Chereads / Countdown : Masa Lalu / Chapter 19 - Parfume Tanda Terima Kasih

Chapter 19 - Parfume Tanda Terima Kasih

Saat Mina ingin meninggalkan kebun ini, tak sengaja ekor mata Mina melihat ada bunga Orris yang ditanam di kebun depan dapur kerajaan ini. Karena tau ada bunga Orris, Mina pun berjalan menghampiri bunga tersebut dan melihat bunga itu dengan teliti.

Saat memperhatikan bunga Orris, Mina teringat bahwa bunga ini di dunianya adalah bunga yang cukup lumayan mahal, apalagi minyak bunga Orris bisa dijual sangat mahal. Mina tidak menyangka bahwa dirinya bisa begitu dengan mudah menemukan bunga ini di sini, terlebih lagi bunga ini memang sepertinya sengaja ditanam di kebun ini.

Mina melihat ke sekeliling tanaman yang berada di kebun ini, karena siapa tau ia bisa menemukan bunga lainnya yang sedang ia cari dan benar saja, Mina menemukan bunga yang ia cari.

Mina melihat di ujung kebun terdapat bunga elderflower, bunga tersebut juga sangat cocok untuk dijadikan parfume, terlebih lagi jika kedua bunga itu dijadikan satu parfume dan pasti itu akan menciptakan aroma yang sangat wangi.

Tanpa pikir lama lagi Mina langsung saja memetik kedua bunga tersebut dan membawanya ke dapur. Semua pelayan yang berada di dapur bingung dengan Mina yang tiba-tiba saja masuk ke dapur dengan membawa kedua bunga tersebut di kedua tangannya dengan wajah yang sangat senang.

Mina meletakkan kedua bahan itu di atas meja yang kosong. Setelah meletakkan kedua bunga itu, Mina mengambil sebuah mangkuk tanah liat yang ada tutupnya dan juga Mina meminta kain yang dibawa oleh salah satu pelayan yang Mina lihat.

Kain itu Mina letakkan di dalam mangkuk yang Mina dapat ambil dari dapur kerajaan ini, dengan ujung-ujung kain tersebut menutupi mangkuknya.

Setelah itu Mina membawa bunga Orris dan elderflower untuk ia cucikan biar bunga tersebut bersih. Lalu Mina potong-potong kecil bunga itu ketika Mina sudah selesai membersihkan bunganya.

Sehabis di potong-potong, Mina menuangkan potongan bungan tersebut ke dalam mangkuk yang dalam mangkuk nya sudah dialasi dengan kain dan Mina juga menuangkan air biasa kedalam mangkuk tersebut lalu Mina tutup.

Mina membawa mangkuk itu ke sebuah meja seperti meja pantry tetapi meja itu seperti tembok keramik. Di atas meja pantry itu terdapat papan aluminium dan dibawah nya meja pantry tersebut terdapat sebuah kotak yang ditutup oleh pintu besi.

Mina bingung karena tadi saat Mina bertanya dimana letak kompornya, para pelayan itu menunjuk ke meja pantry ini. Karena masih bingung dan tidak ingin terlalu banyak bertanya, akhirnya Mina mencoba mengecek saja meja pantry ini, mencari dimana letak kompornya. Karena jika Mina banyak bertanya, nanti yang ada pelayan yang ada di dapur ini pasti akan curiga kepada Mina.

Saat Mina sedang seperti mencari sesuatu di atas meja pantry itu, tiba-tiba saja Orion masuk ke dalam dapur berniat untuk mengambil air minum. Tetapi karena ia melihat Mina, jadilah Orion pergi menghampiri Mina.

"Sedang apa kamu?" tanya Orion penasaran karena Mina sedari tadi hanya mengelilingi meja pantry ini.

"Oh Orion, pas banget kamu ada disini. Aku..." sebelum mengatakannya, Mina memperhatikan ke sekeliling nya untuk melihat para pelayan di dapur ini agar Mina tau apakah pelayan disini ingin menguping pembicaraannya atau tidak.

Namun untuk mencari aman, Mina mendekatkan saja dirinya ke telinga Orion dan berbicara dengan berbisik agar tidak ada yang tau. "Aku tidak tau dimana kompornya," kata Mina.

"Pelayan itu bilang katanya kompor ada di sini..." Mina menunjuk meja pantry tanpa diketahui oleh para pelayan itu.

Orion melihat jari telunjuk Mina yang menunjuk ke pantry yang dimaksud oleh Mina. "Tapi tidak ada kompornya." Sekarang Orion mengerti.

Orion menjauh dari Mina dan ia berjongkok untuk membuka pintu kecil yang berada di bawah meja pantry tersebut. Setelah membuka pintu tersebut, Orion pergi kebelakang dapur. Ketika Orion pergi, Mina mencoba melihat apa yang ada di dalam kotak berukuran sedang itu yang awalnya tertutup pintu.

"Mana kompornya? terus dia pergi gitu aja??" Mina pikir di dalam sini ada kompor.

Tak lama kemudian, Orion kembali menghampiri Mina dengan membawa beberapa kayu yang Orion letakkan di dalam kotak itu. Setelah menaruh kayunya dan sudah disusun dengan sedemikian rupa, Orion menghidupkan api dan Mina baru tau ketika Orion meletakkan mangkuk tanah liat yang Mina bawa itu ke atas papan aluminium.

"Ohhh... ternyata tungku kayu toh," seru Mina yang sudah tau ternyata memang tidak ada kompor yang seperti di zamannya itu.

"Kamu masak apa?" tanya Orion.

Mina kembali tersenyum saat dirinya ingat bahwa ia ingin membuatkan parfume untuk Jester. "Aku mau buat parfume untuk Jester!"

"Parfume??" tanya Orion dan di anggukkan oleh Mina.

"Kamu mau aku buatkan parfume?" tawar Mina kepada Orion.

"Memangnya tidak apa-apa?" tanya Orion dengan polosnya.

"Yaa tidak apa-apa, tetapi nanti! soalnya aku lagi mau fokus dulu buat parfume untuk Jester," kata Mina tanpa melunturkan senyumannya.

"Kenapa kamu buatkan Jester parfume?" tanya Orion penasaran. Karena Mina sangat bersemangat sekali membuat parfume untuk Jester.

"Kemarin aku tertidur di perpustakaan tetapi..." Mina kembali berbisik untuk melanjutkan ucapannya itu.

"Aku merasa ada yang menggendong aku seperti pengantin baru, dan saat aku buka mata aku sedikit untuk melihat siapa yang menggendong aku, ternyata itu Jester," jelas Mina sambil berbisik kepada Orion.

"Jadi aku mau buatkan parfume ini sebagai tanda terima kasih aku kepada Jester," kata Mina yang sudah tidak lagi berbisik kepada Orion.

Setelah Mina rasa cukup untuk memasak bunga di dalam mangkuk nya, Mina mengangkat mangkuk tersebut dan meletakkannya di sebelah meja pantry yang tidak ada lapisan papan aluminium.

Saat meletakkan mangkuk tersebut, Orion pun pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah ataupun dua patah kata kepada Mina.

Mina membawa mangkuk tersebut ke tempat yang aman di dalam dapur ini, karena setelah dimasak. parfume ini harus di diamkan selama semalaman terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

* * * *

Keesokan harinya Mina membuatkan air dari bunga melati, karena disini tidka ada yang jualan Hedione jadi Mina harus membuatnya sendiri. Hedione ini adalah aroma kimia yang beraroma bunga melati.

Setelah selesai membuatkan Hedione buatan nya sendiri, Mina membawa mangkuk kecil ke dekat mangkuk yang berisi cairan parfume yang kemarin ia buat.

Mina membuka tutup mangkuknya dan ia mengambil kain yang berada di dalam mangkuk tersebut dengan ujung-ujung kain itu Mina gabungkan.

Lalu setelah itu Mina mengangkat kain itu tepat di atas botol yang nantinya akan menjadi tempat parfume nya. Mina memeras secara perlahan kain itu hingga air parfume yang menyerap di kain itu keluar sampai habis.

Setelah selesai, Mina meletakkan kain itu kembali kedalam mangkuk dan Mina sedikit menuangkan air beraroma melati yang ia buat itu ke dalam parfume, lalu Mina menutup parfume tersebut dengan tutupnya. Untung saja di zaman ini punya tempat parfume yang sama persis di zaman Mina.

Mina kembali merapihkan semua alat-alat yang telah ia gunakan untuk membuat parfume ini dan sekarang Mina tinggal memberikan parfume ini ke Jester.

* * * *

Mina sedang berjalan di koridor, karena Mina sedang mencari Jester untuk memberikan parfume ini kepada Jester. Namun sedari tadi Mina mencari Jester, tetapi sampai saat ini ia belum juga menemukan lelaki itu.

Sampai pada akhirnya Mina melihat Jester yang sedang berbicara dengan seseorang yang entah itu siapa, Mina tidak mengenal orang tersebut.

Mina berjalan menghampiri Jester yang ternyata saat Mina melangkahkan kakinya untuk mendekati Jester, orang yang tadi berbicara dengan Jester itu sudah pergi.

"Selamat pagi Pangeran Jester..." sapa Mina yang sedikit membungkukkan badannya seperti di film-film Kerajaan Barbie yang dulu sering Mina tonton.

"Humeera? tumben sekali kamu menyapa aku seperti itu," ucap Jester yang melihat Mina dengan sopan sekali menyapa dirinya ini seperti ini. Karena biasanya Mina selalu menepuk pundaknya.

"Tidak apa-apa, aku cuman kepengen aja menyapa kamu seperti ini," jawab Mina.

"Oh iya, ini." Mina memberikan botol yang terisi parfume buatannya sendiri kepada Jester.

"Apa ini?" tanya Jester, karena Jester tidak tau apa yang Mina berikan.

"Ini parfume aku buat sendiri sebagai tanda terima kasih aku ke kamu," ucap Mina dengan malu-malu.

"Tanda terima kasih untuk aku?? memangnya terima kasih untuk apa?" tanya Jester, karena Jester merasa bahwa ia tidak membantu Mina.

"Kemarin malam saat aku ketiduran di perpustakaan kerajaan, kamu pindahin aku ke kamar saat aku masih tidur," jelas Mina yang malah membuat Jester bingung. Jester berusaha mengingat kejadian yang Mina ceritakan itu, tetapi tetap saja ia tidak merasa memindahkan Mina pada malam itu. Malah yang Jester ingat, dimalam itu ia bertemu dengan pengurus keuangan di kerajaannya ini.

Karena bingung, jadi Jester terima saja parfume pemberian dari Mina. "Coba kamu pakai parfume nya." Mina ingin melihat bagaimana reaksi dan pendapat Jester saat menyemprotkan parfume yang Mina buat itu ke baju Jester.

Jester pun menyemprotkan parfume pemberian Mina ke tubuhnya sendiri. "Gimana? kamu suka sama aromanya?" tanya Mina.

"Aku suka," jawab Jester yang memang Mina dapat melihat bahwa Jester suka dengan parfume buatannya Mina.

"Ini tadi kamu bilang apa namanya?" tanya Jester sambil menunjukkan botol parfume pemberian Mina.

"Parfume, namanya Parfume. memangnya kamu tidak tau?" pertanyaan Mina itu dijawab dengan gelengan kepala.

"Aku taunya ini namanya itu pewangi," ucap Jester yang membuat Mina kembali teringat.

'Astaga, ini kan aku lagi di kerajaan jadi ya jelas kalo Jester tidak tau itu parfume!' batin Mina.

"Iya itu memang pewangi, cuman aku lebih sering sebut kalo itu parfume. tapi kamu panggil pewangi juga tidak apa-apa, kan sama saja!" jelas Mina tanpa membuat Jester curiga.