Setelah mencoba untuk menjadi agresif kepada suaminya, namun gagal, Charlotte tidak akan menyerah dan akan mencoba terus. Setidaknya dia dan Axel berada di kamar yang sama, sewaktu-waktu bisa saja Axel yang akan menghampiri Charlotte, atau ia bisa dengan sengaja tidur di ranjang suaminya.
Setelah Axel menolak apa yang dilakukan oleh Charlotte, ia memilih untuk beristirahat dan membalikan badannya. Perasaannya menjadi aneh setelah mendapatkan sikap agresif dari istrinya sendiri. Memang sedikit aneh, namun itulah yang dirasakan oleh Axel ketika berdekatan dengan istrinya.
Charlotte yang masih terjaga mencoba untuk mengerjakan rajutan yang sedang ia buat. Ia mencoba untuk mengalihkan pikirannya dari rasa ingin menyentuh tubuh Axel. Penolakan itu sudah cukup baginya, dan tidak ingin menghadapi penolakan lain. Namun, Charlotte tetap bersikap manis kepada Axel.
"Selamat malam, Suami," ujar Charlotte memperhatikan Axel. Tatapannya seolah ia sedang melihat santapan lezat di depan mata, namun tidak bisa memakannya karena hidangan itu beracun.
"Em," gumam Axel menjawab Charlotte. Ia berusaha menjadi acuh, namun tidak ingin terlihat jika mengabaikan istrinya itu.
Charlotte tersenyum dan meneruskan rajutannya, ia sangat senang bisa menggoda suaminya malam ini. Namun, godaan itu tidak habis sampai di situ. Charlotte kembali menceritakan masa lalunya untuk memancing Axel bercerita juga.
"Aku penasaran dengan kabar prajurit yang pernah dekat denganku, apakah dia bisa melupakan semua tentang kami? Bukan aku bermaksud sombong, namun menjalin hubungan dengan seorang putri adalah sebuah impian bagaikan di negeri dongeng, bukan?" ujar Charlotte.
"Mengapa tidak kau temui saja lagi? Akan lebih baik jika bertemu dan mengulang masa lalu, bukan? Jadi tidak ada lagi pembicaraan masa lalu yang akan aku dengar karena kau sudah mengetahui dan mengulang cerita masa lalumu." Axel menjawab dengan memejamkan matanya.
"Apakah kau tidak akan cemburu?" Dengan rasa percaya diri Charlotte menanyakan hal itu, padahal dia seharusnya sudah mengetahui apa jawaban yang akan diberikan oleh Axel dari sikap yang selama ini diberikan suaminya itu.
Axel membuka matanya dan membalik badan, serta melihat Charlotte. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Charlotte. Jangan kan cemburu, untuk memikirkan dirinya saja, Axel merasa malas sekali.
Charlotte menyadari jika Axel melihatnya, mereka pun saling bertatapan satu sama lain. Lalu, Axel kembali membalikan badannya sambari menggelengkan kepalanya. Suami Charlotte itu benar-benar tidak ingin menanggapi apa yang dikatakan oleh istrinya.
"Kenapa? Aku hanya bertanya," ujar Charlotte dengan polosnya.
Axel menyadari jika Charlotte masih berusaha untuk membuatnya berbicara tentang masa lalu, namun dia tetap pada pendiriannya untuk bungkam. Ocehan istrinya itu pun hanya menjadi dongeng sebelum tidur saja.
"Aku sudah katakana tidak akan menceritakan masa laluku padamu. Jadi jangan terus berusaha dan menceritakan apa pun lagi kepadaku, paham?" jawab Axel dengan nada yang datar. Nada itu seperti peringatan keras untuk Charlotte, dan memberitahukan istrinya jika dia tidak peduli dengan masa lalu ataupun cerita cinta sang istri dengan prajuritnya.
"Dasar lelaki keras kepala. Lihat saja nanti, kau juga akan menceritakan banyak hal kepadaku," gumam Charlotte.
Charlotte yang ingin membangun komunikasi dan keromantisan dengan suaminya harus menelan pahitnya balasan yang diberikan oleh sang suami. Tapi ia tidak mau menyerah karena ini baru awal pendekatannya, masih banyak waktu yang belum ia gunakan karena mereka akan seumur hidup bersama.
*
Malam semakin larut, Charlotte tertidur dengan posisi duduk bersandar di ranjangnya. Ia benar-benar tidak bisa menahan kantuk saat merajut. Charlotte pun membereskan peralatan rajutnya untuk bergegas tidur. Namun, saat dirinya ingin beranjak dari ranjang, ia melihat ada yang aneh dari Axel.
Axel mengigaukan sesuatu, ia jelas seperti sedang bermimpi buruk. Charlotte ingin membangunkannya, namun sedikit takut. Pasalnya, Axel bermimpi dan mengigau sampai mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Mimpi itu pasti sangat menakutkan sampai-sampai Axel seperti ini.
"Apakah aku harus membangunkannya?" ujar Charlotte, "Tidak, biarkan saja. Biarkan dia menikmati mimpi buruk itu, itulah akibatnya jika mengabaikanku. Tapi, jika tidak kubangunkan dia akan seperti itu sepanjang malam, tidurku juga akan terganggu."
Charlotte memilih untuk kembali ke ranjangnya dan tidur. Namun, mengabaikan Axel juga membuatnya menjadi gelisah. Ia terus melirik ke arah suaminya untuk memastikan, apakah Axel sudah tidak mengigau lagi? Saat melirik, ternyata Axel masih mengigau, ia benar-benar terlihat sangat kelelahan dengan mimpi tersebut. Charlotte kembali ragu dengan dirinya, apakah dia harus memabngunkan suaminya?.
Charlotte seperti tidak punya pilihan lain. Akhirnya dia beranjak dari ranjangnya dan mencoba mendekati Axel. Tapi, belum sampai langkahnya ke ranjang sang suami, Axel menyudahi igauannya, ia kembali tidur tenang. Charlotte pun bisa bernafas lega dan tidak mengganggu tidur suaminya.
"Akhirnya tidur tenang juga," ujar Charlotte, "Jangan membuatku bimbang, dan merasa bersalah karena tidak membangunkanmu dari mimpi buruk itu." Ia pun kembali ke ranjangnya dan berbaring membelakangi Axel. Matanya mulai terpejam, namun pikirannya masih bangun dan mencoba untuk terus berpikir.
Rasa penasaran itu masih menghampiri Charlotte, ia terus saja bertanya-tanya apa yang dimimpikan sang suami. Terkaan demi terkaan pun terus saja bermunculan, dan yang paling besar adalah suaminya memimpikan wanita yang berhubungan dengan liontin itu.
Charlotte baru menyadari, ia pernah melihat liontin serupa di kamar ibunya. Liontin berbentuk seperti itu biasanya digunakan untuk menyimpan sebuah simbol cinta. Simbol yang bisa berupa gabungan darah, potongan rambut, dan lainnya karena bentuknya seperti tabung kecil.
"Ternyata benar, itu adalah liontin dari masa lalunya. Apakah harus ku musnahkan saja liontin itu? Agar Axel benar-benar lupa dengan masa lalunya. Sebaiknya musnahkan dan melakukan ritual, agar Axel benar-benar berada di pelukanku," gumam Charlotte.
Charlotte yang tidak bisa tidur malam itu pun kembali beranjak dari tempat tidurnya. Ia mencoba untuk mencari liontin itu di sekitar meja yang ada di dekat ranjang suaminya. Charlotte hanya ingin memperhatikan dari dekat saja, apa yang menjadi simbol cinta suaminya dengan masa lalunya.
Charlotte mengendap-endap agar suaminya tidak terbangun. Sayangnya, liontin itu tidak ada di sekitaran meja. Ia lalu mencoba membuka laci meja, namun liontin itu juga tidak ada di sana. Charlotte pun merasa putus asa, ia menjadi kesal dan memutuskan untuk kembali saja ke ranjangnya.
*
'Di mana aku? Ini bukan dunia yang aku tempati. Di mana aku?'
Axel berbalik badan setelah perang yang mengakibatkan panglima perangnya gugur. Namun, saat ia berbalik, dunia yang dilihatnya bukan lagi dunia yang ditinggalinya saat ini. Ia begitu bingung, dan tak tahu arah mana yang harus di ambilnya.
Tempat itu dipenuhi cahaya lampu yang sangat terang, orang berlalu-lalang di mana-mana. Ia juga melihat orang-orang menaiki besi beroda dua dan juga empat. Axel benar-benar bingung di mana dia berada, dan memutuskan untuk mencari tahu.
Saat langkahnya terus berjalan dan mencoba mencari sesuatu yang dikenalnya, dari kejauhan sinar lain muncul dan seseorang muncul dari sinar itu. Seseorang yang sangat dikenalnya dan membuatnya selalu merasa bersalah karena orang itu pergi diakibatkan oleh dirinya.
"Remanu? Apakah itu kau?"