Chereads / My AL / Chapter 24 - Rasa Penasaran Aleera Atas Perkataan Yasa

Chapter 24 - Rasa Penasaran Aleera Atas Perkataan Yasa

Wajah marah mama Allesio itu memang terlihat marah, tapi sebenarnya apa yang ia lontarkan tadi adalah bentuk kebaikan yang ia miliki. Mereka adalah orang baik, pikir Yasa.

"Masih di kantor, nyonya. Saya tidak mungkin berlaku tidak sopan kepada orang tua dari bos saya!" seru Yasa yang membuat Rin tertawa. Kak Yasa memang selalu seperti itu, rendah hati dan baik. Anehnya, mau bang Allesio ataupun kakak Yasa, tidak ada satupun di antara mereka yang sudah memiliki pacar, aneh, kan?

"Kak, ayo kita ke ruangan Abang Al. Kita harus memberitahu Abang Al kalau ada kak Al di sini!" seru Rin yang sedang berjalan mendekat ke arah Yasa. Yasa tersenyum lebar ke arah Rin yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Yasa menghela napas. Mana mungkin bisa semudah itu, kan?

Yasa menolak permintaan Rin. Sebelum itu, Yasa mengelus surai rambut coklat Rin dengan sayang. Yasa melakukannya dengan perlahan agar tidak merusak style rambut Rin yang sudah benar-benar indah itu.

"Tuan Allesio sedang tidak bisa diganggu. Ada beberapa hal yang sedang ia pikirkan termasuk juga tentang bagaimana caranya menemui seseorang wanita yang tidak tahu terima kasih!" Suara lembut dari Yasa pasti tidak akan membuat seseorang tersindir, bahkan senyuman ramahnya itu pun benar-benar membuat Yasa terlihat seperti orang yang paling baik sedunia, tapi ternyata Aleera merasa tersinggung. Aleera merasa marah dengan prasangka Yasa kepadanya.

Hei, bagaimana mungkin Aleera tidak tersinggung, saat Yasa mengatakan hal itu, Yasa sengaja melihat ke arahnya dengan tatapan sinis. Lalu, Yasa kembali melihat mama Allesio dan Rin dengan senyuman hangatnya. Lagian, Aleera adalah orang yang tahu terima kasih. Dasar, Yasa bodoh! Aleera benar-benar kesal?!

"Wah, sayang sekali. Padahal, Aleera sedang mencarinya. Iya, kan, Aleera?" Mama Allesio melihat ke arah Aleera. Begitu juga dengan Rin dan Yasa.

"Maaf, Tante. Aleera ke sini bukannya mau cari Allesio!" jawab Aleera salah tingkah. Yasa langsung tahu kalau Aleera sepertinya sedang berbohong kepada mereka semua.

"Jadi, siapa orang yang sedang nona cari? Saya?" Mata jahil milik Yasa dan juga senyum anehnya itu benar-benar membuat Aleera merasa kurang nyaman. Temannya saja seperti ini, apa lagi Allesio. Kalian ingatkan kalau Allesio itu seseorang yang sudah memiliki segalanya. Pasti dia juga suka mengerdipkan sebelah matanya kepada banyak wanita, seperti apa yang temannya ini sedang lakukan kepada Aleera.

Aleera malah mendelikkan matanya. Iw, ia benci sekali laki-laki modelan seperti Yasa ini.

"Saya sebenarnya sedang mencari—"

"Aleera tenyata kamu di sini." Seru tuan Raesha saat melihat perkumpulan orang-orang yang ia kenal dengan baik. Awalnya, tuan Raesha binggung saat melihat seorang wanita yang tidak bisa ia kenali dan ia malah tidak bisa lihat wajahnya itu. Wanita itu berdiri berbalik darinya, jadi ia tidak bisa melihat wajahnya. Tapi, tenyata saat ia lihat lagi, wanita itu ternyata adalah Aleera.

Belum melanjutkan obrolan dengan Aleera, tuan Raesha malah langsung beralih ke arah istrinya dan mencium kening wanita itu khidmat. Semua orang di sana melihat kemesraan itu dengan mata takjub. Bukan hanya Rin, Yasa dan Aleera saja. Ada banyak sekali pekerja yang melihat ke arah mereka sekarang, sudah pasti karena adegan antara tuan Raesha dan istri kesayangannya itu.

"Pa, malu dilihat orang!" Pipi nyonya Raesha sudah memerah, hal itu membuat Rin dan Aleera tersenyum bahagia. Tuan Raesha pun menghentikan adegan ciuman yang tadi sudah berlanjut ke pipi itu. Tuan Raesha memeluk istrinya dengan erat dari sampingnya.

"Kau ingin bertemu dengan Allesio? Maaf, tapi sepertinya kau salah memilih waktu. Alessio sedang tidak bisa diganggu karena sesuatu hal!" ucap tuan Raesha jujur. Yasa hanya menundukkan kepalanya. Seperti yang Yasa prediksi kalau tuan Raesha pun juga sudah mengetahui tabiat anak laki-laki angkatnya itu.

"Kak, ikut saja makan malam bersama kami. Aku yakin papa dan mama tidak akan keberatan. Ya...." Permintaan dari Rin membuat Aleera mau-takmau harus menurutinya. Rin terlihat sangat manis sore ini, jadi mungkin ikut dengan mereka tidak akan membuatnya merasa jengkel.

Kecuali dengan laki-laki yang sepertinya masih menatapnya sinis itu.

***

Sebelum mereka pergi, papa Allesio ingin mengambil sesuatu dulu di ruangannya, juga ada beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Mereka semua pun beralih menuju ke ruangan milik papanya itu.

Ruangan papa Allesio lumayan besar. Mereka pun bisa duduk di sofa empuk ini dan mengobrol satu sama lain. Yasa, Rin dan mama Allesio sibuk mengobrol sementara dirinya hanya melihat-lihat sekitar.

Kalau Allesio adalah CEO di sini, mungkin ruangan yang Allesio miliki akan lebih besar dari ruangan milik papa Allesio ini. Sementara itu, papa Alessio duduk di kursi kerjanya sambil memeriksa beberapa dokumen dan sebagainya.

"Mungkin, kita datang terlalu cepat, ma!" seru Rin yang membuat nyonya Raesha tersenyum.

"Oh iya, apa mungkin Abang Al sedang butuh teman hiburan, ma? Ruangan Abang satu tingkat lebih tinggi dari ruangan papa, kan, ma?" Tanya Rin yang tidak dibalas oleh Yasa ataupun mama Allesio.

Ekspresi diam mereka ini malah membuat Aleera makin penasaran. Kenapa mereka semua termasuk Rin dan Aleera tidak boleh mendatangi Allesio sekarang? Apa bedanya mendatangi Allesio sekarang dan besok ataupun kemarin?

"Kalau kau mendatangi kakakmu itu sekarang, mungkin kau akan melihat seorang Allesio dalam tabiat yang berbeda." Senyuman Yasa sekarang menandakan kalau dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang selanjutnya akan mereka semua tanyakan. Bahkan, Yasa pun tidak pernah melihat Allesio yang memiliki mode seperti sekarang ini.

Jika Allesio meminta waktu sendiri, maka Yasa atau bahkan tuan Raesha akan memberikan waktu sebanyak apapun itu. Karena mereka tahu kalau Allesio sangat membutuhkan hal itu.

"Kakak Yasa!" Seru keras dari Rin malah membuat Yasa tertawa terbahak-bahak. Rin tahu pasti kalau kak Yasa sedang bercanda kepadanya. Lagian, mana mungkin Allesio memiliki tabiat lain selain menjadi kakak yang baik dan rendah hati. Rin mengenal kakaknya dengan sangat baik dan mereka sudah bersama sejak dulu.

"Bercanda!" seru Yasa kepada Rin dan juga mama Allesio. ibu dana anak itu langsung tersenyum lega saat mendengar kata bercanda yang Yasa lontarkan kepada merrka. Tapi, Aleera tidak percaya.

Tidak, Yasa tadi tidak bercanda, ia terlihat serius dan Aleera tahu itu.

Aleera jadi penasaran, apa mungkin ia harus datang ke sana? Mungkin, Aleera bisa melihat tabiat baru Allesio yang tadi sempat disebut-sebut oleh Yasa. Yasa terlihat sangat serius saat mengatakannya. Aleera yakin kalau Yasa tidak sedang bercanda. Apa mungkin Aleera harus memastikan semuanya sendiri?

***

bersambung