Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 56 - Bab 56. Hari Pertama Kuliah.

Chapter 56 - Bab 56. Hari Pertama Kuliah.

Hari pertama kuliah Alexa dan Shella saja sudah diawali dengan datang terlambat, seisi rumah Alexa pun menjadi gempar karena keriwehan yang Shella ciptakan. Alhasil kepala Alexa pun terasa pusing tujuh keliling.

"Ayo cepetan, Alexa!! Kita sudah telat!! Jangan ogah-ogahan begitu dong," omel Shella seraya mengapit lengan Alexa dan menyeretnya masuk ke dalam mobil sport berwarna merah dengan logo kuda.

Mobil Shella ia biarkan terbuka, ia hanya menutup kap atap mobilnya jika hujan turun atau cuaca sedang terik. Sesuai dengan kepribadian Shella yang terbuka dan bebas, gadis berjiwa bebas itu mendapatkan hadiah mobil dari Harri begitu ia lulus, mungkin juga sebagai sogokan agar Shella mau kuliah di universitas pilihan sang papa.

Lain halnya dengan Alexa, ia malah menolak hadiah dari Indra yang akan memberinya hadiah Lykan Hypersport untuknya. Indra mengiming-iming Alexa dengan mobil keluaran terbaru dengan harga yang sangat fantastis agar Alexa bisa bersemangat kuliah.

Alih-alih bersemangat, Alexa malah malas untuk berangkat kuliah, kalau saja tidak diseret oleh Shella. Alexa pasti akan bolos kuliah di hari pertamanya masuk kuliah.

Setelah Shella memastikan Alexa duduk dan memakai sabuk pengaman, barulah Shella berlari kecil masuk ke dalam mobilnya dan duduk di balik kemudi. Shella memandang ke arah Alexa dan Daniel, netra gadis itu melihat jelas kalau Daniel sedang memberi wejangan kepada sahabatnya.

Terkadang ia merasa kalau pasangan itu terlihat sangat manis, tapi terkadang ia juga merasa kasihan karena kepada Alexa atas sikap Daniel yang kadang cemburu buta kepada Alexa. Tapi terkadang Alexa juga melakukan hal yang sama dan membuat kepala Shella terasa sangat pusing.

"Hati-hati di jalan! Dan ingat satu hal, tidak boleh macam-macam di belakangku dan tidak boleh terlalu dekat dengan cowok manapun. Kalau tidak, aku akan menyeretmu ke altar dan langsung menikahimu," ancam Daniel yang langsung membuat tawa Shella menggelegar.

"Tidak akan!! Sudah, kak Daniel jangan bicara ngaco lagi!! Kak Daniel masuk saja dan beristirahat!" Alexa mendengkus kesal setelah mendapat ancaman dari Daniel, ia mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Daniel istirahat.

"Ayo berangkat Shella!! Tadi katanya sudah terlambat!! Ini masih sempat-sempatnya tertawa," semprot Alexa sambil menendang pelan kaki kiri Shella.

"Dasar pasangan aneh bin ajaib!! Mampus kamu, Lex. Kalau ketahuan dekat dengan laki-laki lain maka nasibmu akan berakhir menjadi ibu rumah tangga," cibir Shella yang kemudian terkekeh saat melihat wajah Alexa yang berubah cemberut.

Shella kemudian menginjak pedal gas dan meninggalkan rumah Alexa untuk bergegas menuju ke kampus.

"Lex! Kamu ngaku sama aku, kamu 'kan yang sengaja merubah alarm ponselku agar kita terlambat masuk kuliah?! Jujur saja kepadaku, Lex. Aku janji tidak akan bilang tentang masalah ini kepada siapa pun," tuduh Shella tiba-tiba.

"Iya!! Memangnya kenapa? Bukankah kamu juga disuruh papaku untuk menginap di rumahku, bukan? Jangan nyangkal, aku sudah tahu semuanya. Papaku menyuruhmu menginap agar kamu bisa menyeretku berangkat kuliah seperti sekarang ini, 'kan?"

Alexa menatap Shella dengan tatapan penuh selidik, dan benar saja. Gadis yang kini duduk di balik kemudi itu tiba-tiba menyengir seperti seekor kuda, rencana yang telah ia jalankan atas perintah dari Indra itu bisa dengan mudah diketahui oleh Alexa.

"Kamu tahu dari mana memang? Padahal om Indra meminta tolong langsung kepada papaku, terus papaku mengirim sebuah pesan singkat dari ponselnya agar tidak membuatmu curiga. Lalu ... kamu tahu dari mana?" tanya Shella penasaran sambil terus fokus menatap lurus ke depan.

Alexa mendorong kepala Shella pelan dengan jari telunjuknya. "Modusmu terlihat dengan sangat jelas, bahkan saking jelasnya terlihat sampai anak bayi pun bisa tahu," ucapnya.

"Ooh!! Begitu ya, hehehee ...." Shella terkekeh mendengar ucapan Alexa. "Ya, sudahlah, Lex. Udah nasib juga kalau kita terlahir sebagai putri tunggal seorang konglomerat! Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," ujar Shella pasrah.

"Tidak! Sampai mati pun aku tidak akan pernah menyerah! Aku akan pertahankan semua impian dan cita-citaku sampai aku berhasil meraihnya," tegas Alexa.

Setelah bersusah payah menembus jalanan macet, akhirnya Alexa dan Shella pun sampai di kampus yang terbaik dan terbagus se-Indonesia.

"Yuhuuuuu!! Kita seorang mahasiswi sekarang," seru Shella girang seraya mengangkat tangan kanannya.

Setelah Shella memarkir mobil sport kesayangannya, keduanya pun berjalan menuju ke kelas. Karena Alexa dan Shella satu jurusan, keduanya pun masuk ke dalam kelas yang sama.

****

"Kamu mau makan apa, Lex?" tanya Shella bingung saat mereka sedang berdiri di depan kantin.

"Aku mau pesan bakso saja! Sudah lama aku tidak makan bakso," jawab Alexa. "Kamu mau pesan apa?'' tanya Alexa.

"Samain aja deh! Aku lagi males makan yang berat-berat, biar aku yang pesan dan kamu yang cari tempat duduk," suruh Shella yang diangguki oleh Alexa.

Setelah membagi tugas, Alexa dan Shella lantas mengerjakannya bagian tugas masing-masing. Hari ini suasana kantin begitu ramai, banyak mahasiswa dan mahasiswi menghabiskan waktu di kantin.

Tidak hanya untuk makan, tapi juga untuk bercengkerama. Meskipun banyak mahasiswa senior yang rupawan, Alexa tidak terlihat tertarik sama sekali. Alexa masih terlihat tidak bersemangat.

Setelah mendapatkan meja kosong yang berada di pojokan, tangan Alexa sibuk mengecek pesan Wapp nya dengan seksama. Ada sekitar 10 pesan yang kebanyakan dari Daniel yang meminta dirinya untuk memberi kabar setelah kelas berakhir.

"Hadduuh!! Aromanya enak banget, Lex. Aku sudah kelaparan dan ingin memakan semua bakso-baksonya," ucap Shella sambil meletakkan nampan berisi 2 mangkuk bakso urat jumbo ke atas meja.

Netra Alexa membulat sempurna setelah ia melihat porsi bakso yang dipesan oleh Shella. "Kamu doyan apa kelaparan, Shella?! Kenapa kamu pesan porsi kuli?"

"Makan sajalah, Lex! Jangan kebanyakan protes! Cuma tinggal bakso ini doang adanya, bakso yang kecil-kecil udah habis tadi," sewot Shella sambil menuang kecap dan saus ke dalam mangkuk.

Alexa memutar bola matanya, tidak ada pilihan lain baginya selain memakan baksonya.

"Hmmm ... baksonya enak banget, sumpah! Kamu coba makan deh, Lex. Duuh, pantesan lapaknya rame banget," puji Shella sambil melahap bakso yang sudah ia potong menjadi potongan kecil.

"Alexa! Kamu mau ambil kegiatan apa?"

"Males!! Aku gak akan ngambil kegiatan apa-apa!"

"Eh eh eh, itu ada apaan ya rame-rame? Sepertinya ada artis yang datang? Tapi mana mungkin?" Shella menunjuk ke arah kerumunan mahasiswi yang sedang berteriak histeris kepada seorang pria berwajah tampan yang sedang berada di tengah kerumunan.

"Gak tau ah! Kamu mau minum apa? Biar aku belikan sekalian," tawar Alexa sembari beranjak dari duduknya.

"Es teh aja," jawab Shella.

Setelah itu, Alexa pun berjalan menuju ke sebuah stand yang menyediakan berbagai minuman yang kebetulan juga dekat dengan kerumunan. Karena terlalu berisik, gadis itu pun menutup kedua telinganya barang sejenak.

Tapi sepersekian detik berikutnya, tiba-tiba lengannya ditarik oleh seseorang sehingga tubuh Alexa terhempas dalam pelukan seorang pria berparas sangat tampan. Tubuh Alexa pun tiba-tiba dibalik menghadap ke arah para mahasiswi yang seketika terdiam karena idolanya kini sedang memeluk tubuh Alexa.

"Siapa nama kamu?" tanya sang pria yang sedang berbisik di telinga Alexa.

"Apa kamu sudah gila?! Kenapa kamu tiba-tiba memelukku?!"

"Cepat beritahu aku siapa namamu?! Atau aku tidak akan pernah melepaskanmu dari pelukanku," ancam sang pria berwajah tampan tersebut sambil mengeratkan pelukannya dari pinggang Alexa.

"Alexa!! Namaku Alexa!! Aku sudah memberitahumu siapa namaku, sekarang lepaskan aku!!"

Pria itu tersenyum menyeringai. "Dia adalah pacarku, namanya adalah Alexa! Jadi kalian jangan pernah menggangguku lagi," seru sang pria yang membuat semua orang mendelik.

To be continued.