Dini benar-benar tidak berkutik dan hanya bisa menahan napas. Jari-jarinya terlihat gemetar dan meremas tali tas yang berada di pangkuannya. Ia sudah tidak tahu lagi sepucat apa wajahnya kini.
"Mama--"
"Diam!" hardik wanita berhidung mancung itu, seraya menatap tajam pada sang putra.
Situasi sudah sangat tidak kondusif. Jika Riki tidak mencari solusi untuk mengalihkan perhatian ibunya, bisa-bisa Dini akan mendapatkan sesuatu yang tidak terduga.
"Kamu dengar, ya!" ujar Sonya, seraya menunjuk ke arah wajah Dini yang masih menunduk dan tidak berani membalas tatapan matanya.
"Jika kamu berharap aku akan melepaskanmu begitu saja, kamu salah! Perempuan murahan sepertimu bukanlah sesuatu yang bisa menggoyahkan pernikahanku yang sudah bertahan belasan tahun. Kamu itu tidak ada apa-apanya, Dini. Asal kamu tahu itu, ya!" geramnya.
Dini masih bergeming dan menunduk dalam mendengarkan ledakan amarah Sonya yang dimuntahkan terhadapnya.