Alexa melempar kantong belanjaannya sembarangan di atas meja, gadis itu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang yang membuat tubuhnya beberapa kali terpantul karena saking empuknya. Gadis itu memejamkan kelopak matanya sejenak, menarik napas dalam-dalam agar pikiran dan otaknya bisa rileks.
Bayangan pria yang keluar dari mobil Alesya pun kembali berputar-putar di dalam otaknya, ia tak habis pikir kenapa Alesya bisa begitu jahat kepadanya padahal selama ini ia sudah menganggapnya sebagai adik bahkan dirinya sudah memberi segalanya dan rela berbagi yang ia punya untuk membuat Alesya bahagia. Tapi yang Alexa dapat hanyalah penghianatan, kebaikan yang ia beri untuk Alesya malah dibalas dengan kejahatan.
Alexa mengangkat tangan kanannya dan menatapnya, bagi seorang dokter bedah, tangan adalah bagian tubuh yang sangat vital. Jika terjadi sesuatu kepada tangan Alexa maka hancurlah semua masa depan dan juga impian yang selama ini sudah susah payah ia wujudkan.