Dini berusaha untuk tetap berdiri tegak meskipun seluruh tubuhnya panas dingin dan mulai gemetar. Sementara tatapan mata wanita cantik di depan pintu masih menghujam dengan tajam dan sinis.
"Ternyata selama ini aku hanya merawat seorang pengkhianat yang tidak tahu diri. Menyesal aku membantumu," ucap Sonya dengan nada dingin.
"Ma--"
"Mama tidak mau mendengar apa-apa lagi darimu, Riki. Sekarang juga kamu pulang atau aku akan membawa ini ke jalur hukum."
"Mama!"
"Mama tidak main-main, Riki. Mama akan melaporkan kasus penculikan ini dan membuat perempuan tidak tahu malu ini mendekam di balik jeruji!"
"Penculikan? Ma! Mama ...!"
Sonya tidak menghiraukan panggilan Riki. Ia telah berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan keduanya yang masih berdiri terpaku.
"Din--"
"Tolong tinggalkan aku, Riki."
"Tapi aku--"
"Aku mohon!" pintanya lirih.
