"Apakah kita akan langsung pulang?" tanya Metha hati-hati.
Kini kedua insan itu sudah ada di dalam mobil, entah kenapa setelah Bu Indah menjelaskan semuanya Peter mejadi terlihat seperti memendam amarah. Entahlah Metha tak tahu betul apa yang menjadi penyebabnya, mungkin Peter kenal dengan pria yang dimaksud Bu Indah tadi.
Untuk sekarang Metha hanya bisa berdoa agar Peter tak meloloskan amarahnya selama berkendara, karena itu sangatlah berbahaya.
Peter memejamkan kedua matanya, menyenderkan bahunya pada badan kursi kemudi, memjiit pelipisnya yang cukup terasa pening. "Tunggu sebentar." Hanya dua kata itu yang meluncur dari mulut Peter.
Metha mengangguk paham, mungkin suaminya ingin menetralkan amarahnya. Tak apa, justru bagus dari pada terus menggumpal di dalam dada, bisa-bisa meledak di tengah jalan.
Peter memejamkan kedua matanya, pria itu ingin melepasan terlebih dahulu pikiran tentang pria yang menjadi penyebab Ibu Renata keracunan.