Suasana masih terasa sangat mengcekam di antara mereka. Wajah dua pria tersebut sudah babak belur, kondisi ruang tamu Radit sudah hancur bak kapal pecah. Diakibatkan oleh pertengkarannya dengan Pragma, kini mereka berdua masih bergelut di lantai saling mengunci tubuh masing-masing. Radit menahan tangan Pragma di belakang tubuhnya, sedangkan si empu membelit kaki Radit. Jadi posisinya mereka setengah berbaring di atad lantai, Radit berada di belakang menahan segala pergerakan tangan Pragma, tapi sialnya Pragma malah membelit kakinya layaknya seekor ular.
"Lepaskan aku sialan," teriak Pragma mengertakkan rahangnya menggoyangkan tubuhnya ke sana kemari.
"Harusnya aku yang mengatakan itu, lepaskan belitan kakimu dulu. Setelah itu pergi dari sini," balas Radit tak mau kalah semakin menambah cengkramannya pada ke dua tangan Pragma.
Di luar sana Gelora berserta Rean berlari-lari kecil di koridor menuju apartemen Radit, yang terletak paling ujung.