Dengan tangan yang bergetar Sagara menyimpan tiga cangkir teh manis ke atas meja berikut beberapa toples cemilannya.
"Terima kasih." Suara lembut bak sutra mengalun indah di kedua indra pendengar Sagara, pria itu nyaris pingsan bila tak mengingat jika di sampingnya ada Bos Luxe.
"Sa-sa-ma s-sam-sama-sana," jawab Sagara terdengar sangat tidak jelas, mohon harap maklum pria itu tengah grogi kala berhadapan langsung dengan Metha.
Bos Luxe geleng-geleng kepala, Metha terkekeh kecil dan Peter menatap Sagara tajam seakan ingin membunuh.
Sungguh Sagara lebih terlihat seperti wanita, begitu tidak gentlenya dirinya sekarang. Wajah yang ditundukan agar tak melihat paras cantik yang dimiliki Metha dari jarak dekat, bukannya apa-apa Sagara takut ia lupa pada dunia nyata yang mengatakan ia sudah move on dari Metha.
Sagara beranjak dari jongkokannya, kemudian pria itu pamit pergi dengan suara yang masih bergetar hebat.
Metha terus tertawa sampai Sagara hilang di balik tembok.