Mereka berhenti di sebuah rumah makan yang tidak terlalu ramai. Awalnya Dini tidak ingin ikut masuk, tapi karena takut merasa bosan jika di mobil sendirian, ia pun turut serta.
"Kamu mau makan, nggak?"
"Aku benar,-benar masih kenyang, Mbak. Aku minum es buah saja."
"Oke."
Maria pun menuliskan menu pesanannya pada secarik kertas yang diberikan oleh seorang waitress. Mereka diminta untuk menunggu sebentar agar bisa menyiapkan makanan dan minuman yang tekah dipesan.
Dini masih mengingat-ingat ucapan Maria tentang realita hidup yang sungguh jauh berbeda dengan apa yang terlihat. Semua kata-kata Maria memang semuanya benar dan tidak bisa disalahkan. Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.
"Tapi ... aku benar-benar tidak melakukannya karena uang, Mbak. Aku hanya--"