Dini masih diam di tempatnya, menatap ke luar mobil yang hampir tiga puluh menit berhenti di tepi jalan. Laju kendaraan tidak begitu ramai, lagi pula Bara sengaja mencari tempat yang lapang dengan pemandangan hijau sawah menghampar.
Pria itu sesekali menoleh dan mengamati wajah pucat perempuan di sampingnya, lalu menghela nafas berat. Setiap kali ia membuka mulut untuk bertanya, saat itu pula suaranya seperti hilang begitu saja.
"Bolehkah aku merokok?" tanya Bara dengan suara lirih.
Dini hanya menoleh pelan, menatap sepasang mata sayu milik lelaki yang beberapa saat yang lalu telah mencumbunya dengan lancang. Entah kenapa ia menggeleng hingga membuat Bara urung membuka kotak rokok yang sudah ia pegang di tangannya.
"Baiklah," sahutnya patuh, melepaskan kembali bungkus rokok di laci dasboard.
Sekonyong-konyong, sebuah senyuman kecil menyembul di sudut bibir Dini. Ia merasa lucu dengan sikap patuh sang atasan suaminya itu.