Dengan hati yang hancur dan deraian air mata, Alexa pergi meninggalkan Daniel yang masih berdiri terpaku di tempatnya. Gadis berjalan dengan langkah kaki yang terhuyung-huyung seraya menghapus air matanya yang terus mengalir di pipinya.
Rongga dada Alexa terasa sangat sesak, saat ini ia sangat sulit untuk bernapas. Gadis itu duduk di halte busway, tangisnya semakin pecah. Dulu ia kehilangan sang Oma, dan kini ia harus menghadapi kenyataan yang begitu menyakitkan karena harus kehilangan Daniel.
Langit sore hari kini berubah menjadi gelap, beberapa kali busway melintas dan berhenti. Namun Alexa hanya acuh, dan tetap duduk di tempatnya, gadis itu memilih untuk menenangkan diri barang sejenak. Hingga ia benar-benar siap untuk kembali pulang.