Adelia merasa bahwa dia sedang bercanda, tetapi matanya begitu serius sehingga bahkan kesedihan yang melintas di matanya tidak dapat berpura-pura. Dia hanya merasa intens.
"Tidak! Theoku tidak akan mati! Dia baru berusia empat tahun, dia sangat pintar. Bagaimana dia bisa mati?"
Adelia meronta dan meraung, tetapi dia tidak bisa melarikan diri.
Marcel menatapnya dengan dingin dan berkata dengan suara rendah, "Ini adalah fakta, dan seluruh Jakarta mengetahuinya. Tetapi kamu tidak perlu terlalu sedih. Elina juga mati, membayar untuk Theo. Dari sekarang, tinggallah bersamaku dan aku akan memperlakukanmu dengan baik. Kami akan memiliki anak-anak kita sendiri, dan kamu akan melupakan Theo."
"Apa yang kamu bicarakan? Marcel, apa yang kamu bicarakan?"
Adelia akhirnya memperhatikan sesuatu yang salah. Ini bukan Marcel yang dia kenal! Sama sekali tidak!