Chereads / Countdown : Masa Lalu / Chapter 4 - Bertemu Teman Baik

Chapter 4 - Bertemu Teman Baik

Mina merasa bosan jika terus-terusan berada di dalam kamarnya ini, apalagi sambil memikirkan kenapa dirinya bisa berada di dunia yang sama sekali Mina kenal.

Jadi sekarang Mina memutuskan untuk pergi ke luar dari kamarnya, Mina mencoba menelusuri istana kerajaan ini. Siapa tau ia bisa menemukan petunjuk atas alasan mengapa dirinya bisa berada di sini.

Mina berjalan di koridor istana sambil pandangan matanya memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di sepanjang koridor. Di sepanjang koridor yang Mina lewati memang ramai dilewati oleh para pekerja di istana ini, seperti ada banyak para pelayan yang Mina lihat. Para pelayan itu ada yang membawa nampan berisi makanan, minuman dan ada juga para pelayan yang tidak membawa apapun di tangan nya, tetapi pelayan tersebut berjalan sedikit tergesa-gesa.

Bukan hanya ada para pelayan saja, di koridor juga ada banyak prajurit yang sedang berpatroli dan ada juga yang berdiri tegap di setiap koridor, seperti sedang berjaga-jaga. Selain itu Mina juga bertemu dengan para gadis-gadis yang sedang berbicara bersama gadis lainnya, Mina tau mereka, mereka semua adalah peserta yang mendaftar sebagai calon ratu.

"Lihat, itu kan Humeera," kata perempuan yang berada di koridor ini. Perempuan itu berbicara dengan teman nya yang Mina tidak kenali.

"Tumben sekali dia keluar di saat bukan jam audisi, biasanya kan dia selalu diam di dalam kamarnya," kata teman perempuan yang mengenakan gaun bewarna krem.

Mina hanya diam saja dan melewati mereka berdua itu, Mina sedang tidak tertarik untuk mengurusi mereka berdua. Lagi Mina juga tidak begitu mengerti apa yang mereka maksud tentang dirinya yang selalu diam di dalam kamar.

Mina terus menelusuri koridor istana ini, Mina ingin tau seberapa panjang koridor ini. Soalnya sudah lumayan lama Mina berjalan di koridor tetapi Mina tidak menemukan ujung dari koridor ini.

"Selamat sore nona Humeera," sapa salah satu pelayan yang sekarang pelayan itu sudah membungkuk di hadapan Mina.

Mina bingung ingin merespon pelayan ini bagaimana, masalahnya pelayan yang membungkuk hormat di hadapan Mina ini umurnya lebih tua dari Mina dan Mina merasa bahwa dirinya ini tidak sopan.

Dengan refleks Mina membuat pelayan di hadapan nya ini tidak lagi membungkuk kepada Mina, Mina menegakkan tubuh pelayan tersebut. lalu membalas sapaan dari pelayan ini.

Mina melirik ke sekitarnya, Mina melihat semua mata orang yang ada di sekitarnya tertuju kepada dirinya dan itu membuat Mina jadi merasa canggung.

"Makan sore nona Humeera sudah kami sediakan di kamar nona sendiri seperti biasa," kata pelayan tersebut dengan ramah dan senyum lembutnya.

"Terima kasih, bisa antar kan aku ke kamar?" jujur saja bahwa Mina ini lupa dimana kamarnya berada. Ia hanya berjalan menyusuri koridor dan tanpa sadar, ia tidak tau dimana kamarnya sendiri.

Mendengar permintaan dari Mina, para pelayan langsung membuat formasi di belakang Mina dan ketua pelayan dari mereka ini berdiri di depan Mina dangan memunggungi Mina.

Mina pikir yang akan ikut menemaninya ke kamar hanya salah satu dari mereka tetapi ternyata malah semuanya ikut mengantarkan Mina ke kamar.

Mina menengok ke belakang sambil menghitung ada berapa pelayan yang mengikutinya dari belakang. "Satu dua tiga empat lima enam..." Mina menoleh ke depan dan ia menghitung juga satu pelayan yang berada di depan nya. "Tujuh?"

"Gue disini jadi peserta audisi calon ratu apa bukan sih?? ko kayanya gue diperlakukan istimewa banget di sini," pikir Mina pada dirinya sendiri dengan bergumam kecil.

"Humeera!!" panggil seorang gadis yang membuat Mina tersadar dari pikirannya.

Para pelayan membungkuk ke hadapan gadis yang tadi memanggil Mina. Melihat hal ini, Mina jadi berpikir bahwa sepertinya semua peserta calon ratu diperlakukan istimewa di sini.

Gadis tersebut tersenyum terlebih dahulu kepada para pelayan yang membungkuk hormat kepadanya, dan setelah itu gadis tersebut mendekati Mina.

"Aku seneng kamu akhirnya keluar dari dalam kamar," ucap gadis tersebut saat sudah didekat Mina. Sementara Mina hanya tersenyum saja, abis Mina tidak tau harus menanggapinya apa, soalnya dirinya sendiri pun tidak tau kenapa dirinya ini disini terkenal sebagai gadis yang tidak pernah keluar dari dalam kamar.

"Aku ingin sekali berteman dengan kamu, tapi kamu selalu mengurung diri di dalam kamar di saat selesai jam audisi," kata gadis tersebut terlihat sedih.

"Kamu mau kemana?" tanya gadis tersebut kepada Mina.

"Ke kamar," jawab Mina.

"Sudah mau balik ke kamar?? aku pikir kita bisa ngobrol-ngobrol dulu." Mina melihat itu jadi merasa kasihan kepada gadis di hadapannya ini.

"Kalo gitu kita ngobrol nya di kamar aku aja, gimana?" tidak ada larangan kan di Kerajaan ini untuk mengajak seseorang ke dalam kamar.

* * * *

Mina duduk di kursi meja makan, melihat makanan yang tersaji di atas meja makan membuat perutnya seketika jadi laper.

Mina pikir makanan di kerjaan itu tidak enak, karena ini kerajaan di zaman yang tidak Mina ketahui jadi pikir Mina makanan di sini tidak ada yang enak. Tetapi dari aromanya saja, sudah menjelaskan bahwa ini makanan yang lezat.

Tanpa pikir lama-lama lagi, Mina langsung saja memakan makanan yang ada di hadapannya ini dengan lahap.

Terlihat agak berantakan dari cara Mina makan, dan itu membuat gadis di hadapannya ini menatap bingung Mina. Mana ada seorang calon ratu makan dengan sikap yang tidak feminim.

Saat Mina melirik ke arah perempuan yang ada di hadapannya ini, Mina baru tersadar ketika melihat ekspresi wajah perempuan tersebut. Sambil berdehem, Mina mengubah gaya duduk nya menjadi tegap, lalu ia membersihkan sudut bibirnya yang belepotan lalu makan dengan anggun.

"Lo gak makan? ah maksud gue, bukan maksud aku kamu gak makan?" tanya Mina.

"Tidak, aku tadi udah makan," jawab gadis tersebut setelah duduk di kursi meja makan.

"Siapa nama kamu?" tanya Mina di sela makannya kepada gadis di hadapannya.

"Kamu gak tau nama aku??" tanya gadis ini dengan nada bicara yang tidak percaya, bagaimana bisa Mina tidak mengetahui siapa dirinya ini.

Mina bingung harus jawab apa. Masalahnya Mina memang tidak tau siapa orang yang berada di hadapan nya ini, jangankan orang ini, Mina juga masih belum mengetahui siapa dirinya ini.

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu memberi aku jawaban," kata gadis itu yang membuat Mina merasa lega, karena ia tidak perlu memikirkan alasan.

Gadis itu berdiri dan membungkukkan badan nya sambil memperkenalkan dirinya sendiri. "Namaku Airin."

"Setelah aku beritahu namaku, sekarang giliran kamu kasih tau ke aku alasan apa yang buat kamu itu selalu berdiam diri di kamar dan tidak mau berinteraksi dengan peserta yang lainnya?" Airin kembali duduk di kursi dengan postur tubuh yang tegap dan Mina dapat melihat pancaran mata Airin yang terlihat seperti sangat bersemangat menunggu jawaban dari dirinya ini.

"Kenapa kau ingin tau sekali?" tanya Mina hanya untuk memperpanjang waktu, agar dirinya bisa mencari alasan untuk menjawab pertanyaan dari Airin.

"Kan sudah aku bilang kalau aku ingin berteman sama kamu, jadi aku perlu tau alasan kenapa kamu selalu jadi orang yang pendiam supaya aku bisa merubah sifat pendiam kamu itu," kata Airin.

"Eumm... aku hanya malas saja," jawab Mina seadanya.

"Malas kok setiap hari? tapi tidak apa-apa, karena sekarang kita teman, jadi kamu harus sering keluar dari kamar. Aku ini orangnya tidak bisa diam seperti kamu," jawab Airin dengan semangat.

Mina rasa Airin ini tipe teman yang seperti Rena, sahabat Mina di dunia nyata, dan Mina rasa bahwa Airin ini akan sangat cerewet melebihi Rena. Memang Mina ini juga orang yang tidak bisa diam, periang dan ceroboh, tetapi Mina tidak akan separah Airin ataupun Rena.