Cahaya sinar mentari pagi menerobos pada jelah jendela kamar hotel VIP. Kedua kelopak mata perlahan bergerak akibat terganggu dengan cahaya tersebut.
Bulu mata lentiknya perlahan-lahan terangkat hingga membuat kelopak mata tersebut terbuka.
"Hoaamm ...."
Peter menguap, menutup mulutnya oleh telapak tangan agar tak ada sesuatu yang masuk ke dalam mulutnya.
Peter memegang kepalanya, bukan pusing ataupun pening tapi hanya untuk mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.
Matanya memandang jauh pada atap. Mengingat hari kemarin serta malam merupakan waktu atau masa yang begitu indah selama Peter hidup. Kedua sudut bibirnya terangkat mencetak sebuah senyuman lebar.
Sontak, Peter menoleh ke arah samping di mana sang istri terlihat masih memejamkan matanya damai.
Hatinya begitu terasa berbunga-bunga. Peter akan menyimpan moment ini di dalam ingatan.
"Sayang!" Bukan memanggil tapi bergumam.