"Astaga!"
Kiara tersentak kaget ketika sebuah teriakan melengking bak petir membentur ke dua gendang telinganya.
Dengan segera ia menghampiri suara itu berasal dengan sebelah tangan yang menggenggam gagang sapu serta pengki yang barusan ia bawa di belakang rumah.
"Kiara! Kiara!" teriak Angel menggema, sesekali ia memejamkan kedua matanya guna menahan rasa perih yang menjalar di telapak kaki kirinya.
Setiap pulang kerja Angel selalu memakai sendal capit tipis, dan sekarang ia mendapatkan sebuah kenaasan. Dirinya tak sengaja menginjak pecahan kaca hingga menancap masuk ke dalam kulitnya yang tipis.
"Iya ini, Nyonya," jawab Kiara sedikit berteriak. Ia terus berlari dengan tergopoh-gopoh menghampiri Angel.
"Siapa yang telah memecahkan cangkir itu? Dan kenapa kau tidak membersihkannya dengan segera, hah? Pembantu macam apa kau, benar-benar gial!" serbu Angel masih saja berteriak kasar. Wajahnya tampak memerah, antara amarah dengan menahan rasa sakit.