"Permisi, apakah kau sedang sibuk?"
Metha tersentak, dengan grusak-grusuk ia memasukan pakaian Prince ke dalam lemari. Kemudian, ia embamikan badannya mendapati seorang wanita yang usianya hampir kepala lima, Sheren.
Metha tersenyum canggung. "Tidak, Tante," jawabnya.
Dapat dilihat Sheren menghela napas tenang. "Syukurlah, jadi kau bisa bantu para pelayan untuk cuci pakaian yang berada di belakang?"
Tanpa berpikir panjang Metha mengangguk cepat. "Sangat bisa, Tante." Tidak apa-apa, Metha juga merasa beruntung karena Sheren mau memberikan dirinya pekerjaan rumahnya daripada dirinya selalu mingkem di dalam kamar.
"Baik, silahkan pergi ke belakang dengan segera," titah Sheren. Tanpa menunggu balasan ia langsung melenggang pergi menjauhi Metha.
Metha menatap kepergian Sheren dengan senyuman lebar yang tercetak jelas di wajahnya. Entahlah, dirinya sungguh merasa senang ketika ada orang yang perhatian kepada dirinya.