Chereads / My AL / Chapter 25 - Rasa Penasaran

Chapter 25 - Rasa Penasaran

Kata-kata Yasa yang membahas mengenai tabiat berbeda seorang Allesio berhasil membuat Aleera penasaran. Aleera rasa, apa yang Yasa katakan itu adalah sebuah candaan biasa. Yap, seperti apa yang terdengar olehnya dan juga Rin. Tapi, rasa-rasanya saat Yasa mengatakan hal itu, Yasa seperti memberikan sebuah kode kepada Aleera. Buktinya adalah saat Yasa mengatakan hal itu, Yasa tidak berhenti-henti melihat ke arah Aleera.

"Tante, sepertinya Aleera mau ke toilet sebentar," izin Aleera dengan suara pelan kepada mama Allesio yang masih asik memainkan handphone miliknya. Mama Allesio pun langsung tersenyum kepada Aleera dan sedikit mengganggukkan kepalanya.

Aleera benar-benar pergi dari sana setelah mendapatkan izin itu. Sementara itu, Yasa tersenyum saat melihat Aleera yang memutuskan pergi dari sini. Kalau tebakan Yasa, mungkin Aleera akan pergi mendatangi Allesio yang sedang kelelahan mental itu.

Allesio memang seperti itu, dia membutuhkan banyak waktu di luar jam kerja untuk sendirian dan Yasa saja belum pernah melihat apa yang sebenarnya Allesio lakukan di saat ia sendiri itu.

Ah, mungkin saja Allesio memutuskan untuk menonton beberapa serial film anak, kan? Banyak cara agar bisa menghilangkan rasa lelah kita, yang sebenarnya kelelahan ini melebihi dari kelelahan fisik biasa. Menonton film juga adalah satu cara untuk mengurangi rasa capek berlebihan itu. Tapi, kita tidak tahu bagaimana cara Allesio mengatasinya.

Yasa penasaran, tapi Yasa tidak mau menebak apapun karena sebenarnya kalau Yasa mencoba untuk menebak, ia malah akan makin penasaran, kan?

***

Papa Allesio masih sempat menelpon papa Aleera sesaat beliau sampai di ruangannya. Ada beberapa hal yang diceritakan oleh papa Allesio termasuk juga dengan kedatangan Aleera ke perusahaan mereka.

"Padahal aku yang meminta anakmu untuk membantuku, tapi malah kau dan anakmu lah yang merasa terbebani atas semua ini. Sulit sekali rasanya untuk tidak menyusahkan kalian, padahal aku sudah berusaha untuk tidak membebani kalian," kata papa Aleera panjang lebar. Papa Allesio hanya mendengarkan saja.

Mungkin, kalau mereka tidak bertemu Allesio maka mereka juga harus membebankan semua ini kepada Rin. Ah, tidak. Sebenarnya, masih banyak anak-anak laki-laki di keluarga Raesha.

Papa Allesio benar-benar tidak tahu harus bagaimana kalau ia menjadi papa Aleera. Dan mungkin saja menjadi Aleera juga terasa sulit nantinya.

"Allesio sama sekali tidak mengeluhkan apapun dan akupun juga begitu, jadi apa yang kau cemaskan?" tanya papa Allesio sambil melihat ke arah Aleera yang asik mengobrol dengan anak dan istrinya, ya, jangan lupakan Yasa yang ikut nimbrung di sana.

Entah apa yang mereka bahas, Mereka terlihat sangat senang dan tertawa-tawa. Mungkin papa Allesio harus bersenang-senang juga.

"Tapi, sungguh aku benar-benar terkejut karena Aleera ada di sini." Papa Aleera masih tidak percaya apa yang papa Allesio kabarkan kepadanya terkait kedatangan Aleera ke perusahaan milik Allesio atau Raesha. Apa mungkin ini ada sangkut-pautnya dengleera yang mengatakan hal-hal mengerikan kemarin di butik milik Aleera?

"Sayang sekali Allesio tidak bisa menemui Aleera. Karena tragedi lalu, Allesio kadang sering membutuhkan waktu sendiri dan tidak ingin diganggu siapapun," beritahu papa Allesio lagi kepada papa Aleera. Mungkin, hal ini masih berhubungan dengan kecelakaan yang didapatkan Allesio dulu. Mungkin, sih!

***

Aleera tahu kalau ia harus naik satu lantai lagi dari lantai ruangan milik papa Allesio jika ia benar-benar ingin menuju ke ruangan Allesio. jadi Aleera memutuskan untuk masuk ke dalam lift terlebih dahulu. Ruangan Allesio tidak susah untuk di cari, akan ada tulisan jabatan yang Allesio emban tepat di pintu masuknya, seperti halnya papa Allesio tadi.

Tapi, mencarinya yang sedikit sulit. Ada beberapa lorong yang Aleera lewati untuk menuju ke sana dan Aleera bahkan dilihati oleh beberapa orang yang sedang berjalan di sekitaran sana. Aleera pikir akan sedikit orang yang ada di lantai ini, ternyata ada beberapa orang yang bolak-balik lewat sejak tadi sambil menenteng barang-barang mereka. Ya, seperti tas, laptop dan sebagainya.

"Kenapa mencari ruangannya akan terasa sesulit ini!" seru Aleera kepada dirinya sendiri. Ia juga sedikit lupa jalan kembali ke lift terdekat. Ah, mungkin ia bisa meminta tolong kepada mama Allesio. Tapi, Aleera tidak memiliki nomor mama Allesio.

Berarti, mungkin ia harus menelpon papanya untuk meminta nomor orang tua Allesio agar bisa mendatanginya karena sepertinya Aleera tersesat. Huft, bahkan ini pertama kalinya ia terlihat tersesat seperti ini. Padahal perusahaan papanya yang juga memiliki banyak lorong dan agak banyak liku, tapi sama sekali tidak membuatnya nyasar seperti ini.

Okay, sebenarnya rasa takut lebih mendominasi Aleera sekarang ini. Ia takut ketika ia ketahuan nyasar nanti, semua keluarga Raesha malah berpikiran buruk tentangnya. Padahal, ia hanya ingin bertemu dengan Allesio. Ya, bisa di bilang ia terlalu nekat hanya karena penasaram atas laki-laki itu. Padahal di awal, ia sudah menyerah saat ia melihat adik papanya juga ikut-ikutan berada di sini.

Ah, ngomong-ngomong Aleera masih tidak tahu apa yang ingin ia bahas nantinya jika ia bertemu dengan Allesio. Mungkin, ia harus memikirkannya mulai sekarang karena peluang ia bisa bertemu dengan Allesio sekarang jadi lebih besar. Tentu saja karena keberanian yang ia miliki.

"Apakah kau kenal wanita itu?" tanya salah satu pegawai yang berbisik-bisik kepada pegawai lain yang ada di sampingnya. Sialnya, mereka malah sedang melirik ke arah Aleera yang malah masih berusaha tetap masa bodoh seperti tidak terjadi apapun.

"Mungkin dia adalah tamu pak Allesio," ujar pegawai yang lain. Mereka memang terkesan seperti orang-orang yang sedang berbisik-bisik tapi anehnya suara mereka bisa didengar oleh Aleera yang pura-pura bodoh akan apa yang mereka katakan. Walaupun sebenarnya Aleera masih mendengarkan apa yang mereka semua katakan di dekatnya.

"Apa mungkin mereka adalah pacar pak Yasa? Aku sudah lama tidak melihat pacar pak Yasa datang ke sini," kata-kata mereka malah membuat Aleera heran, kalau mereka pernah melihat pacar Yasa, bukankah seharusnya mereka juga mengenal bagaimana wajah dari seorang pacar Yasa?

"Dia ini pacar pak Yasa yang ke berapa ya?" Aleera pun langsung pergi dari sana. Ya, wajar saja mereka ragu mengenai pacar Yasa itu. Jumlah pacar Yasa bahkan tidak berseri lagi.

Aleera pun menemukan sebuah pintu yang bertuliskan jabatan Allesio. Awalnya Aleera memutuskan untuk melihat ke arah pintu itu saja sambil memikirkan apa alasan ia berada di sini. Tapi, sepertinya ia masih tidak menemukan ide apapun terkait hal ini.

Okay, mungkin kapan-kapan Aleera bisa datang lagi ke sini dan bertemu dengan Allesio. Baru saja melangkahkan kaki menuju ke arah Aleera datang tadi, sebuah bunyi pecahan kata terdengar di telinga Aleera.

PRAKKK