam dengan topeng yang terpasang pada wajahnya memang sedang menatap dirinya. Pria itu mengulas senyum lebar ke arahnya dan menjilat bibirnya membuat Velo sontak menutup mata Lala.

"Kenapa?" tanya Lala.

"Pria itu mesum Lala."

Lala tampak familiar dengan pria yang kata Velo mesum itu.

"Nih lebih baik kamu makan kue saja," ucap Velo memasukkan sepotong kue ke dalam mulut Lala.

"Ewnak bwanget."

"Kau tak ingin makan ini Velo?" tanya Lala membuat Velo mengeleng dan memperhatikan pria mesum itu, Velo tidak berselera sekarang karena melihat pria yang mencurigakan ia harus waspada menjaga kakaknya.

"Ayo, kuenya sudah."

"Yeay, dadah Bibi terimakasih," ucap Lala pamit undur diri.

"Paman Lala pergi dulu dadah, ah terimakasi untuk kuenya." Sepasang suami istri itu pun melambaikan tangannya sembari tersenyum gemas.

Lala sempatkan untuk melihat pria mesum itu, sekarang pria itu sedang menatap tajam ke arahnya membuat Lala bergidik ngeri. Tadi pria itu tersenyum mesum dan sekarang menatap tajam ke arahnya. Apakah pria itu memiliki pribadi yang berbeda-beda? Tak ingin memikirkan itu, Lala melengos langsung menggenggam tangan Ale erat.

"Kenapa?" tanya Ale ketika merasakan genggaman tangan yang mengerat.

Lala menggeleng, "Abang kita mampir ke sana dulu ya."

Mereka menghampiri pertunjukkan yang menarik perhatian orang-orang termasuk Lala.

"Pulang aja Lala," ujar Velo yang memang tak sabar ingin mencicip kuenya, gara-gara pria itu ia jadi tak bisa mencicipi kue buatan Bibi.

"Bentar aja janji, keliatannya seru Velo. Ayo kita ke sana." Lala pun menarik tangan sang abang yang membuat Velo mau tidak mau ikut dalam langkah kakinya.

"Wuah kerenkan?!"

"Wah, itu kenapa mulutnya bisa ngeluarin api ya?" tanya Velo.

"Liat itu, dia minum minyak dulu baru di sembur Velo."

"Err, rasanya pasti aneh."

"Keren ya, mereka kerja ternyata. Lala kira emang murni buat hiburan, abang minta uang," todong Lala menyodorkan tangannya, Ale pun tak berfikir panjang memberi sang adik dua lembar kertas. Ia kira Lala ingin jajan ternyata adiknya itu memberikan uang tersebut ke orang-orang yang ada di hadapannya. Melihat kelakuan Lala membuat Ale mengulas senyum tipis.

"Udahkan?"

"Bang kita mampir lagi ke sana ya?"

Ale melihat ke arah mana Lala menunjuk.

"Udah Lala, tadikan udah janji. Masa mau di ingkarin? Ga boleh dosa tau, nanti Dewa marah," ucap Velo mengingatkan sang kakak.

"Langsung pulang aja ya, di belakang ada orang yang ngikutin kita dari tadi," bisik Ale membuat Lala mencuri pandang ke belakang. Benar saja pria mesum itu ternyata mengikutinya sedari tadi. Lala pun mengangguk takut, lebih baik ia menuruti perkataan abangnya.

"Tunggu aku Lala," gumam pria tersebut kemudian menghilang bersama dengan hembusan angin yang cukup kencang menerpa anak-anak Ramsey itu.

To be continued