Gelora segera menutupi bercak kemerahan di lehernya menggunakan rambutnya, yang diurai ke samping kanan dan kiri. Dia melirik canggung pada Radit.
"Ma," panggil Rean langsung setelah mengerjabkan matanya berkali-kali, membuat ke dua orang itu segera menoleh ke arahnya.
Gelora sedikit bersyukur karena anaknya bangun di saat yang tepat.
"Anak Daddy," ucap Radit menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah sang anak.
Wajah bantal Rean sangat menggemaskan di matanya, apalagi pipi gembulnya itu minta dicubit. Tapi Radit berusaha untuk tak mencubit pipi Rean.
"Sini Sayang," ucap Gelora saat Rean terlihat tidak nyaman di dalam gendongan Radit. Anaknya meronta ingin dilepaskan dari sana, ia beberapa menggaruk pipi gembulnya.
"Appa," celotehnya melihat ibunya. Gelora merings tidak enak saat Rean mencari Pragma.
"Sayang, hei Nak," panggil Radit berusaha untuk menarik atensi Rean agar bisa menoleh ke arahnya.