Selesai membayar sejumlah harga martabak yang dipesan, keduanya pun meluncur pergi dengan sepeda motor milik Riki. Dini sebelumnya lebih dulu mengenakan helm dengan dibantu oleh Riki, demi keamanan mereka dalam berkendara dengan standar keamanan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Sementara mobil lain terus mengikuti mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh, tapi tanpa sepengetahuan mereka berdua. Hingga kemudian motor itu berbelok ke sebuah hunian seperti tempat kost di mana Dini selama ini tinggal.
Mobil itu pun melaju pergi begitu saja, tanpa menimbulkan kecurigaan sama sekali bagi keduanya yang kemudian berhenti di halaman untuk parkir.
"Aku boleh numpang mandi di sini, kan?" tanya Riki.
Dini tidak menyahut, tapi menggelengkan kepala meski sebenarnya tidak masalah bagi tamu untuk menggunakan kamar mandi selama masih dalam batas kewajaran.
"Serius? Wah ... pelit banget," gumam Riki, seraya meletakkan helm di tangkai spion motor.
