Dini memberanikan diri untuk menghampiri Sonya yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan. Ia sudah memikirkan masalah yang menggangu pikirannya sejak semalam. Semakin lama ia tinggal di rumah itu, maka akan semakin membuat situasinya terjepit.
"Pagi ...! Kok, kamu sudah bangun, Din. Masih pagi lho," sapa Sonya, saat melihat kedatangan Dini.
Dini tersenyum canggung mendengar sapaan hangat wanita cantik itu. Rasa bersalah dalam hati semakin besar ketika mengingat apa yang sudah ia dan Bara lakukan tanpa sepengetahuan dirinya.
"Emm ... boleh mengganggu waktu Kakak sebentar?" tanya Dini.
"Boleh, dong. Ada apa?" sahut Sonya, seraya menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya saat selesai mengganti isi kotak tissue.
"Ada yang ingin aku omongkan, Kak."
"He-em?" Wanita itu mengangguk, sembari menatapnya lembut.
"Aku mau ... minta izin untuk pindah, Kak."
