akhirnya aku didaftarkan ke senhyung school. ada 3 tingkatan. sd, smp dan sma. ya sudah deh. aku sebenarnya masih agak marah sama mama. kenapa aku seperti dibuang dulu.
keesokan harinya di sekolah baru:
"pagi anak anak, ibu perkenalkan disini kita punya murid baru cantik sekalii~ bisa jadi model di sekolah kita. nah, nak silahkan masuk" ujar bu Kim. wali kelasku. aku mulai memasuki kelas dan dilihatin semua anak satu kelas. membuatku gugup. "halo..namaku Kang Sinyoung, mohon bantuannya" ucapku. "kyaa cantiik". "wuah selamat datang manis~". "yes! kelas kita memang benar benar kumpulan anak elite". kalimat pujian terlontar pada semua anak kepadaku. aku tersenyum sedikit walau rasanya geli jika tersenyum. maklum, aku kurang tersenyum. "haha sudah sudah anak anak, sinyoung nanti tidak enak. kamu tidak papa sinyoung?" tanya bu kim. aku mengangguk. "kamu duduk di sebelah Lee Hayoung ya?" ucap bu kim menunjuk kursi di sebelah hayoung. aku hanya mengangguk dan langsung duduk. "wahaha murid baru kita sepertinya tak banyak bicara ya. okay, kita mulai pelajarannya".
istirahat:
"sinyoung" panggil murid di sebelahku, hayoung. "kenapa?" tanyaku balik singkat. "tukaran nomor yuk" ajaknya. aku hanya mengeluarkan hp dan memberikannya. "ah okay sebentar" ucap hayoung paham gerak gerikku.
drrk (aku berdiri)
"udah nih, mau kemana kamu?" tanyanya begitu aku bangkit dari kursi. "taruh saja di laci, aku akan keluar sebentar" jawabku dan langsung keluar kelas. aku iseng ke gedung sd. dan aku melihat anak diganggu.
"hei, lihat dia! dia seperti perempuan kan? hahahaha". "iyaa nihh, dasinya siniin". anak anak itu mengambil dasi anak itu dan menguraikan nya. dasi yang terikat rapi di urai sembarangan. kasian anak itu. aku menghampirinya. "hei apa yang kau lakukan padanya?" tanyaku. anak itu menoleh ke arahku. dia..dia manis sekali. "kakak siapa sih? anak sma kok sampai sini?" tanya salah satu anak itu. "kakak..aku kakaknya dia! kenapa? berani kau menganggu adikku? hei sini bawa sini dasinya dia" pintaku tegas. lantas anak anak itu langsung memberikan dasi itu. "hei dengar, kakak bukan mengancam kalian, tapi memperingati. kalian kan berteman, jangan saling menganggu ya. janji dulu sama kakak kalau nggak pernah ganggu dia lagi. oke?" ujarku. "iya kak, janji.". "Yoo Sungbin, maaf ya, kita nggak akan ganggu kamu lagi" ucap anak itu dan temannya lalu pergi. "kamu nggak apa apa?" tanyaku. "ngg..nggak kok. ma..makasih kak" ujarnya. astaga..manis sekali. padahal dia laki laki. "kakak ini cantik dan keren sekali" gumam anak itu dalam hati. "namamu Yoo Sungbin kan? kakak Kang Sinyoung, sma kelas 1-1. kamu kelas berapa?" tanyaku balik. "aku..kelas 5 sd" jawabnya. "Sungbin, sini mendekat ke kakak. kakak akan pasangkan dasi ini buatmu" ucapku berjongkok di depannya. "iy..iya kak". duh kok susah ya?padahal dasiku tak sesusah ini. aku harus fokus. aku tak boleh melihat wajahnya yang imut. "kalau sedekat ini..rasanya aneh. kenapa tiba tiba deg deg an?" gumam aku dan Sungbin dalam hati. duh! Kang Sinyoung jangan mikir aneh aneh. tak sengaja aku menatap wajahnya. dan kami saling bertatap mata. eh? di..dia menatapku juga? kenapa mata ini nggak bisa beralih ya?. duh aku langsung menunduk ke arah dasi yang kubenarkan. "kak Sinyoung" panggilnya. "eh ke..kenapa?" tolehku. argkhh kenapa hatiku nggak karuan sih rasanya. "kakak rumahnya mana?" tanyanya. "ah em aku rumahnya di perumahan elite xx" jawabku sedikit gugup. "benarkah? rumahku juga daerah situ. rupanya kita sangat ditakdirkan. ya kan kak Sinyoung?" ucapnya. anak ini..tahu arti takdir. kenapa hatiku lirih ya. masa aku..mulai tertarik padanya? enggak! sadarlah!. "be..begitu ya? nanti kita sering sering main ya" ucapku tak sadar. duh kenapa malah mengajak semakin dekat sih Sinyoung!!! kau sudah gilaa. "am..Sung..Sungbin, dasi nya kakak benarkan di rumah ya. dadahh kakak pergi dulu" ucapku bangun dan tanpa sadar menyentuh pundaknya. aduh!! kenapa aku pakai menyentuh pundaknya sih! aku langsung lari ke kelasku.
Sungbin scene:
kak Sinyoung keren sekali..aku iri dengan anak laki laki seumuran dengan kak Sinyoung. mereka pasti bisa dekat sekali bahkan..bisa lebih dari teman dengan kak Sinyoung. aku tersenyum sendiri. tapi senyumanku agak pudar setelah terlintas sesuatu di pikiranku. apa..kak Sinyoung punya pacar?
aku duduk di kursiku. "kamu dari mana Sinyoung? lama sekali. aku menunggumu tau" tanya hayoung. "dari gedung sd" jawabku. tapi kenapa pas sama Sungbin aku jadi banyak omong ya. "what? kenapa ke gedung sd? ada perlu apa?" tanya hayoung. cerita nggak ya. "tadi aku tak sengaja ketemu anak kelas 5 diganggu temannya. lalu aku menolongnya dan mereka janji padaku nggak akan mengganggu Yoo Sungbin lagi. dan kenapa..aku jadi gugup melihat wajahnya yang imut dan menggemaskan. ini dasi dia, rumah kita 1 kompleks. jadi aku berniat membenarkan nya dirumah. saat aku membenarkan di depannya tadi aku sangat gugup..jantungku deg deg an terus jadi tak bisa fokus. aku tak tau kenapa begini" ceritaku sambil menunjukan dasi milik Sungbin. "ah~ begitu ya? tapi kenapa kau jadi banyak omong? sebentar! jangan bilang kamu..tertarik sama Sungbin?" curiga hayoung. aku menoleh kepadanya. "mana bisa?" ujarku. "bisa dong. umur kalian kan cuma selisih 5 tahun. aku saja bisa jatuh hati pada member omega v, Lee Hwicheon, line 1995" jawa nya. apa yang dibilang hayoung benar?. "Sinyoung, kamu belum sadar perasaanmu? coba bayangkan ini, kan kamu 5 tahun lebih tua dari Yoo Sungbin. kamu sedang jalan berdua dengan Sungbin, lalu teman seumuran Sungbin datang menghampiri kalian. si temannya Sungbin menyatakan cintanya pada Sungbin di depan kamu. lalu Sungbin menerima cinta itu lalu mereka berdua pacaran. dan kau cuma dianggap kakaknya saja. bagaimana perasaanmu? eh? Sin..Sinyoung?!" teriak Hayoung ditengah dia bercerita. tak sadar aku mengeluarkan banyak air mata. eh? air..mata?. apa aku benar benar mulai suka dengan Yoo Sungbin? tapi ini tak mungkin. rasanya tak mau kehilangan Sungbin..padahal aku cuma kakak kelasnya. apa Sungbin juga merasa begitu?. "tuhkan, kau tuh mulai suka dengan Yoo Sungbin, sebaiknya kau segera peka dan memberitahu soal perasaanmu ke dia" ucap Hayoung.