Chereads / My AL / Chapter 26 - Kau Akan Aku Dapatkan

Chapter 26 - Kau Akan Aku Dapatkan

Baru saja tiga langkah Aleera beranjak pergi menjauh dari pintu ruangan milik Allesio, Aleera malah dikejutkan dengan bunyi pecahan kaca yang Aleera yakini itu berasal dari ruangan yang ia pikir merupakan ruangan pribadi milik Allesio itu.

Aleera malah spontan mendekati pintu itu dan membukanya, ia juga masuk ke dalam sana dan menutup pintu itu kembali. Ruangan yang gelap ini awalnya benar-benar membuat Aleera takut. Traumanya pun bisa ia rasakan berlari-lari di pikirannya. Tapi anehnya ia bisa menahan semua rasa takut yang tiba-tiba hinggap itu. Pikirannya teralihkan dengan rasa penasaran dan khawatir kepada Allesio yang sebenarnya tidak ia kenal dengan baik itu.

Tidak! Lebih tepatnya, Aleera mencoba mengalihkan semua rasa takutnya itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi kepada seorang Allesio. Bahkan tangannya masih bergetar hingga saat ini juga.

"Al, kau di mana?" seru Aleera dengan suara yang bergetar. Padahal, Aleera sudah lama tidak menghadapi ruang gelap seperti ini, tapi saat ia menghadapi hal ini lagi, Aleera benar-benar tidak bisa menahan rasa takutnya. Ia sangat takut.

Jantung Aleera pun malah berdetak sangat kencang, ia juga ikut mengkhawatirkan dirinya yang mungkin akan pingsan di dalam sini.

Ruangan yang sangat luas ini benar-benar makin membuat Aleera pusing, walaupun ada beberapa cahaya yang bisa ia lihat, cahaya yang bisa melewati beberapa cela itu, tapi ia masih merasakan sensasi pusing dan mual. Padahal tempat ini sebenarnya tidak sempit seperti saat itu.

Sampai Aleera menemui bayangan seseorang yang sedang terduduk di lantai sambil menelungkup wajah di kedua kakinya. Pose itu benar-benar seperti anak kecil yang sedang menunggu seseorang untuk menyelamatkannya. Aleera pernah berada di pose itu dan rasa takutnya serta ingatannya itu makin menjadi-jadi masuk ke dalam pikirannya.

Aleera harus tenang, ia harus menahan diri.

"Kau?" Suara Allesio, Aleera yakin itu. Tapi, suara itu terdengar lebih serak dari biasanya, ada suara yang terputus saat Allesio mengatakan hal itu. Tunggu, jangan bilang kalau bayangan orang yang terduduk di lantai itu adalah Allesio.

Orang yang Aleera lihat sedang terduduk itu malah langsung bangkit dan berdiri. Aleera dengan jelas bisa tahu kalau orang itu sedang menghadap ke arahnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Mereka benar-benar berhadapan dan Allesio pun bisa mengenali Aleera dengan baik walaupun hanya ada sedikit pencahayaan di sekitar mereka.

Di dekat tangan laki-laki itu seperti ada bara api yang menyala. Ada sedikit asap juga di sana. Aleera tidak bodoh untuk menebak kalau Allesio sedang merokok karena apa yang Allesio pegang itu adalah sebuah rokok.

"Setahu papa, Allesio sama sekali tidak merokok dan minum minuman keras," seru papanya beberapa waktu yang lalu kepada Aleera dan papanya salah besar saat menilai orang yang ada di depannya ini. Papa mungkin harus disadarkan kalau sebenarnya tidak ada seseorang seperti malaikat yang papanya sebutkan selama ini. Allesio bukanlah malaikat yang tidak memiliki cela sama sekali pada kehidupannya itu.

Seperti sekarang ini contohnya!

Aleera tidak bodoh, ia bisa mencium bau minuman keras dari tempat ia berdiri sekarang. Tangan Aleera masih bergetar, sungguh. Tapi, fokusnya jadi sedikit teralihkan.

"Kau datang di saat aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun. Ah, apa aku salah lihat karena di sini terlalu gelap?" Suara serak itu benar-benar membuat pikiran Aleera berkeliaran entah kemana. Sebenarnya bukan hanya karena Aleera yang terpesona dengan suara itu, tapi nada suara menyindir itu sama sekali tidak seperti Alessio yang pernah memintanya untuk pulang ke rumah beberapa hari yang lalu, atau Allesio yang sering diceritakan papa kepadanya.

Alessio yang itu dan Allesio yang sekarang terlihat dan terdengar sangat berbeda. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan laki-laki itu?

"—Mungkin, kau akan melihat Allesio dalam tabiat yang berbeda!" Aleera jadi ingat perkataan dari Yasa tadi. Apa ini yang dimaksudkan Yasa? Seorang Allesio dengan tabiat berbeda? Apa papa benar-benar akan menikahkannya dengan seseorang yang memiliki tabiat buruk seperti ini? Seharusnya papa ada di sini untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, kan?

Tidak! Mungkin tidak terlalu buruk, tapi menyembunyikannya seperti ini malah membuat Aleera curiga. Pasti akan ada banyak tabiat buruk lainnya yang sedang Allesio simpan, kan?

"Bukannya kau juga sama seperti mereka? Pasti kau berpikir kalau aku adalah orang yang buruk. Apa aku harus memperlihatkan seberapa buruknya aku?" Allesio berjalan perlahan mendekati Aleera. Bara api itu sekarang sudah ada di lantai, terjatuh begitu saja dari sela jari tangan milik Alessio. Beruntungnya, Aleera bisa melihat kalau bara itu ikut terinjak saat Allesio sedang berjalan perlahan mendekati Aleera. Untungnya Allesio mengunakan sepatu sehingga bara itu sama sekali tidak melukai kaki Allesio.

Ada yang aneh. Tidak ada rasa takut lagi di dalam diri Aleera saat ia tahu kalau di ruangan ini adalah Allesio walaupun sebenarnya getaran pada tangan Aleera masih belum terhenti. Tapi tiba-tiba dada Aleera yang tadinya terasa sesak malah terasa jauh lebih tenang. Apa karena di sini ada Allesio?

Aleera benar-benar tidak bergerak walau hanya sesenti saja. Kakinya tiba-tiba membeku di tempat seakan-akan menunggu Allesio agar bisa mendekatinya. Apa yang sebenarnya diharapkan dari seorang Aleera kepada Allesio Aten Raesha?

"Kau hanya diam? Apa artinya kau benar-benar mau melihat kebejatanku? Aku akan memperlihatkannya dan jangan kau pergi dari sini hingga kita benar-benar selesai," kata Allesio sambil menampakkan senyum sinisnya yang sama sekali tidak terlihat oleh Aleera. Allesio melangkah dengan sedikit lambat dan tidak lupa juga dengan gerakan-gerakan yang terlihat tidak wajar di mata Aleera.

Allesio seperti orang mabuk. Ia berjalan tidak tegap seperti biasanya Allesio lakukan. Entah sudah berapa banyak minuman yang ia teguk sejak tadi. Tapi, Aleera pun sadar, semakin Allesio melangkahkan kakinya mendekati Aleera, maka bau dari minuman keras itu makin tercium dan menyengat.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Allesio? Aleera benar-benar tidak mengerti, tapi bukan hanya bau alkohol, juga ada bau darah yang ikut tercium oleh Aleera. Aleera tidak tahu apa yang terluka dan siapa yang terluka.

Tapi, dari tempat Aleera berdiri itu, Aleera bisa melihat adanya silaunya dari setumpuk kaca yang pecah di lantai. Tumpukan kaca dan remahannya itu berada di dekat tempat Allesio terduduk sebelum akhirnya jarak Aleera dan Allesio semakin dekat. Bahkan, Allesio seakan-akan ingin menabrak Aleera.

Padahal, jarak mereka sudah dirasa dekat, sangat dekat malah untuk dua orang yang berlawanan jenis. Apalagi mereka tidak saling mengenal dengan baik. Tapi, Allesio seakan-akan tidak berniat berhenti dari proses berjalannya yang mendekati Aleera.

"Kau akan aku dapatkan!"