Candra Pramono memejamkan matanya dengan penuh semangat, "Kalau begitu kamu lewat di sini dengan sengaja sekarang untuk mengejekku?"
"Tidak." Suara Rahardian lemah, "Aku memang kebetulan hanya lewat."
"Hanya lewat." Candra Pramono berkata dengan nada mengejek, "Apakah ada kebetulan seperti itu? Pak Rahardian seharusnya tidak memperlakukan semua orang sebagai orang bodoh."
Ekspresi Rahardian tetap tidak berubah, dan dia bahkan tidak menggerakkan alisnya, tetapi berkata dengan tenang, "Tidak."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Raut wajah Candra Pramono menjadi semakin tidak nyaman. Dia sepertinya terstimulasi oleh kalimat ini, dan tiba-tiba bertanya dengan keras, "Kalau begitu kamu berani mengatakan bahwa koran remaja memuji laporan sebelumnya, itu bukan karena kamu mencari hubungan dan melepaskannya? Lalu apakah itu?"
Rahardian mengangkat pandangannya, "Itu aku."