"Brrakkk!" sebuah truk menabrak seorang pengemudi sepeda motor.
Cika dan Elen yang kebetulan melintasi jalan tersebutpun ikut berhenti dan melihat siapa yang menjadi korban dari kecelakaan tanpa disengaja itu. Terlihat kondisi sepeda motor yang sudah berantakan sementara truk hanya rusak dibagian depan dan spionnya saja karena berbelok secara tiba-tiba untuk menghindari laju sepeda motor. Tetapi, naasnya si pengemudi sepeda motor tidak bisa diselamatkan.
"Innalillahi," seru warga yang berada di sekitar tempat kejadiann pertama itu.
Cika dan Elen segera berlari dan melihat si pengemudi sepeda motor yang dinyatakan telah tiada. Sontak saja, ini sangat mengejutkan ternyata yang menjadi korban dari tabrakan truk dan sepeda motor itu adalah Aldo. Yups, Aldo mantan pacar Fany. Cika dan Elen saling menatap satu sama lain.
Dalam kondisi seperti ini mereka melupakan seperti apa kejamnya Aldo yang dengan teganya mempermainkan hati Fany. Pada saat ini yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya memberitahu Fany beserta keluarga Aldo bahwa anak kesayangan mereka telah tiada. Karena, tidak mungkin juga naluri dan hati seorang perempuan seperti Cika dan Elen tidak digunakann disaat miris seperti ini. Tetap saja, namanya juga seorang wanita mereka pasti akan menggunakan hatinya.
Tidak disangka, untuk pertama kalinya melihat kejadian naas di depan matanya, Elen meneteskan air matanya, air mata ini adalah air mata kesedihan dan diselimuti dengan rasa tidak percaya. Sebab, Elen tahu seperti apa Aldo, seburuk-buruknya Aldo, tetap saja ia pernah dan sempat menjadi alasan sahabatnya, Fany tersenyum.
Apa jadinya ketika Fany mengetahui bahwa laki-laki yang dulu menjadi kekasihnya saat ini sudah kembali ke tangan Tuhan. Bahkan, Elen maish ragu bahwa Fany bisa menrima kenyataan yang terjadi kepada Aldo saat ini. Jauh didalam lubuk hati Elen, ia menganggap bahwa ini adalah akhir dari kisah Fany dan Aldo, ternyata Tuhan mengirimkan kematian sebagai balasan atas penghianatan yang telah Aldo lakukan kepada Fany.
"Biar saya hubungi keluarganya," ucap Elen.
Elen dengan kuat hati berusaha untuk memberitahu keluarga Aldo, sementara warga yang pada saat itu berkumpul membantu membawa jenazah Aldo ke rumah sakit terdekat untuk segera ditindak lanjuti. Terdengar isak tangis dan masih diselimuti dengan rasa tidak percaya bahwa nak satu-satunya dari Ayah dan Ibu Aldo saat ini sudah tidak lagi ada di dunia. Semuanya berbilasungkawa, ucapan kesedihan berdatangan, bahkan rumah duka Aldo yang berada di Cinerepun dipenuhi dengan karangan bunga.
"Gue masih gak percaya sama semua ini, dia emang jahat. Tapi, kenapa kayak gini balasannya Tuhan? Bukan ini yang gue mau," rengek Fany.
Semua teman dan kerabat Aldo datang ke rumah duka, tangisan kesedihan semakin bergelut ketika jenazah Aldo digotong untuk disembahyangkan. Saat itu juga kebencian yang Fany miliki untuk Aldo usai. Bahkan, saat ini rasa kesal, amarah dan dendam yang ada sudah pudar. Tuhah memang Maha Adil, dan jalan yang telah Tuhan berikan sangat luar biasa.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kepada setiap hamba-Nya, sewaktu beberapa minggu lalu, Fany yang berkenan untuk mengakhiri hidupnya, tetapi nyawa Aldo yang Tuhan perkenankan untuk kembali terlebih dahulu. Ini adalah sebuah tragedy yang berada di luar akal sehat manusia, itu sebabnya apapun yang menjadi jalan hidup manusia, tidak ada yang tahu kecuali Tuhan.
Yang saat ini bisa Elen dan Cika lakukan hanyalah memberikann kekuatan kepada Fany yang belum sepenuhnya bisa menrima kenyataan bahwa mantan kekasihnya harus benar-benar hilang dari dunia. Tidak hanya dari dunianya saja tetapi dari dunia semua orang. Pada sat kematian Aldo, Fany melihat seorang perempuan yang saat itu sempat diboncengi oleh Aldo datang.
Ia datang kengan pakaian serba hitam, terlihat wajahnya yang sangat sedih. Ia bisa melihat air mata yang membasahi pipinya ketika melihat jenazah Aldo yang digotong dari rumah duka menuju mobil jenazah. Isak tangis semakin menjadi ketika tumpukan tanah telah menutupi seluruh tubuh Aldo yang dibungkus dengan kain kafan. Perlahan-lahan menghilang dan sudah tiada.
"Mbak?" panggil seseorang.
Terdengar suara seorang perempuan yang pada saat itu memanggil Fany dari belakang. Fany yang saat itu bersama dengan Cika dan Elen menoleh bersamaan. Mereka melihat perempuan yang sama, perempuan yang menurut mereka adalah selingkuhan Aldo. Terlihat Fany yang emncoba tegar di hadapan perempuan itu, ia menunggu perempuan itu menyelesaikan langkahnya untuk menghampirinya.
"Ada apa?" tanya Fany.
Perempuan itu peralah berjalan semakin mendekat dan memberikan sebuah CD. Fany bingung CD apa yang perempuan itu berikan. Dengan rasa penasaran yang dimiliki olehnya, Fany mempertanyakan apa yang dimaksud oleh si perempuan itu, ada apa di CD itu?
"Ini adalah amanah yang diberikan oleh almarhum Aldo sebelum dia benar-benar tidak ada, sebenarnya ini sudah sejak lama ada di saya, tetapi saya baru sempat memberikannya sekarang, maaf mungkin ini terlambat," ujar si perempuan.
Setelah menjawab pertanyaan Fany, perempuan itu pergi.
Elen dan Cika menatap CD yang dipegang oleh Fany. Fany mencoba tidak menghiraukan rasa penasarannya terhadap isi CD itu untuk beberapa hari. Tetapi di hari ketiga setelah kematian Aldo, tiba-tiba saja Fany melihat foto kenangannya bersama dengan Aldo beberapa tahun lalu. Ini sangat membuatnya merindukan sosok Aldo.
Mereka memang sudah lama tidak lagi bersama. Tetapi, jarak antara hidup dan mati adalah jarak paling jauh dalam hubungan. Sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk bertemu kecuali di ujung kematian dan berakhir di akhirat.
Fany dengan tangan bergemetar memutar CD itu di layar laptopnya, ia menatap layar laptop yang pada saat itu dipenuhi gambar Aldo. Terlihat Aldo yang pada saat itu sedang memegang sebuah kamera dengan satu tangan, sementara tangan yang lain sedang diinfus. Fany tidak tahu pesan apa yang tengah ingin Aldo sampaikan lewat video ini.
Aldo terlihat tidak baik-baik saja, sebab senyum yang Aldo tunjukkan dalam video itu adalah senyum kepalsuan. Fany tidak tahu kapan Aldo sempat menjalani rawat inap di rumah sakit, karena setahu Fany Aldo tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Setelah itu, Aldo meletakkan kamera yang ia pegang di sebuah sudut ruangan.
Dari situ Aldo mulai menjelaskan sesuatu yang selama ini ai sembunyikan dari Fany. Fany yang mendengar hal ini sontak saja terkejut. Tidak ada yang menyangka bahwa apa yang telah Fany lakukan selama ini adalah sebuah kesalahan.
Fany tidak tahu dosa apa yang telah ia perbuat ditengah hubungannya dengan Aldo. Kesalahpahaman yang terjadi antara mereka benar-benar tidak ada yang menyangka. Bahkan, Aldo dengan sengaja melakukan hal ini agar Fany yang merasa Aldolah yang salah. Drama apa lagi yang tengah coba Tuhan tunjukkan kepada Fany?