Chereads / Labirin Cinta Alyssa / Chapter 15 - Alyssa Cemburu?

Chapter 15 - Alyssa Cemburu?

Mauren dengan cepat menyenggol lengan Alyssa saat melihat Alyssa membulatkan matanya karena terkejut melihat Will. "Sa, Move on Sa," ujar Mauren memperingatkan Alyssa.

Alyssa kemudian tersadar dan langsung memalingkan wajahnya kesembarang Arah agar tak berkontak mata langsung dengan Will. William yang melihat Alyssa merasa canggung langsung tersenyum kecil sambil menaruh bukunya diatas meja. Pria itu kemudian memulai kelas dengan memperkenalkan diri. Sepanjang jam pelajaran, Alyssa berusaha memfokuskan dirinya untuk memahami materi yang diberikan. Tetapi, usahanya itu gagal saat ia melihat Will terus memandangi dirinya.

"Ren gua gabisa," gumam Alyssa sambil berpura-pura menulis.

Mauren yang mendengar perkataan Alyssa langsung melirik kearah William yang masih terus menatap Alyssa. Mauren kemudian menggenggam tangan Alyssa dengan tujuan untuk menguatkan Alyssa.

"Lo pasti bisa Alyssa," ujar Mauren.

Alyssa kemudian menoleh kearah Mauren dan menatap mata Mauren. Gadis itu kemudian mengangguk dengan yakin bahwa ia pasti bisa melupakan William. Keduanya kemudian kembali fokus sampai kelas berakhir. Alyssa menatap William yang bersiap untuk meninggalkan ruangan tanpa menatapnya sedikit pun. Dan saat William keluar dari kelas, Alyssa sangat terkejut karena Rania muncul dan langsung menggandeng tangan Will dengan mesra.

Mauren yang juga melihat itu langsung kembali menyenggol lengan Alyssa lagi karena ia takut Alyssa menjadi semakin sulit untuk melupakan Will. Namun, Alyssa tetap menatap kedua insan yang sedang bermesraan didepan pintu kelas itu dengan tatapan tajamnya. Rania kemudian dengan sengaja mengedipkan sebelah matanya kepada Alyssa sebelum akhirnya pergi bersama William.

"Bitch!" umpat Alyssa sambil memukul meja dihadapannya.

Rahang Alyssa mengeras. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Gadis itu kemudian mengusap wajahnya dengan kasar akibat frustasi dengan apa yang ia alami. Mauren yang melihat itu langsung mengelus punggung Alyssa dan mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Lo pasti bisa Sa. Gue yakin!" ujar Mauren.

"Gue capek. Rania emang sialan tau gak!" ujar Alyssa tak terima.

Alyssa kemudian bangkit dari duduknya dengan kasar kemudian pergi meninggalkan Mauren yang tak tahu harus berbuat apa. Dengan amarahnya yang meledak-ledak, Alyssa mencari William dan Rania. Alyssa kemudian mendapati Will dan Rania yang sedang mengobrol ditaman. Dengan sengaja Alyssa melewati mereka berdua dan mengacungkan jari tengahnya kemudian pergi.

Will yang melihat itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan ingin mengejar Alyssa. Tapi, Rania menarik tangan Will dan menariknya untuk kembali duduk disebelahnya.

"Kalo lo ngejar dia rencana kita gagal Will!" ketus Rania.

"Diem lo!" bentak Will.

Rania kemudian tertawa remeh. "Will, Will. Secinta itu kah lo sama Alyssa? Ck," ucap Rania.

"Apasih bagusnya Alyssa? Kenapa semua orang suka sama dia," lanjut Rania.

"Lo jangan remehin Alyssa! Lo tau apa soal dia? yang lo tau itu cuma harta, harta, dan harta! Sampe-sampe lo nyingkirin dia demi nguasain harta Ayahnya," ujar William membentak Rania.

Tiba-tiba kedua teman Rania muncul. "Oh jadi yang dikatakan Alyssa itu bener? Lo itu gembel yang ngaku sebagai anak orang kaya," celetuk Alexa salah satu teman Rania.

"Kalo gue jadi dia malu kali gue. Udah numpang maah sok berkuasa lagi," ejek Vanda.

Rania yang terkejut saat melihat kedua temannya mengetahui fakta tentang dirinya pun menjadi sangat malu dan marah. Ia kemudin mendorong Vanda hingga terjatuh karena tak terima diejek seperti itu.

"Diem lo!" erang Rania kemudian memukul Vanda berkali-kali dibagian wajahnya.

Alexa dan William yang melihat itu langsung memisahkan mereka. Alexa yang tak terima melihat Vanda dipukuli oleh Rania langsung membalas Rania dengan satu pukulan yang cukup keras hingga membuat mata Rania membiru.

"DASAR GEMBEL GATAU DIRI!" murka Alexa.

Rania yang shock kemudian dibawa Will untuk diobati. Begitu juga Vanda yang langsung ditolong oleh Alexa. Alexa kemudian mengantar Vanda kerumah sakit untuk diobati. Sementara Rania, ia hanya diobati oleh Will dengan mengkompres bagian matanya dengan air hangat.

"Kayanya kita gabisa diem deh. Kita harus kasih sigembel itu pelajaran," ujar Vanda tak terima.

"Pasti lah! Gue bakal bikin pertunjukan menarik nanti. Gue denger dia mau ikut kontes kecantikan dikampus kan? Gue akan buat dia malu diatas panggung supaya semua orang tau kelakuan busuknya itu," ujar Alexa.

"Gimana kalo kita ajak Alyssa kerjasama. Dia kan dendam banget sama Rania. Dia pasti setuju," usul Vanda.

"Ide bagus! Nanti gue hubungin dia. Sekarang lo mending telfon Papa lo deh. Terus lo ngadu," ucap Alexa.

"Udah gue telfon. Bentar lagi dia pasti kesini. Gue yakin Papa gue akan buat perhitungan sama Rania," ucap Vanda sambil tersenyum licik.

***

"Alyssa, Bunda dengar kamu daftar kontes kecantikan ya?"

Mendengar pertanyaan Bunda, Alyssa langsung tersenyum malu. "Iya Bunda. Alyssa berubah pikiran," ujar Alyssa.

Bunda kemudian mendekati Alyssa kemudian mengelus kepala Alyssa dengan lembut. "Bunda akan mendukungmu Alyssa," ujar Bunda.

"Tapi, Alyssa harap Bunda jangan memenangkan Alyssa karena Alyssa anak Bunda ya. Alyssa ingin berkompetisi dengan adil," ucap Alyssa.

"Walau Bunda tidak berbuat curang, kau pasti akan tetap menang Alyssa," sahut Al yang tiba-tiba datang dan ikut berkumpul bersama diruang keluarga.

"Al sejak kapan kau pulang? Bukannya seharusnya kau masih di kantor?" tanya Alyssa tatkala melihat Alva yang pulang lebih cepat dari pada hari biasanya.

"Aku rindu dengan gadisku. Apa tidak boleh?" ujar Al dengan suaranya yang sangat khas itu.

Alyssa yang mendengar itu langsung tersipu malu. Pipi Alyssa memerah karena malu oleh Bunda. Gadis itu kemudian memalingkan wajahnya dan mendapat ejekan dari Bunda yang sedari tadi berada ditengah-tengah mereka.

"Al, kau selalu saja menggoda Alyssa. Lihatlah, wajahnya hampir seperti tomat sekarang," ujar Bunda dan mengundang tawa Al.

Sementara Alyssa, ia masih tersipu malu hingga harus menutupi wajahnya dengan kedua tangan mungilnya itu. "Lihat, bukankah dia terlihat sangat lucu sekarang?" ucap Al yang lagi-lagi menggoda Alyssa.

"Ayolah Al. Hentikan, wajahku sudah sangat merah," ujar Alyssa.

Alyssa yang sudah tak mampu menahan rasa malu nya akhirnya pergi dan berlari kearah kamarnya. Gadis itu kemudian melompat keranjang dan menutupi kepalanya dengan bantal. Dibalik bantal, gadis itu tersenyum karena masih tersipu malu. Alyssa kemudian berguling kekanan dan kekiri tanpa sadar bahwa Al sudah berada di hadapannya.

"Mau sampai kapan kau berguling seperti anak kecil?"

Suara Al yang sangat khas ditelinga Alyssa membuat gadis itu terkejut dan bangkit dari kasurnya. Alyssa kemudian menggaruk dahinya yang tak gatal kemudian membelakangi Al karena semakin malu dengan tingkahnya yang kekanakan.

"Bisakah mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" ucap Alyssa basa-basi.

Al tak merespon perkataan Alyssa. Tapi tiba-tiba, sebuah tangan kekar melingkar dipinggang ramping gadis itu hingga membuat Alyssa terkejut. Alyssa membulatkan matanya, jantungnya serasa ingin copot. Al kemudian menyenderkan dagunya didada Alyssa.

"Biarkan seperti ini. Sebentar saja," lirih Al.