"Seharusnya kau biarkan saja anak itu tinggal di rumah sakit, kenapa kau yang harus repot menunggunya?" tanya Edrawd sarkas menatap George dengan nyalang.
Sungguh dirinya tidak suka jika George lebih mementingkan Prince dibanding perusahaan. Ia mengeram marah seraya mengepalkan kedua tangannya.
Tidak ada sedikit pun ketakutan yang hadir di dada George, ia menatap ayahnya dengan raut wajah santai seolah yakin tidak akan ada sesuatu buruk yang menimpa dirinya.
"Prince merupakan anakku!" ucap Gorge pelan dengan menekan setiap kata agar ayahnya paham dan mengingat jika Prince merupakan anak dirinya satu-satunya.
Mendengar itu sontak membuat Edward langsung tertawa terbahak-bahak, dan rasa kesal pun seketika sirna begitu saja. Ia menatap anaknya dengan remeh. "Apakah baru saja kau mengatakan sebuah guyonan?" tanyanya terkesan remeh.