Matahari mulai menampakkan sinarnya. Menerangi setiap benda yang ada dibumi ini. Hari ini adalah hari yang cukup ramai karena banyak orang beraktivitas. Entah itu Bekerja, Bersekolah, Maupun hal lainnya yang mengharuskan setiap orang keluar dari rumahnya. Termasuk Gadis cantik yang baru saja berpamitan dengan keluarga Danendra untuk berangkat kuliah.
Setelah berminggu-minggu Alyssa hilang dari kampus, Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk kembali kekampus dan belajar seperti biasa agar segera mendapat gelar. Gadis itu menuju kampus bersama Al dan Joshua yang menyupiri mereka. Sepanjang perjalanan, keduanya tak banyak bicara karena masih merasa canggung dengan situasi kemarin.
"Apa kau ingin dijemput nanti?" tanya Al membuka suara saat Alyssa hendak turun dari mobilnya.
"Tak usah. Aku ada urusan dengan Mauren. Kita bertemu dirumah saja ya," ujar Alyssa.
"Baiklah," ucap Al saat mendengar perkataan Alyssa.
Alyssa kemudian turun dari mobil dan menutup pintu kemudian melambaikan tangan kepada Al sebelum pergi. Gadis itu mulai berjalan masuk dan menyusuri koridor kampus yang sangat mewah. Gaya Alyssa hari ini bisa dikatakan cukup mengejutkan karena ia mengubah total penampilannya. Biasanya gadis itu hanya menggunakan celana jeans panjang dan sweater untuk pergi kekampus. Tetapi sekarang, gadis itu menggunakan dress yang sudah pasti sangat mewah tentunya.
Dan sudah pasti, semua mata kini mengarah kepada Alyssa yang berjalan bak putri raja. Gadis itu memang sengaja untuk mengubah penampilannya karena ia ingin mengikuti kontes kecantikan sekolah. Jadi ia merasa bahwa ia harus menarik perhatian para mahasiswa agar mendukungnya nanti dipertandingan.
"Alyssa!"
Alyssa menoleh kesumber suara yang sangat familiar ditelinganya. Gadis itu kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya. Siapa lagi kalau bukan Mauren yang meneriaki namanya. Mauren kemudian berlari kearah Alyssa dan merangkul Sahabatnya itu.
"Akhirnya kamu masuk juga," ujar Mauren.
"Kan kita mau jalanin misi kita. Jadi aku harus masuk dong," ucap Alyssa dengan antusias.
Keduanya pun tertawa kemudian berjalan masuk kearah Ruang kelas mereka. Baru saja Alyssa melewati pintu kelas, matanya langsung menangkap seseorang yang sedang duduk diatas mejanya dengan sangat arogan.
"Tuh si Ratu Kampus dateng," celetuk salah satu wanita yang berada didalam kelas itu.
"Hai Kakak cantik. Apa kabar?" ujar Rania yang mulai mendekat kearah Alyssa.
"Seharusnya aku sih yang nanya sama kamu. Kamu baik-baik aja kan? Gak jadi gembel dijalanan lagi kan?" ujar Alyssa memprovokasi Rania.
Seketika kedua teman Rania langsung kebingungan dan menoleh kearah Rania yang wajahnya mulai memanas. Rania kemudian mengepalkan tangannya dan pergi meninggalkan Alyssa dan Mauren beserta kedua temannya yang masih mematung itu.
"Kalian kok gak malu ya temenan sama gembel," ujar Alyssa kemudian pergi meninggalkan kedua teman Rania yang masih mematung ditempat.
"Lisa, parah banget lo," celetuk Mauren bercanda.
"Hehehe, gembel gembel gembel," ejek Alyssa kepada kedua teman Rania tadi.
Kedua teman Rania yang ikut memanas pun pergi meninggalkan kelas dengan wajah kesalnya. Alyssa dan Mauren yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak karena merasa puas dengan apa yang mereka lihat.
"Udah lama deh aku gak kayak gini. Terakhir kan sebelum Rania datang kehidup kamu," ujar Mauren.
"Iya nih. Udah lama ya kita gak kerjain orang," sambung Alyssa sambil membenarkan rambutnya.
"Eh tau gak, aku denger-denger William daftar jadi dosen hukum di kampus ini. Ya katanya sih karena rekomendasi Mertua kamu," ujar Mauren.
Seketika wajah Alyssa menjadi lesu. Jantungnya berdegup tak karuan saat mendengar William akan mengajar disini. Itu tandanya ia akan bertemu setidaknya 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Mauren yang tahu penyebab Alyssa melamun pun langsung berusaha mengalihkan topik.
"Alyssa! Ayo ke papan mading! Kita lihat persyaratan lomba untuk kontes kecantikan nanti!" ajak Mauren sambil menarik tangan Alyssa.
Kedua gadis itu kemudian menuju papan mading yang dikerumuni banyak mahasiswa. Mereka kemudian menyerobot masuk kedalam kerumunan agar bisa membaca dengan jelas apa yang tertempel di papan mading.
"Alyssa pasti ikut kontes ini. Mending lo gausah ikut deh, gaakan menang lawan dia," bisik salah satu mahasiswi dibelakang Alyssa.
Mauren kemudian menoleh sedikit kearah mahasiswi itu kemudian menyunggingkan senyumnya. Mauren kemudian memotret persyaratan lomba dan menarik Alyssa keluar dari kerumunan karena merasa gerah.
"Aku bisa menang gak ya?" ucap Alyssa tak percaya diri.
"Pasti menang lah Sa. Secara lo kan Primadona kampus," ujar Mauren menyemangati Alyssa.
"Ren, lomba nya bukan tentang kecantikan aja. Tapi tes otak juga tau. Gue takut tar gue gugup terus ngeblank kan malu. Pasti banyak yang nonton," ucap Alyssa.
"Udah lah PD aja. Gue yakin lo pasti bisa okai?" ujar Mauren.
Alyssa kemudian mengangguk sambil tersenyum. "Iya deh demi misi kita," ucap Alyssa.
***
"Will, lo harus deketin Alyssa. Lo masih sayang dia kan! Kita harus kerjasama buat misahin mereka!" ujar Rania.
"Lo gila ya? Lo mau hancurin kebahagiaan kakak lo demi harta?" celetuk William.
"Diem lo! Lo gausah ikut campur ya. Yang penting lo harus mau kerjasama buat misahin mereka. Lo gak mau kan lihat Alyssa nikah sama orang lain?" ucap Rania dengan senyum liciknya.
"Emang udah gila lo!" umpat William sambil menunjuk wajah Rania.
"Yaudah kalo lo gamau kerja sama. Tapi jangan sampai lo bunuh diri gara-gara lihat mereka bersama!" ujar Rania.
Seketika Will terdiam mendengar perkataan Rania. Ia kemudian memikirkan kembali tawaran Rania untuk merebut Alyssa dari tangan Sepupunya sendiri. Rania yang melihat ekspresi William yang mulai gusar pun merasa senang.
"Kenapa? Lo pasti gamau kan lihat mereka nikah?" ucap Rania.
"Emang lo punya Rencana buat misahin mereka?" tanya William ragu.
"Tenang aja. Gue udah atur semua. Lo harus ikutin rencana gue supaya semuanya lancar," ucap Rania.
Will tak menggubris. Ia hanya menatap mata Rania kemudian memalingkan wajahnya untuk berpikir dengan matang. Tangannya tak berhenti mengetuk meja dihadapannya. Kakinya tak berhenti bergoyang. Tiba-tiba Will melihat Alyssa lewat bersama Mauren. Seketika pikiran Will langsung menjadi kacau. Pria itu langsung menyetujui tawaran Rania tanpa basa-basi.
"Oke. Kalau gitu gue pergi dulu. Byee," ujar Ranie kemudian pergi meninggalkan Will.
***
"Habis ini kelas nya Mr siapa Ren?" tanya Alyssa yang sibuk berkutat dengan Handphonenya.
"Harusnya sih Mr. Gavin ya Sa. Tapi gatau deh," ujar Mauren sambil menaikkan kedua bahunya.
Alyssa kemudian menghela nafas kasarnya dan mematikan Handphonenya. Ia kemudian memperhatikan Mauren yang sedang sibuk memakai cat kuku untuk mempercantik kukunya.
"Sok cantik lo pake gituan!" ujar Alyssa mengejek.
"Diem deh. Bilang aja mau," ujar Mauren tak terima.
Disela perdebatan mereka, tiba-tiba seorang Pria berjas masuk dengan beberapa buku ditangannya. Seketika Alyssa menoleh dan membulatkan matanya.
"W-will?"