Sepuluh menit berlalu, pertarungan pikirannya akhirnya menemukan titik temu. Mata Kendra sudah terlihat berat, sepertinya tak bisa di tolerir lagi untuk di paksa untuk terjaga, dan dia harus segera merebahkannya, tempat kerja Niko adalah tempat yang tepat untuk meletakkan kantuknya.
"Mbak aku ke garment dulu ya, mataku berat sekali ini," Pamit Kendra, dia berencana ketempat Niko dan Beni, disana dia bisa menumpang tidur barang beberapa menit, jika ada yang mencarinya, alasan ke garment tentu masih relevan ketika jam kerja, dari pada dia terpergok tidur di mejanya, SP 1 jelas akan dia terima.
"Habis dari mana kamu Ken?" Tanya mbak Dina, hari ini Kendra terlihat tampak kacau di mata mbak Dina, wajahnya kusut dan terlihat lesu, seperti tak bersemangat, dan matanya merah seperti kurang tidur.
"Semalam habis nemenin teman kos jagain pacarnya di rumah sakit mbak, Kendra belum dapat tidur sama sekali," jelas Kendra, kembali dia menguap.