Hayoung memberiku tisu. aku mengelap air mataku dengan tisu itu. tapi anehnya air mataku terus mengalir. seakan akan terjadi di dunia nyata. lalu guru bahasa ku datang, Bu Park. "selamat siang anak anak. how are you today? I know you fine..but..Hayoung, kenapa temanmu menangis?" tanya Bu Park. "Bu, saya izin bawa teman saya ke uks ya, sepertinya dia kena tekanan. permisi" ucap Hayoung. "ah~ iya iya silahkan".
di uks:
"Sinyoung..maaf ya aku nggak seharusnya begitu" ucap Hayoung minta maaf dan menepuk nepuk punggungku pelan. aku menggeleng. "ini bukan salahmu" ujarku menyeka air mataku. "tapi-" "berkat kau, aku jadi sedikit mengerti. makasih" potongku sambil memeluk Hayoung. "iya". "kakak!" panggil suara yang kukenal. Yoo Sungbin?. aku menoleh. "Yoo Sungbin?" ucapku. "kak Sinyoung kenapa menangis? siapa yang membuat kakak menangis?? sini aku bantu lap air mata kakak" ucap Sungbin menyeka air mata dipipiku. deg! kami..bertatap mata lagi. bagaimana bisa..dia berbuat seperti ini. "sudah..kakak baik baik saja kok, kamu jangan khawatir ya, Sungbin" ujarku memegang tangan Sungbin yang ada dipipiku saat menyeka air mataku.
Sungbin scene:
apa? ta..tanganku dipegang sama kak Sinyoung?!. kenapa aku..merasa deg deg an sekali. kalau dikatakan suka sama kak Sinyoung itu terlalu tidak mungkin. tapi kenapa aku se deg degan ini.
"kakak..ada sesuatu yang mau aku tanyakan. tapi..aku takut kakak marah dan malah menjauh dari aku" ucapnya menunduk. aku dan Hayoung saling bertatap. "ka..kamu mau tanya apa?" tanyaku. "se..sebenarnya..itu..apa kakak tidak punya-" "kamu kenapa sampai kesini? bawa buku? kamu sebenarnya mau kemana?" potong Hayoung. "ah..aku mau ke perpustakaan mengembalikan buku, tapi entah kenapa kakiku berjalan kesini" jawab Sungbin. "bisa ulangi nggak, kamu mau tanya apa?" tanyaku. "ah..itu..kakak tidak punya-"
kriiing kriiing (bel pulang)
"kak, nanti aja ya pas dirumah" ujar Sungbin berlari keluar. dan setelah air mataku di lap sama Sungbin aku bisa berhenti menangis. "loh? kau udah nggak nangis lagi?" tanyanya. aku menggeleng. "lah kenapa kalau pas ketemu Sungbin langsung berhenti nangis nya? jangan jangan benar dugaanku" ujar Hayoung. "soal apa?" tanyaku. "soal kau suka sama Yoo Sungbin" ucapnya. "nggak mungkin" ucapku. "mungkin aja dong Sinyoung!! aku yakin dia mau tanya apa kau punya pacar atau tidak" ujar Hayoung kesal. deg..deg..apa?. "Hayoung" panggilku. "apalagi?! kalau kau masih bilang nggak percaya, kutinggal kamu" tolehnya. "kalau itu beneran, aku harus apa?" tanyaku. "eh? hm..pacarin aja" jawabnya seenaknya. "kau gila? masa anak seumur gitu punya pacar" tanyaku. "apa? aku lagi..hm..jadi KAKTD aja" ujarnya. "apa itu?" tanyaku tak paham. "Kakak Adik Kelas Tapi Dekat" jelasnya. sejujurnya aku masih tak percaya. "aku pulang duluan ya" ucapku. "yooo hati hati".
sesampainya di depan rumah:
aku membuka gerbang dan masuk ke dalam kamarku. lalu aku mengucir rambut dan merapikan poni.
ting tong!!!! "tante Yoonji~ tante Yoonji~" panggil suara dari luar .hah? siapa ya? "sebentarr".
begitu membuka pintu aku kaget. "Yoo Sungbin?" "loh? kakak? eh jangan bilang..kakak itu anaknya tante Yoonji?" tanyanya. "a..aku memang anaknya" jawabku. "ha~ dunia ini sempit sekali ya, dimana ada aku disitu pasti ada kak Sinyoung. tapi..entah kenapa aku senang bertemu kakak setiap hari. oh ya ini ada oleh oleh tas dari mama habis pergi dari paris" ujarnya memberikan 1 tas mahal. "makasih ya, nanti aku sampai in ke mama. rumahmu di sebelah mana?" tanyaku. "itu, urutan ke 5 dari rumah kakak. dekat kan. aku harap aku juga bisa..dekat sama kakak" ucapnya pelan. deg. apa..maksudnya. "ah..begitu ya? anu Sungbin mau masuk dulu? mama kakak lagi kerja. pulang malam nanti. sangat larut sekali" tawarku. "bo..boleh". aku melihat raut wajahnya ada yang dipikirkan. "kamu ada masalah apa? sepertinya sedang tidak enak" tanyaku. "anu..ini..tapi kakak jangan marah dan menjauh. kakak..apa kakak tidak punya pa..pacar?!" tanyanya sambil merem. eh? kenapa tanya begitu. "eh..aku..tak punya pacar. kenapa memangnya?" tanyaku. "be..benarkah? kalau gitu, kakak jangan pacaran ya! aku juga nggak akan pacaran!" jawabnya antusias. "ke..kenapa begitu?" tanyaku. "kak Sinyoung..jangan pacaran..pokoknya jangan pacaran dan tunggu sampai aku sma ya!" ucapnya. sebenarnya entah kenapa aku agak lega setelah dia bilang tidak pacaran. aku terseyum. "iya. kakak janji sama kamu".
besoknya di sekolah:
"hei..kau kenapa? menyeramkan sekali senyum begitu. ada apa sih? nggak kayak kamu yang biasanya" tanya Hayoung penasaran. "nggak papa" jawabku. "hei kau habis ditembak dengan Yoo Sungbin ya?" tanyanya. "apa?! nggak kok! ngarang kau" bantahku. "atau jangan jangan..kau..habis tidur dengan Yoo Sungbin semalam?" tanyanya nyeleneh sambil tersenyum. "kau benar benar, sudah gila yaa?!!" jawabku emosi memukul kepalanya dengan bolpenku. "haha habisnya sih..mencurigakan sekali. wajahmu memerah ketika aku bilang begitu. jadi semakin yakin deh ahahaha" ucapnya tertawa. aku tak menghiraukannya. "hei hari ini apa akan turun hujan?" tanyaku. "sepertinya sih..cuacanya juga mendung. kenapa?" tanyanya balik. "nggak..cuma..apa Sungbin membawa payung?" jawabku tidak sadar. "apa?!! hei Kang Sinyoung!! kau yang benar saja!! dirimu saja tidak bawa payung, kenapa segitunya mengkhawatirkan orang lain daripada dirimu sendiri?!" ucap Hayoung emosi. "eh? aku..bukan begitu Hayoung, tapi..aduh.." ucapku terhenti. Hayoung menepuk pundakku. "ha~ segitu sukanya kau dengan Yoo Sungbin sampai rela berkorban demi dia?" tanya Hayoung. "ti..tidak. aku hanya kebetulan kepikiran aja. tolong jangan mikir aneh aneh" ucapku membantah. "kalau dipikir jangan aneh aneh malah tambah kepikiran loh~kau nggak tahu kan?" tanyanya. aku diam saja. "hei, Kang Sinyoung! ada yang mencarimu tuh~ anak laki laki" teriak Kim Siyoon. teman sekelasku. aku keluar kelas sebentar. "ada apa Sungbin?" tanyaku. "dasinya sudah?" tanyanya. "oh iya! sudah..nih" jawabku memberikan dasinya. "eu..Sungbin, cuacanya sedang mendung. apa kau bawa payung?" tanyaku. dia menggeleng. "kalau gitu-"
kriiing
lagi lagi terpotong bel masuk. "aku masuk dulu ya kak" ujar Sungbin. "iya".