Riki hanya melihat dari luar ruangan melalui kaca di pintu kamar rawat. Dini tampak terbaring dengan selang infus yang terpasang di salah satu tangannya. Ia sedikit merasa lega karena kondisi perempuan itu kini berangsur membaik dan dapat ditangani secara cepat.
"Gimana keadaannya, Dok?" tanya Riki, saat Dokter yang memeriksa keluar dari ruangan.
"Kamu ini--"
"Aku walinya," jawab Riki.
"Ooh!" Dokter itu pun mengangguk, mencoba untuk berpikir positif dan tidak berprasangka.
"Apa sudah bisa ditemani?" tanya Riki lagi.
"Mm ... sebaiknya jangan dulu. Biarkan dia istirahat. Mari ikut ke kantor saya sebentar!" jawabnya.
"Oke."
Riki pun mengiyakan dan mengikuti Dokter itu dari belakang. Sesekali ia menoleh ke arah kamar di mana Dini dirawat, seolah khawatir dengan keadaannya yang belum sepenuhnya pulih.
"Silakan duduk!" ucap Dokter berwajah cantik dan berperawakan agak subur itu pada Riki.
"Terima kasih, Dok!" sahut pemuda itu.
