Deru nafas Al yang begitu dekat membuat Alyssa menjadi merinding. Gadis itu mematung ditempat dan membiarkan Al terus memeluknya. Keduanya tak berbicara apapun. Mereka saling menikmati waktu yang berlalu dengan berbagi kehangatan.
"Alyssa, apa kau masih meragukanku?" tanya Al dengan suara yang sangat berat.
Jantung Alyssa semakin berdebar. Pikirannya tak terkontrol. Mulutnya pun membisu dan tak bisa menjawab pertanyaan dari lelaki itu. "A-aku belum yakin Al. Beri aku waktu sedikit lagi," ucap Alyssa dengan sangat gugup.
Al kemudian melepas pelukannya dan membalikkan tubuh Alyssa menghadap kearahnya. "Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar siap," ucap Al. Pria itu kemudian mengecup kening Alyssa dan mengelus surai gadis itu sebelum akhirnya pergi meninggalkan Alyssa.
Gadis itu kemudian terduduk ditepi ranjangnya dan mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Disisi lain ia masih sangat sulit untuk melupakan Will. Sementara ia tak ingin membuat Al terus menunggu dirinya. Tapi ia juga tak ingin menyakiti hati Al dengan hati Alyssa yang palsu.
"Perjanjian kontrak macam apa ini," gumam Alyssa.
***
"Bunda, apa aku boleh bertanya sesuatu?" ucap Alyssa kepada Nyonya Danendra yang sedang bersantai di tepi kolam renang.
"Ada apa Nak?"
Alyssa kemudian duduk di samping Nyonya Danendra. "Kenapa Sepupu Al tiba-tiba menjadi Dosen dikampus?" tanya Alyssa penasaran.
"Bunda yang menawarkan kepadanya Nak. Memangnya ada apa?" tanya Nyonya Danendra.
Alyssa menggeleng. "Tidak Bunda. Aku hanya sedikit terkejut saat melihat William masuk kelas dan menjadi Dosenku," ucap Alyssa.
"William itu anak yang sangat pintar. Sebaiknya kau banyak belajar darinya," ucap Nyonya Danendra.
Mendengar itu, Alyssa hanya tersenyum. "Aku bisa mengajari Alyssa agar menjadi lebih pintar," sahut Al yang tiba-tiba datang dan bergabung bersama kedua Wanita itu.
"Lebih baik kau belajar bersamaku Alyssa. Pasti kau akan lulus dengan nilai terbaik," lanjutnya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam kantong.
"Kau terlalu percaya diri," ejek Alyssa.
Nyonya Danendra kemudian menertawakan tingkah laku Putra dan calon menantunya yang sangat konyol itu. "Maaf Bunda, tapi sepertinya aku harus menculik Alyssa," ucap Al.
"Tentu. Alyssa milikmu Nak," ujar Bunda sambil mengelus surai Alyssa dengan lembut.
Al kemudian menarik tangan Alyssa dan membawa Alyssa masuk kedalam mobil. "Kau akan membawaku kemana?" tanya Alyssa.
"Hm, apa kau ingin tahu?"
Alyssa mengangguk dengan cepat. "Kau akan tahu setelah kita sampai nanti," ujar Al.
15 menit kemudian mereka sampai di sebuah Gedung mewah yang terletak ditengah kota. Al kemudian membawa Alyssa masuk dengan menutup mata Gadis itu dan menuntunnya dengan perlahan. Dan betapa terharunya Alyssa saat Al membiarkan Alyssa melihat Gaun yang begitu indah tepat dihadapannya.
"Al, apa ini gaun pernikahan kita?" tanya Alyssa memastikan.
"Tentu saja Sayang. Kau pasti akan menjadi wanita tercantik di negeri ini saat kau memakai gaun itu," ujar Al.
Alyssa melirik Al dengan tatapan mematikan. "Jadi sekarang aku tidak cantik? Huh," kesal Alyssa.
Al kemudian tertawa dan mengelus kepala Gadis itu. Alyssa yang merasa kesal pun menepis tangan Al dan memanyunkan bibirnya. "Apa kau tidak ingin mencobanya?"
"Tentu saja mau!" ujar Alyssa antusias.
Beberapa pelayan pun membawa Alyssa dan membawa gaun Alyssa keruang ganti untuk dicoba oleh Alyssa. Sementara Al, ia menunggu Alyssa di sofa sambil bermain Handphone. Beberapa menit kemudian, Mata Al membulat. Pria itu tertegun melihat kecantikan Alyssa.
"Apa aku terlihat cantik?" tanya Alyssa.
"Perfect," ucap Al. Pria itu kemudian mengambil Handphonenya dan memotret Alyssa.
"Aku sangat suka dengan gaunnya, tubuhku terlihat sangat ramping," ujar Alyssa kepada Desainer yang mendampinginya.
"Tentu saja Nona. Kami membuatkan Gaun ini sesuai selera dan perintah dari Tuan Muda," ucap Catheline sang Desainer.
"Pria itu memang sangat tahu seleraku. Sepertinya ia memang serius denganku," batin Alyssa sambil menatap Al yang sedang bermain Handphone.
Alyssa kemudian kembali keruang ganti untuk berganti baju. "Maaf Catheline, Apa kau diterbangkan langsung dari Paris? Setahuku kau sedang disana?" tanya Alyssa.
Catheline kemudin tertawa kecil saat mendengar pertanyaan Gadis itu. "Iya Nona. Tuan Muda memintaku untuk merancang Gaun pernikahan kalian dan kembali kesini untuk bertemu denganmu," ucap Catheline.
"Pria itu tahu saja kalau aku sangat mengidolakan Catheline," batin Alyssa.
"Alyssa apa kau sudah selesai?" tanya Al yang tiba-tiba masuk kedalam ruang ganti.
"Sudah. Ada apa?"
"Tidak aku pikir kau pingsan karena terlalu lama. Oh ya, apa kalian sudah berkenalan?"
Alysaa dan Catheline kemudian mengangguk bersama. "Calon Istrimu sangat cantik. Semoga kalian selalu bahagia," ujar Catheline.
"Tentu saja dia cantik. Makanya aku mau menikahinya," ujar Al kemudian mencolek dagu Alyssa.
"Baiklah. Besok aku akan menghancurkan wajahku agar kau tak mau menikahiku," ucap Alyssa kemudian meninggalkan ruangan.
"Gadis itu memang sedikit pemarah. Kalau begitu Sampai jumpa dilain waktu Catheline. Jangan lupa datang ke pernikahan kami ya," ucap Al kemudian menyusul Alyssa yang sudah masuk kedalam mobil.
"Kenapa kau begitu pemarah Alyssa?" goda Al.
"Kau sangat menyebalkan!" ketus Alyssa.
Pria itu dengan cepat mengecup bibir pink milik Alyssa dan membuat Sang pemilik bibir menjadi terkejut. Alyssa kemudian membulatkan matanya dan menahan napasnya untuk beberapa menit. Sementara Al, Pria itu tersenyum kemudian mengacak rambut Alyssa dan mulai menjalankan mobilnya.
"Alyssa ayolah kau harus bernapas kalau tidak kau akan mati!" batin Alyssa.
Jantung gadis itu berdebar dengan sangat kencang. Bahkan tubuhnya bergetar. Terlebih lagi pipinya menjadi semerah tomat. Al yang melihat itu menahan tawanya agar Alyssa tidak marah kepadanya.
"Alyssa atur nafasmu. Pria bajingan itu membuatku hampir mati karena salah tingkah," batin Alyssa.
Tangan Alyssa terkepal kuat. Gadis itu berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya agar kembali normal. Tapi usahanya gagal saat Al mendekatinya. "Apa kau sedang salah tingkah?" bisik Al.
"Jangan berbicara kepadaku," ucap Alyssa dengan nada dingin.
Mendengar itu, Al menjadi tidak enak hati karena merasa bersalah. Al mengira Alyssa marah kepadanya. Pria itu kemudian tidak membuka mulut sama sekali hingga mereka tiba di Mansion keluarga Danendra.
"Alyssa aku ingin bicara!" teriak Al saat melihat Alyssa berlari masuk kekamarnya.
"Apa kalian bertengkar lagi?" tanya Tuan Danendra yang sedang asyik menonton televisi sambil memakan camilan.
"Tidak Ayah. Aku melakukan sesuatu yang membuatnya marah," ucap Al sambil mengacak rambutnya karena frustasi.
Sementara disisi lain, Alyssa melompat keranjang dan berguling-guling karena salah tingkah. Alyssa berteriak dan melakukan hal-hal aneh lainnya. "Tenanglah Alyssa kalau ada yang mendengarmu bagaimana," gumamnya kemudian berguling-guling lagi.
Saat gadis itu sedang asyik berguling-guling tiba-tiba saja pintu balkon diketuk oleh seseorang. Betapa terkejutnya Alyssa saat melihat seorang Pria berbaju hitam sedang berdiri dibalkonnya.
"W-will?"