Kota Teheran, Iran, 2014.
"Siapa gadis Asia yang kau beli untuk memuaskan hasratmu itu?"
"Apa urusannya denganmu?"
"Jelas itu urusanku! Aku calon istrimu!"
Sayup-sayup terdengar suara pertengkaran. Beberapa barang berjatuhan. Sengaja dibanting.
Sementara itu di ruang gelap tanpa cela cahaya, gadis itu membuka matanya secara perlahan. Sadar dimana dirinya berada, tangis langsung pecah seketika.
Ia duduk dengan memeluk kedua lututnya. Tubuhnya bergetar. Teringat akan kejadian semalam. Kejadian hina yang menimpa dirinya. Pria asing telah merenggut mahkota kesuciannya dengan paksa.
Deretan giginya saling bergesekan. Merasa geram. "Rani, kau ternoda! Sudah tidak suci lagi!" Bisikan yang mencoba semakin meruntuhkan pertahanannya.
Srrrkkkk!!
Ia menoleh ke arah sisi kiri. Suara pintu terbuka. Sedikit cahaya masuk dari sana, langsung menyoroti wajah lesunya.
Seorang pria jangkung masuk. Berjalan santai ke arahnya. Membawa sebuah piring berukuran sedang berisikan beberapa kudapan. Ia berjongkok, mensejajarkan posisinya dengan gadis itu. Menyodorkan piring tersebut tanpa bersuara.
Rani hilang akal. Kemarahannya tidak bisa dikendalikan. Dengan mengerahkan sekuat tenaganya, ia menerima piring alumunium itu dan langsung memukulkannya ke kepala pria tersebut.
Trankkkk!!
Dua kali. Pukulan berhasil tepat mengenai tulang parietalnya. Ada suara pekikan menahan sakit. Ia lengah. Rani mengambil kesempatan dan langsung melarikan diri keluar. Berlari kencang tanpa alas kaki. Penampilannya sudah tidak seperti manusia normal.
Jantungnya lebih berpacu kencang dari pada langkahnya. Dari arah timur, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Hingga tanpa sengaja menabrak gadis malang itu yang sedang menyebrang dengan ketakutan.
BRAKK!!
Separuh jalanan bersimbah darah. Rani menutup mata. Tidak sadarkan diri.
***
Aroma kasturi menyeruak masuk ke hidungnya. Ia membuka mata. Melihat kesekitar ruang yang terlihat asing baginya. Terasa ada yang mengganjal di kepala, tangannya segera meraba. Ada perban melilit.
"Siapa namamu?" Wanita dewasa bertanya padanya menggunakan Bahasa Arab.
Gadis itu terkejut. Trauma akan kejadian yang telah menimpa dirinya. Ia menggeleng. Langsung duduk meringkuk ketakutan.
"Disini kamu aman. Ini rumahku dengan suami. Beristirahatlah disini untuk sementara." Senyum wanita itu teduh.
***
Egypt, 2015.
"Kini, namamu Ayna Zainisa. Kamu telah menjadi putri kami."
Hidup baruku akan dimulai. Aku berjanji akan menjadi wanita muslimah dan bertaubat pada-NYA. Atas kisah kotor yang tak terduga itu. Atas prahara keji yang sudah menimpa.
Tuhan, beri aku jalan terangmu. Hijrah ini murni dari palung hati terdalam. Teruntuk cerita kemarin , tolong meredam. Aku tak ingin lagi membuka pagar-pagar kisah kelam yang tak pernah aku dambakan.