Chereads / Remanu : The Ruler of Heart / Chapter 6 - Chapter 6

Chapter 6 - Chapter 6

Beberapa hari setelah Charlotte pindah ke istana, kamar yang diberikan kepada mereka pun akhirnya diubah. Tempat tidur mewah yang hanya ada satu, ditambah lagi, sehingga satu orang memiliki tempat tidur masing-masing. Charlotte awalnya tidak menerima dengan perubahan ini, namun ia merasa ini awal yang baik karena bisa tidur satu kamar dengan Axel.

Charlotte memiliki rencana lain kepada Axel untuk menggodanya dan meluluhkan hatinya. Jika rencananya berhasil dan mereka memiliki buah hati, mungkin saja Axel akan meletakan Charlotte di hatinya. Kemampuan putri dari Kerajaan Florin itu pun tampak diuji kali ini.

Charlotte pun mencoba untuk berbincang kepada dayang pribadi yang dekat dengannya. Annabeth, ia sering dipanggil Anna oleh Charlotte, mereka sudah seperti teman dekat yang saling bertukar pikiran, namun Charlotte lah yang banyak bercerita dan memerintah. Jelas saja ini karena Charlotte jauh di atas Anna.

"Apakah kau pernah menjalin hubungan dengan seseorang, Anna?" tanya Charlotte.

"Em, ada seseorang yang sangat membuatku jatuh hati. Namun, karena aku bekerja di istana, kami tidak lagi berhubungan," jawab Anna.

"Tidak seharusnya seperti itu, jika memang kau ingin bertemu dengannya, ya, bertemu saja," ujar Charlotte.

Anna pun menceritakan bagaimana keadaan sesungguhnya ketika bekerja di dalam istana. Sulit bagi dayang atau pelayan untuk memiliki kehidupan sosial di luar istana. Sulit juga bagi mereka mengejar cinta dengan orang yang berada di luar istana ini. Jika berhubungan dengan orang-orang di lingkungan istana, seperti prajurit atau pelayan lainnya, juga akan susah menemukan waktu yang pas untuk bersama. Seluruh waktu para dayang dan pelayan hanya dihabiskan untuk mengabdi saja.

Charlotte yang mendengar cerita itu merasa prihatin kepada dayangnya itu. Ia pun memiliki rencana untuk mengajak Anna keluar dari kerajaan, menemui lelaki yang dicintainya. Namun, Anna menolak karena tidak enak kepada ratu dan juga Axel.

"Ratu dan raja pasti akan mengerti. Dan Axel … aku ingin bertanya padamu," ujar Charlotte.

"Tentang apa, Putri?" Anna mencoba mencari tahu karena raut wajah sang putri tampak begitu resah.

"Apakah ada wanita yang dicintai oleh Axel, atau apakah kau pernah mendengar sesuatu tentang kisah cintanya?" Wajah Charlotte terlihat begitu serius ketika menanyakan tentang cinta masa lalu sang suami yang mungkin diketahui oleh Anna.

Anna mencoba menceritakan apa yang diketahuinya tentang Axel. Ia banyak mendengar tentang Axel dari prajurit yang sering di temuinya. Axel hanya fokus berperang dan membuat strategi baru dalam perang, sama sekali tidak terlihat wanita di dalam hidupnya. Ia juga banyak bertukar pikiran dengan panglima perangnya yang sudah meninggal dunia saat perang terakhirnya mempertahankan Kota Letveria.

Charlotte menganggukan kepalanya, namun ia masih penasaran dengan sikap Axel yang sangat dingin. Pertanyaan lain pun kembali timbul dalam pikiran wanita cantik itu, 'Mungkinkah ada wanita yang diam-diam dicintai Axel dan membuatnya membenci pernikahan ini?'

*

Perbincangan Charlotte dengan Anna tentang Axel membuatnya semakin tertantang untuk bisa mendapatkan hati Axel sepenuhnya. Ia harus lebih agresif bersikap kepada Axel, baik itu di depan publik maupun ketika mereka berdua saja di kamar. Charlotte seperti tidak peduli dengan masa lalu suaminya, dan tidak ingin tahu juga. Ia merasa dirinya sudah cukup sempurna dari wanita manapun. Terlebih lagi, wanita yang membuat hati Axel sedih tidak pernah terlihat dan dikenalkan ke dalam istana.

"Apa pun itu, yang jelas dia sudah menjadi suamiku," ujar Charlotte kepada Anna.

"Benar sekali, Putri. Oh iya, ada danau di dekat istana, pemandangannya sangat bagus dan damai. Apakah putri ingin ke sana? Pemandangan akan lebih bagus ketika sore hari," ujar Anna.

"Boleh saja. Besok kita ke sana," jawab Charlotte.

Anna tampak ingin memberikan perhatian lebih dan menghibur Charlotte yang sangat gelisah dengan sikap Axel. Ia berharap semakin lama pernikahan sang pangeran dan putri berlangsung, Axel akan berubah.

*

Keesokan harinya, Charlotte pergi ke ruangan khusus yang disediakan untuknya. Ia memilih untuk berkegiatan dan menunjukan keterampilannya agar Axel terkesan dengannya. Ia juga sesekali mengundang Axel ke ruangan itu untuk menemaninya. Saat ini, Charlotte sedang menyukai merangkai bunga dan juga menyulam.

Axel datang untuk sekedar menyapa dan memberikan sikap yang baik kepada Charlotte, walaupun dirinya masih tidak bisa menerima keadaan yang sudah terjadi. Ia tidak ingin terlibat masalah lebih jauh dengan kedua orang tuanya, dan kembali lagi, ia harus menjaga nama baik ayahnya dan nama baik kerajaan ini.

"Kau datang," ujar Charlotte.

Setelah Axel berada di ruangan, semua dayang, pelayan, dan ajudan keluar dari ruangan itu untuk memberikan waktu kepada keduanya.

"Apa yang sedang kau buat?" tanya Axel.

"Rangkaian bunga. Aku ingin meletakkannya di kamar kita," jawab Charlotte.

Setelah mendengar ucapan Charlotte, Axel kembali terdiam dan mengambil setangkai bunga dari atas meja. Ia lalu memperhatikan bunga itu dengan tatapan dalam, dan mulai memancarkan kesedihan di wajahnya.

Charlotte tidak bisa memungkiri, ia kembali curiga dengan sikap suaminya itu, pasti ada seseorang yang masih ada dalam pikirannya saat ini.

"Mengingat seseorang?" ujar Charlotte melirik Axel, lalu kembali fokus dengan rangkaian bunganya.

Axel masih memperhatikan bunga itu. "Tidak. Bunga ini terlihat indah."

"Indah sampai-sampai membuatmu bersedih?" lanjut Charlotte.

Axel melihat Charlotte, ia tidak mau banyak pembahasan lagi dengan istrinya itu, dan memilih untuk meninggalkannya sendirian. Axel seperti ingin menyembunyikan perasaannya agar tidak bisa terbaca oleh istrinya.

*

Hari menjelang sore, Charlotte sama sekali tidak mengetahui di mana suaminya berada, dan para ajudan juga tidak mengetahuinya. Charlotte kembali kesal karena ini bukan yang pertama kalinya Axel pergi tanpa memberitahukannya.

"Mengapa dia selalu seperti ini, apakah dia benar-benar tidak menganggapku?!" ujar Charlotte.

"Mungkin saja ada urusan mendesak, Putri." Anna mencoba untuk menenangkan istri pangeran itu.

Lalu, Anna mengajak Charlotte untuk pergi ke danau yang sempat ia bicarakan kemarin malam. Suasana senja pasti akan membuat Charlotte lebih tenang dan tidak lagi memikirkan kekesalan yang disebabkan oleh suaminya. Dengan begitu, saat mereka berdua sedang berada di kamar, Charlotte bisa berbicara lebih tenang kepada Axel.

Charlotte menyetujui ajakan Anna, ia pun memerintahkan Ajudan untuk mengantarkan mereka ke danau tersebut. Tak lupa, ia meminta izin kepada ratu agar tidak menimbulkan masalah dan juga gunjingan di kemudian hari. Dengan sikapnya yang seperti ini juga, Charlotte bisa lebih dipandang oleh keluarga suaminya.

Ratu sangat mengizinkan karena setelah pindah, Charlotte belum keluar dari istana untuk melihat kota-kota yang ada di Kerajaan Nirwana ini.

"Terima kasih, Bu. Aku akan segera pulang sebelum matahari terbenam," ujar Charlotte.

"Tidak masalah. Selagi ajudan bersamamu, Ibu tidak akan khawatir," jawab sang ratu.

Charlotte pun pamit dan pergi bersama Anna.

Sebenarnya, Anna tidak ingin membawa banyak orang karena akan merusak suasana danau yang cukup tenang. Danau itu juga jarang ada orang yang datang untuk berkunjung karena letaknya yang masih berada di kawasan istana, walaupun jarak yang ditempuh dari istana memakan waktu 10-15 menit.

Charlotte juga sebenarnya tidak ingin membawa ajudan, namun perintah sang ratu tidak bisa dibantah. Oleh karena itu, ia hanya menugaskan dua orang untuk ikut dengan dia dan Anna ke danau tersebut.

*