Pragma dengan senang memasuki mansionnya. Bunyi jarum jam yang berdetak membuat ia tak sengaja melirik ke arah jam dinding, yang bergantung besar di mansionnya.
Jam menunjukkan pukul sebelas lewat tiga menit. Pria itu bergegas memasuki lift menuju kamarnya.
Tak sampai lima menit ia telah sampai di depan pintu kamarnya. Suara-suara bising langsung menyambutnya, dengan cepat pria itu membuka pintu kamarnya.
CEKLEK
Pintu kamar terbuka saat ia menempelkan sidik jarinya, mengingat Gelora menguncinya dari dalam.
"Astaga Sayang," ringisnya melihat posisi tidur istrinya. Kaki yang menghadap ke kepala ranjang, selimut yang melorot ke bawah serta rambut panjangnya yang menjuntai ke bawah. Jangan lupakan mulutnya yang sedikit terbuka dan remot yang berada di tangannya. Televisi masih menyala, definisi televisi yang menonton dirinya.