Alexa duduk di sudut ranjangnya seraya memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya, kepala gadis itu ia sandarkan ke samping ranjang dengan air mata yang terus berlinang. Tas selempang kesayangan Alexa tergeletak di depannya dengan paspor miliknya yang berada di atasnya, Ia sebenarnya merasa sangat berat untuk meninggalkan keluarga serta orang-orang terdekatnya.
Akan tetapi Alexa sudah tidak sanggup lagi untuk menghadapi Daniel dan juga Erick, janji dengan sang Papa untuk tidak pergi pun seketika terlupakan. Malam semakin larut namun Alexa, Daniel dan Erick sama-sama masih terjaga dan mereka juga larut dalam pikiran masing-masing.
Daniel tampak sedang duduk melamun di balkon kamarnya, udara dingin kota Bandung mampu menembus pakaian tipis Daniel dan terasa sangat menusuk kulitnya. Akan tetapi ia tidak memperdulikannya karena di pikirannya saat ini hanya ada Alexa dan Alexa.
Beberapa jam kemudian...
