Steven menarik rambutnya kasar, pria itu ingin sekali tidur namun kedua matanya sama sekali tak bisa diajak kerja sama.
Pandangannya lurus ke depan, sedikit naik, melihat jam yang sudah menunjukan pukul satu dini hari.
Steven memebuang napas beratnya. "Sepertinya untuk malam ini aku tidak akan tidur," tuturnya bermonolog.
Menoleh, melihat istri pertamanya yang tertidur lelap nan damai. Tak ada ekspresi apa pun yang dikeluarkan Steven kala melihat wajah istrinya itu, biasa saja, sudah tak ada hal menarik lagi yang dapat dicomot oleh Steven.
Sebelah tangannya bergerak, membuka selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya, telapak kakinya berpijak pada lantai keramik yang dingin.
"Sayang, kau mau ke mana?"
Steven mengurungkan niatnya yang akan melangkah, pria itu mendesis, kembali membalikan badannya, dan ternyata istrinya itu hanya mengigau saja.
"Tolong, dalam keadaan tidur pun kau jangan pernah berani-beraninya membuatku emosi!" geram Steven.