"Entahlah, tapi apakah kita harus membahasnya? Apakah kau juga ingin aku membahas tentang keadaan Vita? keadaan Bagas, Tika? Atau penasaran dengan keadaan kos kita? Entahlah, tak bisakah kita membahas tentang kita saja?" Cerocos Kendra, lagi – lagi Maya tertawa, niatnya menggoda Kendra sukses.
[Cie santai dong pak, kenapa ngegas, aku kan cuma bercanda] Maya terdengar masih tertawa, seperti tak terpengaruh dengan nada kesal Kendra.
"Di tanya kapan pulang?" Tanya Kendra lagi, dia berdiri dari pinggiran kasur, melangkah ke wastafel dekat pintu kamar mandinya.
Sambil menjepit ponsel diantara bahu dan telinganya, dia membuka kran air, membasuh kedua tangannya kemudian melapkannya ke wajah hingga rambut belakangnya, dia melakukan itu berulang kali, hingga wajahnya terlihat segar, meski matanya tak bisa berbohong, bahwa dirinya kurang tidur.