Dini hanya tertegun saat mendengar pendapat Mbak Pur yang membandingkan antara Riki dengan ayahnya. Ia membenarkan apa yang dikatakan oleh wanita berambut keriting itu, tapi baginya Bara tetap adalah pilihannya.
"Mm-- Mbak, boleh nanya sesuatu, nggak?" tanya Mbak Pur.
"Ada apa, Mbak? Tanyakan saja," jawab Dini, seraya terus mengerjakan pekerjaannya yang melipat kertas karton menjadi bentuk kotak yang rapi.
"Mbak Dini ... tidak merasa takut dengan keadaan Mbak yang sekarang?"
"Maksudnya?"
"Bu Sonya ... bukan orang yang mudah melupakan kesalahan orang lain, Mbak. Sebenarnya dia itu--"
"Itu sudah resiko yang harus aku terima. Bagaimana pun, aku memang berada di posisi yang salah."
"Jadi ... Mbak Dini sudah bicara sama Ibu?"
"Sudah."
"Mbak Dini ... tidak takut?"
"Tidak, Mbak. Sejak awal memang aku tidak pernah berniat untuk menyakiti Bu Sonya. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi yang jelas ... semua terjadi dengan sendirinya."