Elea dan pak Bakrie masih disibukkan dengan persiapan penyematan jabatan CEO untuk Elea. Setiap hari, mereka pergi ke kantor untuk membiasakan Elea dan mengenalkan Elea dengan berbagai macam-macam pekerjaan yang ada di Perusahaan yang bergerak di bidang Property tersebut.
Sedangkan Ansel atau Alex palsu, kini disibukkan dengan pekerjaannya sebagai karyawan retail yang bekerja delapan jam setiap hari dan hanya mendapat libur satu hari dalam satu minggu.
Sejak satu minggu pertemuan makan malam bersama ayah juga ibu Elea pun, Ansel dan Elea belum sempat bertemu kembali. Mereka hanya memberi kabar satu sama lain lewat telepon atau video call yang rutin mereka jalani setiap malam menjelang tidur.
Ansel dan Elea memang sedang disibukkan oleh aktivitas mereka yang memakan waktu setiap harinya. Namun pada kenyataannya, bukan Ansel dan Elea saja yang sedang sibuk, ternyata pak Bakrie ayah kandung Elea pun sedang sibuk dengan kesibukkan barunya kini.
Di sebuah Cafe yang tak jauh dari kantor, pak Bakrie mengajak seseorang bertemu.
Siapa seseorang itu?
Pada saat jam kantor sudah berakhir, pak Bakrie sangat bersemangat dengan apa yang akan ia lakukan kal ini. Ya, bertemu dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah Alex. Tentunya Alex yang asli, bukan Alex palsu atau Ansel.
Aglonema Cafe & Resto, pukul 17.00 ...
Pak Bakrie sangat antusias untuk bertemu dengan sosok Alex ini setelah ajudannya Anton memberi informasi padanya terkait siapa sebenarnya laki-laki yang bernama Alex yang mengaku sebagai seorang CEO di Perusahaan majalah ternama tersebut. Tentunya pak Bakrie juga sangat penasaran, fakta apa yang akan ia ketahui dari seorang laki-laki yang bernama Alex tersebut.
Pak Bakrie terlihat sedang melirik ke kanan dan ke kiri menanti kedatangan Alex. Sembari menyesap sedikit demi sedikit kopi yang hendak ia pesan, pak Bakrie tampak tak sabar dengan terlihat sangat gusar dan gelisah.
Beberapa saat kemudian, sosok laki-laki mengucapkan sapaannya terhadap pak Bakrie dari arah belakang.
''Halo, apa benar ini pak Bakrie?'' tanya Alex asli.
Pak Bakrie pun menoleh. Ia sangat terkejut dengan sosok yang baru ia lihat tersebut yang membenarkan bahwa Alex yang minggu lalu menemuinya itu adalah sosok yang berbeda dengan laki-laki yang saat ini sedang berdiri di depannya tersebut.
''A---Alex?!'' pak Bakrie berdiri dan tentunya dengan melebarkan senyumnya pada Alex yang juga melakukan hal yang sama sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pak Bakrie.
''Saya, Alex,'' sapa Alex.
''Saya Bakrie Jovanka,'' ucap pak Bakrie yang lalu mempersilahkan Alex untuk segera duduk.
Alex pun duduk dan mulai bertanya sesuatu pada pak Bakrie tentang Elea.
''Ah ... Maaf, Om. Apa benar Om ini adalah ayah kandung dari Elea Jovanka?'' tanya Alex yang memang diberi tahu oleh Anton saat Anton mencari informasi tentangnya lalu berhasil bertemu dengan Alex. Anton yang saat itu menitah Alex untuk mau menemui pak Bakrie yang memang sebagai ayah kandung dari Elea untuk dimintai tolong.
''Iya betul Nak Alex. Kalian berdua ini adalah teman, bukan?'' tanya pak Bakrie.
''Ya, Om. Saya dan Elea adalah teman dekat namun memang saya ataupun Elea belum pernah saling bertemu dengan keluarga masing-masing. Oh ya, Om. Apa kabar Elea saat ini? Sudah lama saya tidak pernah bertemu dengan Elea sejak kelulusan kuliah kami," ujar Alex yang bertutur ramah pada pak Bakrie.
"Elea ..., saat ini baik-baik saja Nak Alex. Kalau boleh Om minta, sebagai teman Elea, mau kan Nak Alex menemui Elea?" tanya pak Bakrie yang seketika membuat Alex bertanya tentang apa maksud dari pembicaraan pak Bakrie yang menitahnya menemui Elea.
"Kalau boleh tahu, memangnya ada apa ini Om? Maaf, saya hanya ingin tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya pada Elea," ujar Alex.
"Jadi begini Nak Alex. Maaf, Om secara tiba-tiba meminta bantuan Nak Alex di hari pertama pertemuan kita ini. Tapi, Om tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi. Kini Om tahu, bahwa Nak Alex bukanlah teman biasa dari Elea itu sebabnya, Elea berani meminjam identitas Nak Alex hanya untuk satu pembuktian,'' jelas pak Bakrie.
''Pembuktian? Pembuktian apa maksud Om?'' tanya Alex yang semakin bingung dengan semua kalimat demi kalimat yang di ucapkan oleh pak Bakrie.
''Beberapa waktu yang lalu, Elea mengenalkan seorang laki-laki yang ia anggap sebagai pacarnya. Dan laki-laki itu, memakai nama Nak Alex sebagai CEO di Perusahaan majalah terkenal milik keluarga Nak Alex. Dan Om hanya ingin tahu kebenarannya, siapa sebenarnya laki-laki yang berani membohongi Om tersebut dengan memakai identitas Nak Alex.''
DEG~~~
Alex terperanjat ketika mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya yang sedang terjadi pada temannya itu Elea Jovanka. Alex pun tidak percaya dan sangat penasaran dengan alasan Elea membohongi ayahnya.
''Om ..., jika memang saya harus membantu Om, saya akan lakukan. Tapi sepertinya saya pun membutuhkan banyak waktu karena Om tahu, bahwa sifat Elea tidak mudah untuk dicari tahu.''
Setelah mendengar persetujuan dari Alex, pak Bakrie pun menyanggupinya dan mengatakan tidak apa-apa jika memang hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pak Bakrie pun memberikan nomor Elea pada Alex karena memang Alex tidak ada akses untuk menemui Elea, teman lamanya tersebut.
Setelah hampir selama setengah jam Alex dan pak Bakrie berbincang dengan serius, Alex pun berpamitan pada pak Bakrie karena ada janji yang lain setelah ini. Pak Bakrie pun lalu pergi dari Aglonema Cafe untuk langsung pulang dan berharap semua akan berjalan dengan lancar.
Di sepanjang perjalanan Alex pun tak henti berpikir. Ia tak habis pikir dengan aksi sang sahabat yang sudah lama tak ia temui itu kini sedang menyembunyikan rahasia besar. Alex pun tak sabar untuk menghubungi Elea, namun saat ini Alex akan lebih dulu menemui teman wanitanya di sebuah Cafe yang tak jauh dari Aglonema Cafe tempat ia dan pak Bakrie baru saja bertemu.
Keesokan hari pun tiba. Pada saat Alex hendak bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun teringat akan Elea. Alex pun keluar kamar dan pergi ke ruang makan untuk menyantap sarapan pagi terlebih dahulu.
Semenit ... dua menit ..., hingga lima menit pun berlalu. Tak butuh waktu lama bagi Alex untuk menyelesaikan sarapannya. Alex masih duduk di kursi makan dengan memainkan ponsel.
Alex mencoba menelepon Elea ... Elea pun langsung mengangkatnya.
''H---Halo, Elea?!'' sapa Alex yang tampak gugup karena sudah lama tidak menyapa teman sekaligus sahabatnya tersebut.
''Halo! Maaf, ini siapa?'' tanya Elea.
''Elea ..., aku ... Alex!'' ucap Alex.
DEG~~~