"W-will?" gumam Alyssa.
Gadis itu kemudian segera mengunci pintu kamarnya kemudian bergegas membuka pintu balkonnya sebelum ada yang mengetahui kehadiran William disini. "Apa yang kau lakukan?" bisik Alyssa.
Will dengan cepat mencium bibir Alyssa dengan ganas. Alyssa yang tak terima berusaha mendorong Will sekuat tenaganya. Tapi nihil, Tenaga Will lebih besar darinya. "Apa kau gila!" erang Alyssa dengan suara berbisik.
"Aku tidak terima jika harus melihatmu menikah dengan Al. Lebih baik aku menghamilimu lalu menikahimu! Itu lebih baik bukan?" ucap Will.
"Will stop! Kau gila!" erang Alyssa sambil terus menahan serangan dari Will yang mencoba melecehkannya.
Will mencium bibir Alyssa dengan kasar. Sedangkan tangannya berusaha membuka baju yang Alyssa kenakan. "Will aku mohon. Jangan lakukan ini," lirih Alyssa yang sudah tak berdaya.
William tak menghiraukan Gadis itu. Ia terus melanjutkan aksinya hingga baju Alyssa terbuka. Alyssa dengan cepat menutupi dadanya dengan kedua tangannya sambil menangis. Tiba-tiba pintu kamar Alyssa diketuk. William yang mendengar itu langsung melompat turun dari ranjang Alyssa dan pergi dari balkon kamar Alyssa.
Alyssa pun langsung membenarkan bajunya kemudian mengelap wajahnya dengan kedua tangannya kemudian berjalan menuju pintu. "Ada apa Al?" tanya Alyssa dengan wajah sembab.
"Kau menangis lagi kan?" ucap Alva saat melihat mata Alyssa yang berair.
"Aku hanya merindukan Ayah," ucap Alyssa berbohong.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu besok. Tapi kenapa Pintu balkonmu terbuka? Kau akan masuk angin jika terus menerus diluar jika memakai baju seperti ini," ucap Al.
"Tenang saja Al. Aku ingin beristirahat, kepalaku sedikit pusing," ucap Alyssa.
"Tentu. Selamat malam," ucap Al sambil mengusap lembut surai Alyssa.
Gadis itu kemudian masuk kekamarnya dan menutup pintu. Ia kemudian naik keranjangnya dan menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka bahwa William akan melakukan hal segila itu. Menurutnya, William adalah orang yang sopan dan tidak berani melakukan hal aneh terhadapnya. Tapi kali ini, Pria itu sudah melewati batas.
***
"Alyssa, ada apa denganmu? Kau melamun sejak tadi," tegur Mauren saat melihat Alyssa terus menerus melamun.
"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," ucap Alyssa.
"Kau tidak usah berbohong. Kau sedang cemburu karena melihat Will dan Rania kan?" ujar Mauren mengikuti pandangan mata Alyssa yang tertuju pada Will dan Rania yang sedang asyik mengobrol ditaman kampus.
"Diamlah! Atau aku akan membuatmu mati tertawa," ancam Alyssa.
"Kau begitu mengerikan saat kau cemburu," ejek Mauren.
Tak selang beberapa menit, Alyssa mengacak rambutnya frustasi kemudian menjatuhkan kepalanya diatas meja. Gadis itu menangis karena mengingat kejadian yang ia alami tadi malam. Mauren yang melihat itu pun terkejut dan berusaha menenangkan temannya itu.
"Alyssa sebegitu cemburunya kah kau sampai menangis begini?" ucap Mauren.
"Aku tidak ingin menjawab apapunn," ucap Alyssa sambil terus menangis.
Tangisannya semakin pecah saat Mauren terus memberinya pertanyaan yang membuatnya semakin frustasi. Gadis itu kemudian pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya yang mulai membengkak akibat menangis.
"Kau tidak akan bisa move on kalau seperti ini terus," ucap Mauren kepada Alyssa.
"Pria bajingan itu akan kuberi pelajaran," ucap Alyssa.
"Apa maksudmu?" tanya Mauren.
"Kau lihat saja. Aku akan menggebukinya habis-habisan nanti," ujar Alyssa sambil mengelap wajahnya dengan tisu.
Kedua gadis itu kemudian keluar dari toilet dan mendapati Will yang sedang berdiri didepan toilet wanita. Pria itu kemudian menyeret Alyssa kebelakang gedung. Sementara Mauren, Gadis itu diam-diam mengikuti keduanya dan mengintip apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka.
"Lepaskan aku!" jerit Alyssa sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Will.
"Diamlah Alyssa kau membuatku frustasi!" bentak Will kemudian memukul dinding yang berada dihadapannya.
Kedua tangan pria itu mengunci pergerakan Alyssa. Sementara Alyssa, ia menatap Will dengan tatapan kemarahan. "Apa maumu sekarang?" tanya Alyssa sambil berusaha menahan tangisnya.
"Tidak bisakah kau kembali kepelukanku Alyssa? Mengapa kau terus menerus membuatku seperti ini!"
Plakk~
Alyssa dengan cepat menampar pipi William dengan keras. Mauren yang menyaksikan itu dari kejauhan langsung menutup mulutnya karena tidak menyangka bahwa sahabatnya itu benar-benar memukul William.
"KAU JANGAN MENJADI PRIA YANG MANIPULATIF SEOLAH OLAH KAU YANG TERSAKITI DISINI! KAU SUDAH MEMBUATKU TERJEBAK BERTAHUN-TAHUN LAMANYA. AKU TERUS MEMENDAN RASA SAKITKU SENDIRIAN! APA KAU TAHU ITU!" murka Alyssa sambil menangis.
"Dan dengan gampangnya kau memintaku untuk kembali lagi. Apa kau tidak berfikir betapa sakitnya aku Will?" lanjut Alyssa dengan lirih.
Gadis itu merosot dan berjongkok kemudian menyembunyikan wajahnya sambil terus menangis. William yang melihat kemarahan Alyssa hanya bisa mematung ditempat tanpa berbicara sepatah katapun. Disisi lain, Mauren yang sudah tak tahan melihat Alyssa menangis kemudian menghampiri keduanya dan menarik Alyssa untuk pergi.
Sebelum dia pergi ia berkata sesuatu kepada Will. "Jangan pernah ganggu hidup Alyssa lagi!" ucap Mauren dengan nada penuh penekanan.
"Jangan sampai aku melihatmu berhubungan dengan orang itu lagi Alyssa!" racau Mauren sambil terus menarik tangan Alyssa menjauh dari William.
Sementara itu, disisi lain ada seorang Pria yang sedari tadi menyaksikan pertikaian mereka. Siapa lagi kalau bukan Al. Pria itu tak sengaja datang kekampus untuk menjemput Alyssa. Tapi ia malah melihat pemandangan tak mengenakkan didepan matanya.
"Sudahlah. Kau kalah," ujar Al yang tiba-tiba muncul dibelakang William yang masih mematung ditempatnya.
William yang mendengar itu langsung menoleh kearah Al dengan wajah marah. "Aku tidak akan kalah darimu bajingan!"
"Baiklah-baiklah jika kau menantangku. Tapi jangan sampai kau menangis jika kau kalah," ucap Al.
William kemudian pergi meninggalkan Al dengan tangannya yang terkepal. Alva yang melihat itu kmhanya tersenyum meremehkan dan masuk kedalam kampus untuk mencari Alyssa. Penampilan Al yang begitu menawan mengundang bisikan dari para mahasiswa dan mahasiswi yang berada disekitar koridor. Beberapa orang mencoba menggoda Al dan melambai-lambaikan tangannya.
Tapi tiba-tiba, Rania datang dan mendekat kearah Al. Gadis itu bersikap sok akrab kepada Al agar para mahasiswa dan mahasiswi mengira Rania adalah kekasih Al. "Apa kau melihat Alyssa?" tanya Al kepada Rania.
"Em tidak. Al apa bisa kau mengantarku pulang?" ujar Rania.
"Hei wanita tidak tahu malu! Jangan mengganggu calon suami orang!" ujar Alyssa yang tiba-tiba muncul.
Al kemudian tersenyum kearah Alyssa. Sedangkan Rania, Gadis itu memasang wajah marah. Alyssa dan Mauren kemudian mendekat kearah Al dan Rania. "Kau tidak laku ya makanya mau merebut Calon Suami Orang?" ejek Mauren.
Rania pun mendapat ejekan dari para Mahasiswa dikoridor karena tingkahnya yang kecentilan terhadap Al. Karena kesal, Rania pun pergi dengan menghentakkan kakinya. Alyssa dan Mauren yang melihat itu langsung tertawa bersama.
"Apa kau sesenang itu?" tanya Al saat melihat Alyssa tertawa.
"Kau tidak perlu tahu," ucap Alyssa.
"Shut. William," bisik Mauren sambil menyenggol lengan Alyssa.