"Aku juga tidak tau kenapa bisa aku tidak pulang, tetapi kata Ratu tadi aku tidak boleh pulang dan aku juga masih diizinkan untuk ikut seleksi pemilihan calon Ratu," jelas Airin yang didengar oleh Mina dengan seksama.
"Itu aneh, tapi aku tidak perduli," kata Mina yang memang Mina tidak mau memikirkan mengapa Ratu tidak memulangkan Airin.
"Kenapa?" tanya Airin, karena setau Airin bahwa Mina itu adalah orang yang sangat ingin tau dan Mina akan terus mencari tau sampai Mina tau.
"Karena yang paling penting kamu tidak pulang!" kata Mina yang membuat Airin terharu hingga kedua mata Airin berkaca-kaca, namun Mina lagi-lagi tidak menyadari hal sekecil itu.
"Aku sangat senang karena kamu tidak pulang, Airin!" kata Mina yang bangun dari duduknya lalu berdiri di hadapan Mina.
Jujur saja perasaan Airin saat ini sangat senang, karena akhirnya ia bisa menjadi orang yang penting untuk orang lain. Seperti saat ini, dirinya menjadi orang penting untuk Mina, sampai-sampai tidak ingin jika dirinya pergi.
Karena sebelumnya Airin tidak pernah dianggap seperti itu, Airin hanya dianggap sebagai orang yang tidak penting. Ini adalah alasan mengapa Airin bisa ada di Kerajaan ini dengan mendaftarkan Airin menjadi peserta calon Ratu.
#Flashback On
Saat Airin baru saja selesai berdandan, pintu kamarnya di buka dan ketika Airin melihat siapa yang membukakan pintu kamarnya itu ternyata sang Ayah yang membukanya.
"Ayah," kata Airin yang berdiri dari duduknya ketika tau bahwa yang datang ke kamarnya ini adalah sang Ayah.
"Sekarang kemas barang-barang kamu," ucap sang Ayah dengan nada seperti mengusir.
"A-ada apa Ayah? kenapa aku harus mengemaskan semua barang-barang aku??" tanya Airin yang sudah terdengar jelas dari nada bicaranya bahwa Airin sangat takut dan juga bingung.
"Kerajaan Almortaza sedang mengadakan audisi pencarian calon Ratu, jadi aku daftarkan saja kamu," jelas sang Ayah dengan entengnya dan itu membuat Airin sedih.
"Kenapa Ayah tidak menanyakan pendapatku terlebih dahulu? kenapa, kenapa Ayah malah mendaftarkan aku begitu saja tanpa persetujuan dari aku??" Airin tidak mengerti dengan apa yang Ayahnya itu lakukan. Jika seperti ini, Airin merasa seperti dirinya terlahir tetapi tidak pernah dianggap, Ayahnya itu selalu saja melakukan apapun kepada Airin tanpa pernah meminta persetujuan dari Airin.
"Untuk apa aku menanyakan persetujuan mu? itu tidak penting, karena aku tidak perlu melakukan hal itu," kata Ayahnya Airin.
"Kamu bukan anak ku jadi aku bebas melakukan hal apapun yang aku inginkan kepada dirimu!" ucap sang Ayah yang membuat hati Airin seperti tercabik-cabik saat mendengar perkataan itu.
"Dan berhenti memanggil diriku Ayah, karena kamu bukan anakku!" setelah mengatakan hal itu, sang Ayah pun pergi keluar dari dalam kamar Airin beserta suara dentuman pintu kamar Airin yang sangat kencang dan di saat itulah air mata Airin turun membasahi pipi mulusnya itu.
Airin sakit hati mendengar Ayahnya berbicara seperti itu, sepanjang hari Airin selalu berpikir tentang apa yang salah dengan dirinya ini sampai-sampai Ayahnya itu sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai seorang anak dan juga selalu memperlakukan dirinya ini dengan sesuka hati.
Airin menghapus air matanya, ia pergi menuju ke lemari pakaiannya dan menyiapkan semua pakaian-pakaian yang akan ia bawa untuk pergi ke Kerajaan Almortaza.
Sebenarnya Airin adalah anak kandung dari Ayahnya itu, tetapi Ayahnya itu tidak mau mengakui Airin sebagai anak kandungnya dikarenakan waktu itu Ibunya Airin sedang berbicara di belakang Kerajaan dan Ayahnya ini melihat Ibunya yang sedang berduaan dengan lelaki lain di tempat yang sepi dan itu membuat Ayahnya Airin ini sangat marah.
Seminggu kemudian Ibunya Airin mengabarkan bahwa dirinya hamil kepada Ayahnya Airin tetapi Ayahnya itu tidak percaya jika yang ada di dalam kandungan Ibunya Airin adalah darah dagingnya, hal itu karena mengingat jika Ibunya Airin ini pernah ketahuan berduaan dengan lelaki lain waktu itu.
Memang Ibu kandungnya Airin ini hanyalah seorang pelayan yang menjadi simpanan Ayah kandung Airin yang seorang keluarga terkaya kedua di Almortaza.
Kadang Airin sangat kesal dengan Ayahnya itu yang selalu mencap dirinya ini sebagai anak haram dan juga Ibunya yang dicap sebagai pelacur. Padahal ini semua masalah berakar dari sang Ayah.
Seberapa besar usaha Airin untuk menolak semua yang Ayahnya lakukan kepada dirinya ini dan mau sebanyak apapun Airin menangis, itu sama sekali tidak mengubah pikiran dari Ayahnya itu dan pada akhirnya pun Airin akan mengikuti kemauan dari sang Ayah.
Dan itulah alasan mengapa Airin bisa menjadi peserta calon Ratu. Jadi jangan heran jika Airin waktu itu sudah sangat senang sekali bahwa ia bisa keluar dari audisi ini karena kalah dalam panahan.
#Flashback End
Setelah berbincang-bincang dengan Airin dan juga Airin meminta Mina untuk menjadi model lukisannya dan Mina sih mau-mau saja karena apapun yang dilukis oleh Airin pasti akan menjadi sangat bagus dan indah. Itung-itung untuk kenangan jika Mina berhasil kembali ke zamannya.
Sekarang Mina sedang berjalan menuju ke kamarnya untuk menaruh lukisan dirinya yang dibuatkan oleh Airin.
Tetapi sebelum ke kamarnya itu, Mina melihat Orion yang sedang duduk di gazebo taman. Tempat favorit dirinya bersama Airin.
Melihat itu langsung saja Mina menghampiri Orion, ketika Mina berjalan menghampiri Orion, Mina melihat bahwa Orion seperti sedang menuliskan sesuatu di buku yang setelah Mina lihat-lihat, ternyata itu adalah buku yang tulisannya membuat Mina pusing kepala. Buku yang Mina temukan di perpustakaan Kerajaan.
Mina berjalan mengendap-endap karena Mina ingin mengkagetkan Orion yang terlihat sedang sangat fokus menulis. Tetapi sayanya Orion sudah menyadari keberadaan Mina. "Tidak usah mengkagetkan ku."
Mina memutarkan bola matanya dan sudah tidak lagi berjalan dengan mengendap-endap, tetapi berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya seperti orang marah.
"Kok lo bisa tau sih kalo gue mau ngagetin lo?" tanya Mina sambil berjalan menghampiri Orion. Itu karena Mina sangat penasaran.
Tetapi Orion tidak menjawab pertanyaan yang telah Mina lontarkan dan itu membuat Mina jadi semakin kesal.
Karena penasaran dengan apa yang Orion tuliskan di dalam buku cokelat itu, akhirnya Mina memutuskan untuk mencoba naik ke gazebo untuk mendekati Orion.
Namun sebelum itu Mina meletakkan lukisan yang bergambar dirinya sendiri di atas gazebo tetapi ia sandarkan di pinggiran atas gazebo.
Orion menulis dengan tenang, bahkan ketika Mina terus saja memperhatikan tulisan dan juga Orion. Mina melihat tulisannya karena ia sangat penasaran dengan apa yang Orion tuliskan tetapi sayangnya Mina tidak dapat membacanya.
Mina memperhatikan Orion karena entah mengapa ketika melihat Orion yang sedang fokus menulis, itu jadi membuat Orion terlihat tampan dengan rahang tegas yang Orion miliki itu.