Chereads / Remanu : The Ruler of Heart / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

"Di hadapan kedua orang tua, rakyat, dan semesta, aku sahkan kalian sebagai sepasang suami-istri. Silahkan cium mempelaimu," ujar petinggi kerajaan dengan sukacita.

Ayah dan ibu Axel begitu khawatir melihat tingkah putra mereka. Mereka sangat khawatir jika pernikahan ini benar-benar akan menjadi pergunjingan di kerajaan lain. Raja dan ratu Nirwana itu pun tidak enak hati kepada raja dan ratu Florin.

Ibu Axel pun berbisik kepada suaminya tentang tingkah Axel di atas altar. "Apa yang dilakukannya, kenapa dia tidak mencium Charlotte?"

"Diamlah, aku sama paniknya denganmu. Kita lihat apa yang akan dilakukan olehnya, aku sudah memperingatkannya dengan keras," jawab ayah Axel.

Axel hanya terus menatap Charlotte sambil membayangkan seseorang yang ada di pikirannya berdiri dan menjadi pasangannya saat ini.

*

Semua orang menunggu-nunggu Axel mencium pengantinnya. Namun, pangeran Kerajaan Nirwana itu masih terdiam dan menatap dalam Charlotte. Ia tampak masih tidak percaya jika dirinya menikah hari ini.

Charlotte yang sedikit kesal dengan tingkah Axel mencoba untuk tetap sabar dan terus memberikan senyuman. Ia pun mau tidak mau mengambil tindakan yang cukup berani di hadapan orang tua, tamu undangan, dan rakyat. Charlotte mengambil tangan Axel dan sedikit menariknya. Ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah Axel, dan mencium lelaki yang telah resmi menjadi suaminya itu.

Axel terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Charlotte, ia tidak menyangka wanita itu sangat berani. Bukan hanya Axel saja yang terkejut, tetapi juga orang tuanya yang benar-benar tidak enak hati kepada keluarga Charlotte.

"Anak itu benar-benar membuat malu saja. Dia biarkan wanita bertindak di depan umum," ujar Raja Nirwana.

"Sudahlah, nanti saja kita bicarakan mengenai ini. Nikmati saja terlebih dahulu acaranya," balas sang ratu kepada suaminya yang mulai tersulut amarah karena tingkah sang putra.

Raja Nirwana pun mau tidak mau harus menyembunyikan rasa malunya dengan terus tersenyum. Amarahnya harus dipendam sampai acara ini selesai, ia benar-benar harus memberikan pelajaran kepada anaknya. Jika sikapnya seperti ini terus, Raja Nirwana tidak bisa menurunkan tahta kepada putranya dengan segera. Axel terlihat tidak siap untuk menjadi raja, walaupun ia sudah menikahi seorang putri dari kerajaan lain.

Semua tidak berjalan sesuai dengan rencana sang raja yang ingin segera menjadikan anaknya sebagai raja setelah menikah. Ia pun harus menunda masa beristirahatnya yang akan dihabiskan untuk bepergian dengan istrinya. Situasi ini membuat sang raja semakin tertekan dan kembali harus memikirkan rakyatnya.

*

Setelah acara pengesahan pernikahan berlangsung, Axel dan Charlotte pun duduk di tempat yang telah disediakan bersama dengan kedua orang tua mereka sambil menyambut tamu-tamu yang datang. Mereka banyak mendapatkan pujian karena keduanya pasangan yang begitu serasi, Axel yang tepat menjadi pelengkap untuk Charlotte yang cantik dan anggun.

"Kalian memang pasangan yang serasi. Kedua kerajaan sangat beruntung menjadikan kalian pasangan. Aku tidak sabar melihat buah hati kalian, pasti akan sangat cantik dan tampan," ujar salah seorang tamu untungan dari kerajaan lain.

"Terima kasih. Doakan saja agar cepat hadir malaikat kecil penerus kerajaan," jawab Ratu Nirwana. "Ayo, silahkan dinikmati hidangan lainnya." Ratu mempersilahkan dan mengantarkan tamu ke tempat sajian makanan yang telah disediakan sambil berbincang tentang keadaan kerajaan saat ini.

Charlotte terus saja memancarkan kebahagiaan dan senyumannya. Ia seperti sedang menyelamatkan Axel dari gunjingan kerajaan lain, dan berusaha mencuri perhatian agar tidaka ada yang memperhatikan Axel.

'Berterima kasihlah padaku setelah ini karena aku telah menurunkan harga diriku untuk menyelamatkanmu, Axel,' gumam Charlotte dalam hatinya.

Namun, Axel masih terlihat tidak nyaman dan berharap acara ini cepat selesai. Di acara terakhir ini, Axel pun berusaha untuk memberikan senyuman, walaupun tampak tidak nyaman sama sekali untuk memberikannya.

*

Setelah acara pernikahan berlangsung, hari itu juga Charlotte sudah pindah ke istana Kerajaan Nirwana. Ia disambut dengan bahagia oleh keluarga kerajaan, dan diperkenalkan kepada semua pekerja yang ada di kerajaan tersebut.

Sebagai anggota baru, Charlotte akan mendapatkan dayang-dayang khusus yang akan membantunya. Beberapa orang yang dipersiapkan untuk menemani istri pangeran itu melakukan kegiatan sehari-hari. Dayang-dayang bagi keluarga kerajaan adalah hal yang biasa dimiliki oleh setiap anggota.

"Ibu senang anggota keluarga bertambah, istana akan semakin ramai. Apalagi jika kalian sudah memiliki buah hati yang lucu. Ibu berharap kalian akan segera dikarunia buah hati," ujar sang ratu.

"Terima kasih, Bu. Aku sangat senang bisa menjadi anggota Kerajaan Nirwana, dna bisa menemani ibu juga," jawab Charlotte dengan sangat ramah.

Charlotte dan Axel di antar ke kamar pengantin mereka, kamar yang sangat luas dengan dengan banyak perabotan mewah di dalamnya. Namun, Axel tidak terlihat senang dengan perpindahan kamar ini. Ia mengira kamarnya lah yang akan menjadi kamar pengantin, dan di kamar itu ada sofa panjang yang bisa digunakannya untuk tidur terpisah dengan Charlotte. Mau tidak mau, Axel pun menerima apa yang sudah disiapkan untuknya, setelah ini ia akan menata ulang kamar tersebut.

Orang tua Axel pun pergi setelah mengantarkan mereka, berharap di hari pertama ini, keduanya bisa semakin akrab dan mengenal lebih jauh lagi. Mereka juga berharap bisa segera menimang cucu dari Axel dan Charlotte.

Sayangnya, apa yang diharapkan oleh kedua orang tua Axel berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di kamar tersebut. Axel diam seribu bahasa tanpa membicarakan apa pun kepada Charlotte. Sedangkan Charlotte mempertahankan harga dirinya sebagai wanita untuk tidak berbicara duluan, ia merasa sudah cukup harga dirinya hancur setelah menarik Axel untuk menciumnya.

Akhirnya, Axel pun mengeluarkan suaranya untuk pertama kali saat mereka hanya berdua saja.

"Istirahatlah, kau pasti lelah. Aku akan pergi ke kamarku." Axel sama sekali tidak memandang wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya itu.

"Pergi ke kamarmu? Lalu, kau biarkan aku sendirian di sini?" ujar Charlotte yang mulai mengeluarkan rasa kesalnya kepada Axel. Ia merasa lelaki yang sudah menjadi suaminya itu benar-benar tidak memiliki hati sama sekali.

Charlotte berpikir, setidaknya jika memang Axel tidak mencintainya, lelaki itu bisa memperlakukannya dengan baik saja. Mereka bisa menjadi teman untuk bicara, tanpa harus bermesraan seperti pasangan lainnya.

"Lalu, kau ingin aku bagaimana? Bukankah akan lebih nyaman jika kau sendirian?" jawab Axel.

"Kau tak melihat kamar ini sangat besar dan luar? Bagaimana jika orang tuamu tiba-tiba datang, atau pelayan melihatmu tidak ada di kamar ini, malah berada di kamarmu sebelumnya?"

"Jika mereka melihatku, mereka bisa apa? Nikmati saja kehidupan barumu." Axel beranjak pergi dari kamar itu tanpa melihat dan memikirkan perasaan Charlotte lagi.

Charlotte pun tak bisa berkata apa-apa lagi, ia membiarkan Axel pergi, dan berjanji akan membuat pangeran yang menjadi suaminya saat ini luluh kepadanya. Ia benar-benar merasa sedang ditantang kali ini.