Alesya berlari kencang menuju ke kamarnya sembari terus menggaruk tubuhnya yang terasa gatal dan panas akibat reaksi alergi yang dialaminya, gadis itu mencari-cari obatnya dengan menarik setiap laci satu per satu dengan kasar karena ia sendiri tiba-tiba lupa dimana ia menyimpan obat. Namun di saat ia berhasil menemukan obat alerginya, ternyata bukan kapsul yang ada di dalamnya.
Wajah putihnya kini dipenuhi ruam merah terlebih lagi saat ia berkeringat, rasa gatal, panas bercampur perih terasa sangat menyiksanya dan tentu saja tubuh Alesya seketika lemas. Alexa tersenyum tipis melihat penderitaan Alesya, tapi itu hanyalah permulaannya karena bagi Alexa perbuatan adik tirinya itu tak termaafkan karena sudah berani menyerangnya.