Pagi cerah, secerah wajah Maya, yang terlihat menggeliat manja di atas kasurnya. Perselisihan sengitnya kemarin dengan Abim tak sedikitpun menggusarkannya, apalagi membekas dalam ingatannya, dia sudah harus maju, menyongsong masa depannya, bersama Kendra!
Baru pukul 04;30
Ah iya, dia harus membangunkan cowoknya itu gumam Maya, tapi kasihan ah, ini masih setengah enam di Bali, terlalu pagi juga untuk membangunkan Kendra sepagi ini, Maya tersenyum sendiri, tapi dia kangen! Lima belas menit Maya bergulat dengan pikirannya, senyum – senyum sendiri diatas kasurnya. Kemudian meraih ponselnya.
[P-pagi sayang,] suara Kendra terdengar gemetar, bahkan suara gemelatuk giginya sampai didengar oleh Maya.
"Halo Ndes, kamu kenapa?" Tanya Maya dengan nada khawatir, jangan – jangan cowoknya sedang sakit? Sebab biasanya yang dia dengar itu suara berat Kendra, karena masih dibawah pengaruh rasa kantuk, dan terpaksa harus terbangun karena dering ponselnya.